Liputan6.com, Jakarta- Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa dinyatakan positif mengalami COVID-19, dan diketahui tanpa gejala.
Kabar tersebut diumumkan oleh kantor kepresidenan Portugal pada Senin (11 Januari 2021).Â
Baca Juga
de Sousa kini tengah berusaha untuk kembali memenangkan pemilihan umum Portugal yang akan digelar pada Januari mendatang.Â
Advertisement
Dikatakan dalam pernyataan kantor kepresidenan Portugal bahwa de Sousa telah menginformasikan kondisinya kepada Perdana Menteri Antonio Costa dan Menteri Kesehatan Marta Temido, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (21/1/2021).
Presiden berusia 72 tahun tersebut akan menjalani isolasi mandiri di kediaman kepresidenan di Lisbon.
Hasil tes positif terkininya setelah ia sempat dinyatakan negatif COVID-19 pada 6 Januari lalu.
Pada saat itu, de Sousa diketahui melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi Virus Corona COVID-19 dan tetap bekerja sesuai jadwalnya.Â
Perdana Menteri Antonio Costa mengatakan bahwa Portugal telah menghadapi kelonjakan dalam jumlah infeksi dan kematian akibat Virus Corona COVID-19, membuat aturan lockdown baru harus diberlakukan.
Pada pertemuan Kabinet pada 13 Januari besok, pemerintah Portugal akan memutuskan pembatasan serupa dengan yang diberlakukan selama lockdown pertama pada Maret 2020 lalu, kata Costa.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Lonjakan Kasus COVID-19 di Portugal
Pejabat kesehatan Portugal melaporkan kenaikan kematian akibat COVID-19 sebanyak 122 orang dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kematian di negara itu sebanyak 7.965 jiwa.Â
Portugal mencatat rekor 10.176 kasus baru COVID-19 dalam sehari.Â
Sebanyak 3.983 pasien COVID-19 di Portugal saat ini berada dalam perawatan di rumah sakit - jumlah tertinggi baru - termasuk 567 dalam perawatan intensif.
"Kami pasti menghadapi gelombang ketiga" dari virus tersebut, sebut Costa.Â
Menteri Kesehatan Marta Temido, menyebut lonjakan kasus infeksi baru-baru ini pada periode Natal dan musim dingin, dan menyerukan bahwa satu-satunya solusi adalah menurunkan tingkat infeksi dengan memperketat pembatasan.Â
Advertisement