Liputan6.com, Amsterdam - Kerusuhan di Belanda sudah memasuki hari ketiga. Awal kerusuhan terjadi pada Sabtu malam (23/1) ketika ada sekelompok pemuda membakar lokasi tes COVID-19 di Urk. Mereka memprotes diberlakukannya aturan jam malam.
Menurut laporan Dutch News, Selasa (26/1/2021), polisi anti huru-hara dikerahkan di berbagai penjuru Belanda untuk meredam aksi protes yang meluas. Pada Senin malam waktu setempat, setidaknya 70 orang ditahan.
Advertisement
Baca Juga
Pada demo sebelumnya, lebih dari seratus orang ditahan. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte murka dengan aksi kekerasan pendemo.
Di Haarlem dan Rotterdam, polisi memakai gas air mata untuk membubarkan pendemo. Wali Kota Rotterdam Achmed Aboutaleb menggunakan status darurat dan mengerahkan polisi anti huru-hara untuk memakai meriam air.
Kerusuhan juga terjadi di Eindhoven.
Di Amersfoort, polisi diserang dengan kembang api, sementara di Den Bosch ada sekitar 150 pemuda yang sengaja berkumpul untuk melanggar jam malam.
AP News melaporkan bahwa pemuda di Rotterdam ada yang berusaha mengkonfrontasi polisi. Sehingga, pihak berwajib akhirnya menembakan gas air mata.
Di Rotterdam, kerusakan fasilitas umum juga terjadi, seperti pada halte bus. Polisi menyebut situasi sudah lebih tenang, tetapi atmosfernya masih mencekam.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Provokator Online Ditangkap
Polisi juga melacak orang-orang yang memprovokasi kericuhan secara online.
Di provinsi Zeeland, polisi menangkap enam orang di Goes dan Kattendijke karena melakukan provokasi kerusuhan di media sosial. Hal serupa dilakukan di provinsi Noord-Holland.
Sementara, setidaknya enam orang ditangkap di ibu kota Amsterdam.
Pengguna media sosial juga ada yang menyebar rekaman terjadi penjarahan di supermarket di Den Bosch.
Advertisement
PM Rutte Murka
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengecam kerusuhan yang terjadi dan menyebut itu semua tidak bisa diterima.
Rutte menyorot vandalisme di Amsterdam dan Eindhoven, serta Enschede yang mana rumah sakit turut menjadi target.
"Orang normal akan melihat jijik kejadian ini dan bertanya apa yang merasuki orang-orang tersebut," ujar Rutte.
Ia menegaskan bahwa mereka bukan melakukan protes, melainkan melakukan kekerasan. Para pelaku akan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Protes yang terjadi disebut tidak mencerminkan situasi yang sebenarnya. 99 persen masyarakat mengikuti aturan jam malam yang mulai pada Sabtu lalu.
Infografis COVID-19:
Advertisement