Aturan Lockdown Dicabut, Warga Brisbane Australia Bisa Berlibur saat Paskah

Rendahnya jumlah infeksi baru berarti penguncian dapat dicabut sehingga masyarakat Brisbane, Australia bisa liburan Paskah akhir pekan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Apr 2021, 13:03 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 13:03 WIB
Brisbane Sign (Sumber: Tourism and Events Queensland)
Brisbane Sign (Sumber: Tourism and Events Queensland)

Liputan6.com, Brisbane - Kota Brisbane di Australia berhasil keluar dari masa lockdown selama tiga hari pada Kamis (1/4) setelah hanya satu kasus Covid-19 lokal yang dilaporkan pada hari sebelumnya.

Pandemi COVID-19 di ibu kota Queensland - rumah bagi dua juta penduduk - telah berkembang menjadi 16 infeksi secara total.

Perdana Menteri Negara Bagian Annastacia Palaszczuk mengatakan, rendahnya jumlah infeksi baru berarti penguncian dapat dicabut sehingga masyarakat Brisbane, Australia bisa liburan Paskah akhir pekan.

Beberapa batasan masih akan berlaku termasuk pemakaian masker di sejumlah area, terutama di dalam ruangan.

Jumlah orang berkumpul juga dibatasi hingga 30 orang dalam satu rumah, sementara ibadah kebaktian di gereja dapat beroperasi.

"Ini sangat penting bahwa kami untuk melakukan ini selama dua minggu ke depan karena kami belum keluar dari masalah," kata Palaszczuk.

Di Australia - di mana infeksinya sangat rendah - penguncian cepat telah terbukti menjadi tindakan kesehatan yang efektif untuk membantu menekan wabah sejak dini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Dampak Ekonomi

Sydney di Tengah Kemunculan Klaster Baru Kasus Covid-19
Pejalan kaki melintasi jalan yang biasanya padat dengan lalu lintas di kawasan pusat bisnis di Sydney, Rabu (30/12/2020). Pihak berwenang berupaya menekan klaster kasus virus corona Covid-19 yang terus bertambah di kota terpadat di Australia tersebut. (Saeed KHAN / AFP)

Tetapi, penutupan yang tidak terduga juga telah menyebabkan kerugian ekonomi, kata para ahli.

Palaszczuk mencatat dampak dari penutupan tiba-tiba terjadi pada bisnis lokal, tetapi mengatakan "konsekuensi dari itu akan jauh lebih buruk".

"Anda hanya perlu melihat apa yang terjadi di seluruh dunia," katanya, merujuk pada infeksi di Prancis dan AS. "Kami tidak ingin melihat itu di sini."

Pemerintah memulai program vaksinasi pada Februari 2021, tetapi tidak mencapai target. Hanya 85 persen dari target pengirimannya yang sebelumnya dijadwalkan pada akhir Maret.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya