Liputan6.com, Jakarta- Aktivis remaja asal Swedia, Greta Thunberg dianugerahi sebuah penghargaan dari Portugal pada 20 Juli 2020.
Greta pun segera menjanjikan hadiah satu juta euro-nya tersebut (atau sekitar Rp. 17 miliar), untuk diberikan kepada kelompok-kelompok yang bekerja untuk melindungi lingkungan dan menghentikan perubahan iklim.
Dalam sebuah video yang dibagikan online, Greta menanggapi pengghargaan yang diraihnya itu dan menyebutnya lebih banyak dari yang ia bayangkan.Â
Advertisement
"Uang itu lebih banyak daripada yang dapat saya bayangkan, tetapi semua hadiah uang akan disumbangkan, melalui yayasan saya, kepada berbagai organisasi dan proyek yang bekerja untuk membantu orang-orang di garis depan, yang terkena dampak krisis iklim dan krisis ekologi," tutur aktivis remaja berusia 17 tahun itu seperti dikutip dari AFP, Rabu (22/7/2020).
Jorge Sampaio, ketua juri ajang pernghargaan itu, Jorge Sampaio, menuturkan bahwa Greta dianugerahi Hadiah Gulbenkian untuk Kemanusiaan karena caranya yang "telah mampu memobilisasi generasi muda untuk penyebab perubahan iklim dan perjuangan gigihnya untuk mengubah status quo yang bertahan."
100.000 euro pertama dari hadiah tersebut akan diberikan oleh Greta untuk kampanye "SOS Amazonia" yang digerakkan oleh Fridays for Future Brazil dalam upaya mengatasi wabah Virus Corona di Amazon.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Hadiah Terbesar yang Dimenangkan
Greta Thunberg juga menuliskan via Twitter, bahwa untuk "100.000 euro lainnya akan diberikan kepada kampanye Stop Ecocide Foundation "untuk mendukung pekerjaan mereka menjadikan ecocide sebagai kejahatan internasional."
Juru kampanye lingkungan asal Swedia tersebut telah memenangkan hadiah hak asasi manusia utama Amnesty International dan Penghargaan Penghidupan Kanan Swedia, yang sering disajikan sebagai alternatif hadiah Nobel, dan satu juta euro itu merupakan hadiah terbesar yang dimenangkannya.
Greta pun mengungkapkan bahwa ia "sangat tersanjung" karena menerima hadiah tahunan Gulbenkian tersebut.
Sebelumnya pada 16 Juli, Greta dan tiga aktivis iklim muda lainnya mengajukan permohonan kepada para pemimpin Uni Eropa untuk "menghadapi keadaan darurat iklim", dalam sebuah surat terbuka yang ditandatangani oleh 150 ilmuwan dan sejumlah selebritas.
Advertisement