Top 3: PM Jepang Tak Percaya Corona COVID-19 Tidak Kuat Cuaca Panas Terpopuler

Berita tentang PM Jepang yang tidak percaya bahwa Virus Corona COVID-19 tidak kuat di cuaca panas menjadi sorotan di Top 3 kanal Global Liputan6.com.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Jun 2020, 09:43 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 09:43 WIB
Aktivitas Warga Tokyo Saat Dilanda Cuaca Panas
Pejalan kaki terlihat di langit-langit cermin di pusat perbelanjaan di Tokyo (11/6/2020). Cuaca panas terus berlanjut di wilayah metropolitan karena suhunya diperkirakan akan naik menjadi 31 derajat Celsius (87,8 derajat Fahrenheit), menurut biro meteorologi Jepang. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak mempercayai bahwa Virus Corona COVID-19 tidak kuat dalam cuaca panas. 

Berita tentang PM Jepang tersebut dalam pembahasan Virus Corona di cuaca panas menjadi berita terpopuler di kanal Global Liputan6.com, Selasa (16/06/2020). 

Isu populer lainnya adalah mengenai warga Australia yang tidak diizinkan berpergian ke luar negeri hingga 17 September 2020. 

Keputusan mengenai aturan tersebut tak terlepas dari dampak pandemi Virus Corona COVID-19, menurut berita itu. 

Artikel yang jadi sorotan lainnya membahas tentang Gedung Putih yang mengatakan ekonomi AS kini dalam tahap pemulihan dari efek melemahkan pandemi Virus Corona COVID-19 yang menutup ribuan bisnis. 

Hal tersebut pun dipaparkan oleh penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow.

Berikut ini artikel terpopuler kanal Global dalam Top 3 Global Liputan6.com:

Saksikan Video Berikut Ini:

1. PM Jepang Tak Percaya Virus Corona COVID-19 Tidak Kuat Cuaca Panas

Tokyo Laporkan 47 Kasus Baru Corona Usai Pencabutan Status Waspada
Orang-orang melintasi sebuah jalan di Tokyo, Jepang, pada 14 Juni 2020. Pemerintah kota Tokyo pada Minggu (14/6) mengonfirmasi 47 kasus infeksi baru corona, beberapa hari setelah Gubernur Yuriko Koike mencabut status waspada COVID-19 agar semua bisnis dapat dibuka kembali. (Xinhua/Du Xiaoyi)

Jepang sudah mencabut status darurat Virus Corona COVID-19. Kasus baru harian di Negeri Sakura juga sudah di bawah 100.

Saat ini, Jepang juga sudah masuk musim panas, dan sempat ada anggapan bahwa virus ini tidak kuat cuaca panas. Akan tetapi, pemimpin Jepang tidak percaya akan hal itu.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencontohkan Virus Corona masih menyebar di Timur Tengah.

Baca selengkapnya...

2. Warga Australia Tak Boleh ke Luar Negeri hingga 17 September

Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)
Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)

Pemerintah Australia memutuskan agar warga negara dan penduduk tetap di negara itu tak boleh ke luar negeri hingga 17 September mendatang. Keputusan ini tak terlepas dari dampak pandemi Virus Corona COVID-19.

Dilaporkan ABC Indonesia, Senin (15/6/2020), warga baru bisa bepergian ke luar negeri, jika nantinya Australia memiliki perjanjian khusus, seperti yang sekarang sedang dirundingkan bersama Selandia Baru dengan sebutan 'Trans Tasmania buble'.

Bulan Maret lalu, Pemerintah Australia mengeluarkan keputusan melarang warganya bepergian dan larangan itu akan berakhir Rabu 17 Juni.

Baca selengkapnya...

3. Gedung Putih Sebut Ekonomi AS Dalam Tahap Pemulihan dari Efek Pandemi Corona

AS Setop Perjalanan dari Eropa
Foto 11 Maret 2020, Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Presiden AS Donald Trump pada Rabu (11/3) mengatakan negaranya akan menangguhkan semua perjalanan dari negara-negara Eropa, kecuali Inggris, selama 30 hari dalam upaya memerangi virus corona Covid-19. (Xinhua/Liu Jie)

Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan ekonomi AS "sekarang dalam tahap pemulihan," dari efek melemahkan pandemi Virus Corona COVID-19 yang menutup ribuan bisnis. Sebelumnya dikatakan angka pengangguran akan tetap tinggi selama berbulan-bulan.

"Saya pikir kita sedang dalam perjalanan kembali. 2021 akan menjadi tahun yang kuat," kata Larry Kudlow kepada CNN, Minggu 14 Juni.

Pemerintah federal AS telah membayar tambahan kompensasi pengangguran sebesar $600 per pekan (Rp 8 juta) kepada lebih dari 40 juta pekerja yang menganggur selain tunjangan pengangguran negara yang kemungkinan akan berakhir sesuai jadwal pada akhir Juli.

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya