Ritual Mandi Bersama di Sungai Gangga Berlanjut, Kasus COVID-19 di India Tembus Rekor Baru

Ritual mandi bersama yang dilakukan di Sungai Gangga masih dilanjutkan di saat negara itu menghadapi rekor angka terbaru kasus COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Apr 2021, 16:03 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 16:03 WIB
Festival umat Hindu di India untuk melakukan ritual mandi bersama yakni Kumbh Mela di Sungai Gangga.
Festival umat Hindu di India untuk melakukan ritual mandi bersama yakni Kumbh Mela di Sungai Gangga. Festival ini dilakukan di tengah masa pandemi COVID-19. (Foto: AP)

Liputan6.com, New Delhi - Infeksi COVID-19 baru di India mencapai rekor pada Rabu (14/4), ketika kerumunan umat Hindu berkumpul untuk festival keagamaan meskipun negara tersebut mengalami kekurangan oksigen di rumah sakit dan pembatasan ketat di sejumlah daerah lain.

Melansir Channel News Asia, Rabu (14/4/2021), negara itu melaporkan 184.372 kasus dalam 24 jam terakhir, data kementerian kesehatan menunjukkan, menjadikan total infeksi COVID-19 menjadi 13,9 juta. Kematian meningkat 1.027, menjadi 172.085 korban jiwa.

Namun, ratusan ribu umat Hindu yang taat berkumpul untuk mandi di sungai Gangga pada hari Rabu, hari kunci ketiga dari Kumbh Mela selama berminggu-minggu - atau festival kendi.

Sanjay Gunjyal, inspektur jenderal polisi di festival tersebut, mengatakan sekitar 650.000 orang telah bergabung dalam ritual mandi pada Rabu pagi.

"Orang-orang didenda karena tidak mengikuti jarak sosial di ghats yang tidak ramai (area pemandian), tetapi sangat sulit untuk mendenda orang di ghat utama yang sangat ramai," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kewalahan Hadapi Pandemi

India Laporkan Jumlah Kasus COVID-19 Tertinggi dalam Empat Bulan
Buruh migran yang memakai masker sebagai antisipasi terhadap virus corona menunggu pengangkutan di terminal bus di Jammu, India(26/3/2021). Pihak berwenang di kota Mumbai mengatakan mereka akan menggelar tes virus korona acak wajib di tempat-tempat ramai. (AP Photo/Channi Anand)

Ada sedikit bukti jarak sosial atau pemakaian masker dalam acara tersbeut, menurut seorang saksi mata Reuters.

Lebih dari seribu kasus telah dilaporkan di distrik Haridwar dalam dua hari terakhir, menurut data pemerintah.

Dari melaporkan kurang dari 10.000 kasus per hari awal tahun ini, India telah menjadi negara paling parah di dunia sejak 2 April oleh kasus harian baru, dengan pemerintah menyalahkan kegagalan yang meluas untuk memperhatikan pembatasan pergerakan dan interaksi sosial.

Negara bagian terkaya di India, Maharashtra, episentrum gelombang kedua nasional dan yang menyumbang sekitar seperempat kasus di negara itu, akan memberlakukan pembatasan ketat mulai hari Rabu untuk mencoba menahan penyebaran infeksi. 

Di tempat lain, rumah sakit swasta yang kewalahan menolak pasien, menambah beban pada fasilitas pemerintah.

Di negara bagian barat Gujurat, media lokal menunjukkan antrian panjang ambulans menunggu di luar Rumah Sakit Sipil Ahmedabad, dengan beberapa pasien dirawat di sana sementara mereka menunggu.

Salah satu sumber rumah sakit, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara di depan umum, mengatakan ini karena banyak rumah sakit swasta kekurangan oksigen dan mengirim pasiennya ke rumah sakit umum.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya