Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, negara-negara mulai melonggarkan aturan pembatasan pergerakan yang sebelumnya diterapkan karena pandemi Virus Corona COVID-19.
Dalam kehidupan di masa transisi, banyak hal berjalan tidak seperti semestinya. Hal ini tentu mempengaruhi kehidupan banyak orang, termasuk perempuan.
Dalam pertemuannya dengan para Menlu wanita seperti Kamina Johnson dari Jamaika, Adriana Mejía dari Kolombia, Asma Mohamed dari Sudan dan sejumlah Menlu wanita lainnya, Menlu Retno membahas pentingnya perlindungan perempuan di berbagai bidang.
Advertisement
Secara singkat, pertemuan tersebut membahas secara spesifik tentang hal apa yang bisa dilakukan untuk mendorong atau mendukung perempuan di masa post-pandemic.
Menlu Retno memiliki satu tagline yang menjadi kunci dalam masalah ini, yakni "reset the button". Makna dari hal tersebut adalah bahwa kebijakan lama sebelum munculnya Virus Corona COVID-19 tidak bisa lagi diterapkan dan para pemimpin negara kini harus memiliki kebijakan baru yang cocok diterapkan dalam masa post-pandemic.
Salah satu peran perempuan yang ditekankan secara khusus adalah pekerja migran.
Kuantitas perempuan mencapai 70% sebagai pekerja migran Indonesia, yang jumlahnya mencapai lebih dari 2 juta pekerja migran.
"Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor informal dengan upah yang biasanya lebih rendah, rentan terhadap dampak COVID-19," papar Menlu Retno.
Data Bank Dunia menyebutkan bahwa penurunan ekonomi saat ini dapat membuat 8,5 juta perempuan pekerja migran menganggur secara global, dan penurunan 20% atau kerugian USD 110 miliar dalam pengiriman uang lintas batas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:
Perlindungan Terhadap Pekerja Migran, UMKM dan Pasukan Perdamaian Dunia
Atas dasar tersebut, Menlu Retno memastikan adanya jaminan bagi mereka untuk bisa kembali bekerja sesegera mungkin agar bisa ikut berkontribusi dalam pemulihan ekonomi.
"Penting juga untuk memastikan bahwa mereka tidak mudah terpapar Virus Corona COVID-19 di tempat kerja," sambung Menlu Retno.
Selain isu pekerja migran, Menlu Retno juga membahas perihal peran perempuan di bidang wirausaha seperti UMKM.
Peran yang dijalankan oleh mereka turut membantu berjalannya roda ekonomi dunia, terlebih melihat fakta bahwa mereka merupakan pemegang usaha dari APD atau masker-masker di Indonesia.
"Sehingga, memberikan peluang bagi mereka untuk menjadi bagian dari produksi pasokan medis nasional selama pandemi ini, dan sebagai bagian dari pengembangan industri kesehatan nasional dalam jangka menengah dan panjang sangat penting," tambah Menlu Retno.
Di bidang lain, Menlu Retno juga membahas soal peran perempuan yang menjadi pasukan perdamaian dunia di mana mereka turut harus mendapat perlindungan, terlebih selama pandemi ini.
Advertisement