Penelitian Terbaru Ungkap Proses Terbentuknya Urat Emas Bonanza di Bebatuan

Pada penelitian baru-baru ini, penjelasan terbentuknya urat emas bonanza di bebatuan telah terungkap.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2021, 21:00 WIB
Emas
Ilustrasi Emas (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Montreal - Penelitian baru telah mengumpkankan bahwa urat emas bermutu tinggi mengandung kelompok nanopartikel emas yang penting karena menjelaskan bagaimana agregasi emas yang sangat kaya ini dapat terbentuk dalam rekahan di bawah Bumi.

Dikutip dari Live Science, Kamis (10/6/2021), studi baru yang diterbitkan 18 Mei 2021 lalu di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa urat tersebut tidak berasal dari emas terlalut sama sekali.

Sebaliknya, mereka mungkin merupakan akumulasi dari apa yang disebut dengan cairan koloid, di mana partikel emas tidak larut namun tersuspensi.

"Kami adalah orang pertama yang mendapatkan gambar yang pada dasarnya membuktikan bahwa, ya, partikel nano ini, koloid ini, ada," jelas penulis utama studi tersebut, Duncan McLeish, kandidat doktor dalam ilmu Bumi di Universitas McGill di Montreal.

Tidak Hanya Terjadi di Laboratorium

ilustrasi lab
ilustrasi lab (Sumber Pixabay/DarkoStojanovic via Creative Commons)

Emas dapat disimpan dalam banyak cara, tetapi urat emas adalah impian penambang -- aliran padat mineral bermutu tinggi, matang untuk dipetik.

Urat-urat ini terbentuk dalam rekahan batuan, tetapi formasinya selalu sulit untuk dijelaskan.

Konsentrasi emas dalam urat terlalu tinggi untuk dijelaskan dengan kristalisasi emas dari cairan hidrotermal terlalut. Cairan itu hanya dapat menampung sepuluh hingga 30 bagian per miliar emas. Pada konsentrasi tersebut, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk meletakkan lapisan logam yang berkilau.

"Ini telah menjadi masalah lama yang telah menjadi masalah bagi ahli geologi ekonomi," kata ahli geologi yang berkeja di pertambangan dan ekstraksi. "Jika Anda tidak dapat memahami bagaimana pembuluh darah terbentuk, maka Anda terbatas pada seberapa baik dan efisien Anda dapat menjelajahinya, menemukannya, menambangnya, dll."

McLeish dan rekan-rekannya menggunakan mikroskop elektron transmisi (TEM) untuk mengeksplorasi pertanyaan tersebut.

TEM menggunakan seberkas elektron tunggal yang dilatih pada spesimen untuk membentuk gambar yang dapat mendeteksi detail hingga beberapa nanometer.

Gambar TEM mengungkapkan bola kecil emas hanya berukuran 1 hingga 5 nanometer, sering dikumpulkan dalam kelompok yang lebih besar dengan diameter 30 hingga 150 nanometer.

Temuan ini membuktikan, untuk pertama kalinya, bahwa agregasi seperti itu memang terjadi dalam sistem geologis yang mengandung emas, bukan hanya di laboratorium.

 

Reporter: Paquita Gadin

Emas dapat disimpan dalam banyak cara, tetapi urat emas adalah impian penambang -- aliran padat mineral bermutu tinggi, matang untuk dipetik. Urat-urat ini terbentuk dalam rekahan batuan, tetapi formasinya selalu sulit untuk dijelaskan. Konsentrasi emas dalam urat terlalu tinggi untuk dijelaskan dengan kristalisasi emas dari cairan hidrotermal terlalut. Cairan itu hanya dapat menampung sepuluh hingga 30 bagian per miliar emas. Pada konsentrasi tersebut, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk meletakkan lapisan logam yang berkilau.

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India
Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya