Liputan6.com, Washington D.C - Sejarah mencatat pada 12 Februari 1999, persidangan pemakzulan (proses penjatuhan dakwaan oleh sebuah badan legislatif secara resmi terhadap seorang pejabat tinggi negara) selama lima minggu atas Bill Clinton berakhir.
Hasil menunjukkan pemungutan suara Senat untuk membebaskan presiden dari kedua pasal pemakzulan yaitu sumpah palsu dan menghalangi keadilan.
Baca Juga
5 November 2021: Insiden Berdesakan Mematikan di Festival Astroworld Rapper Travis Scott, 10 Orang Tewas
4 November 1993: Pesawat Boeing 747-400 China Airlines Tergelincir ke Pelabuhan Victoria Hong Kong Saat Mendarat
3 November 1918: Pemberontakan Kiel Picu Kaisar Jerman Turun Takhta dan Lahirnya Republik Weimar
Mengutip dari History, Kamis (12/2/2021), bermula pada November 1995, Clinton mulai berselingkuh dengan Monica Lewinsky, pekerja magang berusia 21 tahun yang tidak dibayar.
Advertisement
Selama satu setengah tahun, presiden dan Lewinsky melakukan hampir 12 kali pertemuan seksual di Gedung Putih.
Pada April 1996, Lewinsky dipindahkan ke Pentagon. Musim panas itu, dia pertama kali menceritakan kepada rekan kerja Pentagon Linda Tripp tentang hubungan seksualnya dengan presiden.
Pada tahun 1997, dengan berakhirnya hubungan Lewinsky dan presiden, Tripp diam-diam mulai merekam percakapan dengan Lewinsky, di mana Lewinsky memberikan detail kepada Tripp tentang perselingkuhannya.
Saksikan Juga Video Berikut Ini
Awal Mula Tuduhan
Pada bulan Desember, pengacara Paula Jones, yang menuntut presiden atas tuduhan pelecehan seksual, memanggil Lewinsky.
Atas rekomendasi presiden, pada Januari 1998 Lewinsky mengajukan pernyataan tertulis yang isinya penyangkalan bahwa ia pernah melakukan hubungan seksual dengannya.
Lima hari kemudian, Tripp menghubungi kantor Kenneth Starr, penasihat independen Whitewater, untuk membicarakan tentang Lewinsky dan rekaman dari percakapan mereka.
Tripp, yang disambungkan oleh agen FBI yang bekerja dengan Starr, bertemu dengan Lewinsky lagi, dan pada 16 Januari Lewinsky dibawa oleh agen FBI dan pengacara AS ke kamar hotel tempat dia diinterogasi dan ditawarkan kebebasan jika dia bekerja sama dengan penuntutan.
Beberapa hari kemudian, cerita tersebut tersebar, dan Clinton secara terbuka menyangkal tuduhan tersebut, dengan mengatakan, "Saya tidak berhubungan seksual dengan wanita itu, Lewinsky."
Pada akhir Juli, pengacara untuk Lewinsky dan Starr menyusun perjanjian kebebasan penuh yang mencakup Lewinsky dan orangtuanya, yang semuanya diancam oleh Starr untuk dituntut.
Advertisement
Kesaksian dan Pengakuan
Setelah itu, pada 6 Agustus, Lewinsky muncul di hadapan para dewan untuk memulai kesaksiannya, dan pada 17 Agustus Presiden Clinton juga bersaksi.
Bertentangan dengan kesaksiannya dalam kasus pelecehan seksual Paula Jones, Presiden Clinton mengakui kepada jaksa dari kantor penasihat independen bahwa dia berselingkuh dengan Lewinsky.
Dalam empat jam kesaksian tertutup, yang dilakukan di Ruang Peta Gedung Putih, Clinton berbicara langsung melalui televisi sirkuit tertutup kepada para dewan di gedung pengadilan federal terdekat, dia adalah presiden pertama yang bersaksi di hadapan para dewan yang menyelidiki perilakunya.
Malam itu, Presiden Clinton juga memberikan pidato empat menit di televisi kepada bangsa di mana dia mengakui telah terlibat dalam hubungan yang tidak pantas dengan Lewinsky.
Dalam pidato singkatnya yang diwarnai dengan legalisme, kata 'sex' tidak pernah diucapkan, dan kata 'penyesalan' hanya digunakan untuk merujuk pada pengakuannya yang menyesatkan publik dan keluarganya.
Penyelidikan Pemakzulan
Kurang dari sebulan kemudian, pada 9 September, Kenneth Starr menyerahkan laporan dan 18 kotak dokumen pendukungnya ke DPR.
Dua hari kemudian, laporan tersebut dirilis ke publik, Starr Report menguraikan kasus untuk memakzulkan Clinton dengan 11 alasan, termasuk sumpah palsu, menghalangi keadilan, merusak saksi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan juga memberikan rincian eksplisit tentang hubungan seksual antara presiden dan Ms. Lewinsky.
Pada 8 Oktober, DPR menyetujui penyelidikan pemakzulan, dan pada 11 Desember Komite Kehakiman DPR menyetujui tiga pasal pemakzulan.
Pada 19 Desember, setelah hampir 14 jam debat, DPR menyetujui dua pasal pemakzulan, menuduh Presiden Clinton berbohong di bawah sumpah kepada para dewan federal dan menghalangi keadilan.
Clinton adalah presiden kedua dalam sejarah Amerika yang akan dimakzulkan, bersumpah untuk menyelesaikan masa jabatannya.
Advertisement
Akhir dari Persidangan
Pada tanggal 7 Januari 1999, dalam prosedur kongres yang tidak terlihat sejak sidang pemakzulan Presiden Andrew Johnson tahun 1868, persidangan Presiden Clinton sedang berlangsung di Senat.
Seperti yang diinstruksikan dalam Pasal 1 Konstitusi A.S., ketua Mahkamah Agung A.S. disumpah untuk memimpin dan para senator disumpah sebagai juri.
Lima minggu kemudian, pada 12 Februari, Senat memutuskan apakah akan mencopot Clinton dari jabatannya, namun akhirnya presiden dibebaskan dari kedua pasal pemakzulan.
Penuntutan membutuhkan mayoritas dua pertiga untuk menghukum tetapi gagal mencapai jumlah mayoritas tersebut.
Menolak tuduhan pertama atas sumpah palsu, 45 Demokrat dan 10 Republik memilih pernyataan tidak bersalah, dan atas tuduhan menghalangi keadilan, Senat dibagi 50-50.
Setelah persidangan selesai, Presiden Clinton mengatakan dia sangat menyesal atas beban yang ditimpakannya pada Kongres dan rakyat Amerika.
Reporter: Veronica Gita
Infografis 4 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Musim Hujan
Advertisement