Liputan6.com, Jakarta Hampir sepekan setelah ledakan dahsyat Beirut, ratusan keluarga korban yang hilang di reruntuhan bangunan, masih menunggu kabar selanjutnya. Yang lainnya, meski sudah mengadakan pemakaman, tetapi rasa sakit masih terus membekas karena kehilangan.
Salah satunya keluarga Sahar Fares, seorang paramedis di tim pemadam kebakaran yang tewas dalam tragedi ledakan itu, saat mencoba memandamkan api. Sambil menahan air mata, ibunya mengatakan , bagaimana dia tidak akan pernah bisa memaafkan orang yang bertanggung jawab atas ledakan yang menyebabkan kematian putrinya.
"Apa yang bisa saya katakan? Ini kerugian yang sangat besar. Tadinya kami akan berpesta di rumah bersama saudara-saudaranya, tertawa dan bercanda. Itu kerugian yang sangat besar," ungkap ibunda Fares.
Advertisement
"Saya membesarkannya selama 26 tahun dan dia meninggal hanya dalam satu malam. Apa yang bisa saya lakukan? Semoga Tuhan tidak mengampuni mereka atas apa yang mereka lakukan."
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Foto Terakhir
Last photo taken by these heros on their way to extinguish the fire 👩🚒👨🚒. RIP All martyrs now. #Beirut pic.twitter.com/9vBo9y5tYq
— Nader Nakib نادر النقيب🇺🇳♻️ (@naderNakib) August 5, 2020
Sebuah foto para pemadam yang diambil tepat ketika hendak menangani kebakaran di pelabuhan Beirut beredar di dunia maya dan membuat terenyuh siapa saja yang melihatnya. Para pemadam kebakaran berfikir itu memang lebih dari sekadar panggilan rutin tapi tidak akan terlalu berbahaya.
Ketenangan terlihat dari wajah mereka yang tersenyum karena tidak menyangka sedang bergegas menuju sebuah ledakan sekuat gempa bumi yang akhirnya merenggut nyawa.
Kakak Fares, Maria menceritakan bahwa sebelum bertugas, adiknya sedang melakukan panggilan video ke tunangannya untuk meyakinkan dia baik-baik saja dan tidak perlu mengkhawatirkannya. Setelah itu ledakan pertama terjadi dan dia berusaha lari ke tempat yang aman. Namun, semua petugas pemadam kebakaran dan paramedis di tempat kejadian tidak memiliki kesempatan untuk melindungi diri mereka.
Maria berkata, "Sahar Fares tidak akan kembali dan tinggal bersama kami lagi. Meskipun aku masih benar-benar berharap bisa melihatnya untuk terakhir kali sehingga aku bisa memeluknya dan mengucapkan selamat tinggal. Namun nyatanya aku tidak bisa. Aku tidak melihatnya."
Keluarga besarnya telah berkumpul sepanjang minggu untuk berduka dan memberikan penghormatan terakhir kepadanya. Kakak ipar Sahar Fares, Elie Makhlouf, mengatakan mereka menaruh dendam pada pemerintah Lebanon. Pemerintah lebih baik membunuhnya melalui korupsi dan kebencian mereka, katanya.
"Dia dikhianati. Mereka membunuhnya. Mereka membunuh mimpinya. Mereka membunuh masa depannya. Apakah ada orang tua yang ingin mengirim putrinya untuk mati? Dia bekerja untuk negara, dia mengabdi untuk negara," geramnya.
Advertisement
Keluarga Inginkan Penyelidikan
Hingga saat ini di pelabuhan, tempat ribuan ton amonium nitrat disimpan sembarangan sebelum meledak, pencarian korban masih terus berlanjut. Sebagian besar tim pemadam kebakaran yang bertugas bersama masih belum ditemukan.
Anjing pelacak dari tim penyelamat internasional masih melacak di seluruh permukaan yang hangus, tetapi tidak mengharapkan bisa menemukannya dalam keadaan hidup.
Untuk keluarga Sahar Fares, mereka menginginkan penyelidikan internasional atas apa yang mereka sebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Karena menurut mereka, mereka mungkin tidak akan pernah tahu kebenaran atau mendapatkan keadilan jika tidak dilakukan penyelidikan.
Perkembangan Terakhir
Perkembangan Terakhir Dari Ledakan Beirut
- Hingga saat ini, sudah sebanyak 160 orang dinyatakan tewas dalam ledakan pekan lalu, dan lebih dari 6.000 orang terluka. Banyak dari mereka, seperti para pekerja asing terutama warga Suriah, yang masih belum ditemukan. Namun sudah sekitar 45 warga Suriah juga di antara yang tewas.
- Donor internasional telah menjanjikan € 225,7 juta (£ 203,7 juta) untuk bantuan darurat, tetapi ada kekhawatiran tentang bagaimana memastikan bantuan tersebut tidak dimanfaatkan di negara yang terkenal sering kehilangan uang, proyek infrastruktur yang tidak terlihat, dan kurangnya transparansi keuangan.
- Kepala Dana Moneter Internasional mengatakan organisasi itu tidak akan menurunkan dana hingga semua lembaga Lebanon berkomitmen untuk menunjukkan kesediaan untuk melakukan reformasi. Kristalina Georgieva berkata: "Kami membutuhkan kesatuan tujuan di Lebanon, kami membutuhkan semua lembaga untuk berkumpul bersama bertekad untuk melakukan reformasi yang sangat dibutuhkan. Komitmen untuk reformasi ini akan membuka miliaran dolar untuk kepentingan rakyat Lebanon."
- Menteri Lingkungan Lebanon Kattar Demianos telah mengundurkan diri yang artinya beliau adalah menteri kabinet kedua yang mundur setelah ledakan. Dia mengatakan bahwa dia mengundurkan diri sebagai solidaritas dengan para korban.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul
Advertisement