Tenaga Medis di Myanmar Kembali Turun ke Jalan Ikut Demonstrasi Tolak Kudeta

Massa Myanmar meneriakkan slogan-slogan dan membawa poster bertuliskan "Selamatkan pemimpin kami," merujuk pada mantan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mar 2021, 13:57 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2021, 13:57 WIB
FOTO: Potret Kerasnya Protes Menentang Kudeta Militer Myanmar
Para pengunjuk rasa berlindung di balik perisai buatan sendiri saat mereka menghadapi polisi selama tindakan keras terhadap demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. (STR/AFP)

Liputan6.com, Yangon - Sedikitnya dua demonstran tewas pada Minggu (21/3) di Myanmar. Keduanya adalah korban jiwa terbaru dalam bentrokan disertai kekerasan antara polisi dan warga sipil, pasca-kudeta pada 1 Februari.

Para demonstran antikudeta di Mandalay berunjuk rasa pada fajar Minggu (21/3) untuk menghindari konfrontasi besar dengan pasukan keamanan dan polisi Myanmar.

Sejumlah tenaga medis, termasuk dokter, perawat, mahasiswa kedokteran dan apoteker berjas putih, bergabung dengan para demonstran pro-demokrasi.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (23/3/2021), mereka berpawai semalaman, dari Sabtu (20/3) hingga Minggu (21/3).

Massa meneriakkan slogan-slogan dan membawa poster bertuliskan “Selamatkan pemimpin kami,” merujuk pada mantan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi.

Aung San Suu Kyi dan beberapa pemimpin Myanmar lain yang dipilih secara demokratis masih ditahan sejak 1 Februari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


AAPP: 249 Orang Tewas

Warga Myanmar di Taiwan
Warga Myanmar yang tinggal di Taiwan memberi salam tiga jari untuk memprotes kudeta militer di negara asalnya di Liberty Square, Taipei pada Minggu (21/3/2021). Taiwan adalah rumah bagi sekitar 40.000 orang yang berasal dari Myanmar, yang sebagian besar adalah etnis Tionghoa. (AP/Chiang Ying-ying)

Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, menjadi pusat aksi unjuk rasa menentang militer.

Menurut Asosiasi Bantuan bagi Tahanan Politik (AAPP), seorang pengunjuk rasa ditembak mati di Kota Monywa dan tiga lainnya terluka.

Sementara, portal berita Myanmar Now melaporkan satu orang tewas dan beberapa terluka pada Minggu (21/3) di Mandalay, ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah massa.

Menurut AAPP, sedikitnya 249 orang telah tewas sejak kudeta.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya