Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah India masih kewalahan menghadapi tsunami COVID-19. Total kasus sudah melebihi 20 juta. Program vaksin COVID-19 pun terus berlanjut untuk meraih herd immunity.
Berdasarkan informasi dari KBRI di India, jumlah vaksin COVID-19 yang disalurkan sudah 150 juta lebih. Salah satu yang digunakan adalah produk AstraZeneca.
Advertisement
Baca Juga
Angka 150 juta vaksin ternyata belum cukup untuk membentuk herd immunity mengingat populasi India yang satu miliar lebih. Penerima dosis kedua juga masih sangat sedikit.
"Jumlah vaksinasi yang dilakukan pemerntah India sudah melebihi 150 juta dosis, sementara yang sudah komplit dua kali itu sekitar 28 juta dosis," jelas Rizki Safary, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI New Delhi dalam acara Liputan6 Update, Rabu (5/5/2021).
Rizky berkata jumlah itu baru sekitar 12 persen populasi, masih jauh dari target pemerintah.Â
"Target pemerintah kurang lebih 600 juta dosis. Dengan target itu mungkin baru mencapai herd immunity," jelas Rizky.
Ia lantas mengingatkan tentang risiko dari euforia vaksin.Â
"Apakah euforia itu ada di masyarkat, itu mungkin sebagian ada, tapi buat saya yang paling utama adalah bagiamana kita semua, baik sudah divaksinasi, atau belum, tetap kita menjaga protokol kesehatan," ucapnya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Kasus Maharashtra
Negara bagian Maharashtra mencatat kasus tertinggi di India, yakni lebih dari 4 juta kasus. Jumlah itu melebihi Kerala dan Delhi.
Rizky berkata tingginya kasus di Maharashtra dipengaruhi oleh populasi yang tinggi.Â
"Maharashtra adalah negara bagian di India, ibu kotanya di Mumbai, dia negara bagian dengan luas wilayah ketiga terbesar di India dengan penduduk juga sangat banyak lebih dari 120 juta orang," jelas Rizky.
Ia menjelaskan bahwa India tidak lagi menerapkan lockdown. Otoritas diberikan kepada pemerintah-pemerintah daerah untuk melaksanakan seperti PSBB di Indonesia.Â
"Bagaimana masyarakat setempat bisa disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan saya rasa itu sangat berpengaruh terhadap jumlah kasus positif COVID yang tercatat di Maharashtra," tegasnya.
Advertisement