Liputan6.com, Paris- Ibu Kota Prancis, Paris, akan memberlakukan lockdown selama sebulan karena kekhawatiran akan gelombang ketiga Virus Corona COVID-19.
Sebanyak 15 wilayah lain di Prancis juga akan ditempatkan di bawah tindakan yang sama mulai tengah malam pada Jumat (19/3).
Baca Juga
Namun, langkah-langkah ini tidak akan seketat lockdown sebelumnya, menurut Perdana Menteri Prancis Jean Castex, seperti dilansir dari BBC News, Jumat (19/3/2021).
Advertisement
Dalam kebijakan sebelumnya, warga Prancis masih diizinkan untuk berolahraga di luar ruangan.
Dalam 24 jam terakhir, Prancis telah mencatat lebih dari 35.000 infeksi baru COVID-19.
Castex mengatakan "gelombang ketiga" infeksi di negara itu tampaknya semakin mungkin terjadi.
Situasi di Paris sangat mengkhawatirkan dengan 1.200 orang yang berada dalam perawatan intensif di kota tersebut.
Jumlah pasien COVID-19 itu pun lebih tinggi dari puncak gelombang kedua pada November 2020, menurut Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran.
Di bawah langkah-langkah baru pencegahan COVID-19 di Prancis, toko-toko yang tidak penting akan terpaksa ditutup, tetapi sekolah masih bisa dibuka.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Prancis Akan Lanjutkan Vaksinasi COVID-19 Pakai AstraZeneca
Dalam aturan lockdown baru, warga Prancis akan diizinkan untuk berolahraga di luar ruangan dalam jarak 10 kilometer dari rumah mereka dan tidak diizinkan melakukan perjalanan ke wilayah lain di negara itu, kecuali dengan memiliki alasan yang mendesak.
Mereka yang berada di daerah berisiko bencana juga harus mengisi formulir untuk menjelaskan alasan meninggalkan rumah.
Jam malam nasional Prancis juga akan tetap berlaku di bawah kebijakan lockdown.
Namun, jam malam ini akan dimulai satu jam kemudian pada pukul 19.00, dengan mempertimbangkan waktu siang hari yang lebih panjang.
Kekhawatiran akan gelombang ketiga COVID-19 datang ketika pemerintah Prancis menghadapi kritik atas peluncuran vaksin yang lambat.
Mulai Jumat (19/3), Prancis akan melanjutkan vaksinasi COVID-19 dengan menggunakan vaksin AstraZeneca setelah pengumuman EMA bahwa vaksin tersebut layak untuk digunakan.
PM Castex bahkan akan menerima suntikan vaksin AstraZeneca untuk membuktikan keamanannya kepada publik.
Prancis sempat menangguhkan vaksinasi COVID-19 dengan AstraZeneca setelah sejumlah kasus pembekuan darah di Eropa berkembang setelah penyuntikan.
Sebuah survei setelah penangguhan itu menemukan bahwa hanya 20% orang Prancis yang mempercayai vaksin AstraZeneca.
Advertisement