Peneliti Temukan Gua Diduga Tempat Raja Inggris Jadi Orang Suci

Gua di Derbyshire bagian selatan ini mungkin saja merupakan rumah bagi raja yang menjadi orang suci pada awal abad ke-9.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 21:00 WIB
Anchor Church Caves
(Mark Horton/Royal Agricultural University)

Liputan6.com, Derbyshire - Para arkeolog di Inggris telah mengidentifikasi sebuah rumah gua Anglo-Saxon yang hampir lengkap, yang menurut mereka, mungkin pernah menjadi rumah seorang raja yang menjadi orang suci.

Dikutip dari CNN, Jumat (16/7/2021), diperkirakan berasal dari awal abad ke-9, tempat tinggal di daerah Inggris tengah Derbyshire ditemukan oleh tim dari Royal Agricultural University (RAU) dan Wessex Archaeology.

Tim ini melakukan survei terperinci terhadap Anchor Church Caves di Derbyshire bagian selatan, menyimpulkan bahwa gua-gua itu mungkin berasal dari periode awal abad pertengahan daripada abad ke-18 seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Edmund Simons, seorang peneliti di RAU, mengatakan bahwa gua itu adalah "ruang kecil dan intim" yang merupakan salah satu interior domestik tertua yang masih ada di Inggris.

Sementara ada beberapa gereja dengan interior utuh yang berasal dari periode yang sama, Simons mengatakan, "tidak ada tempat lain di mana Anda dapat berjalan ke suatu tempat di mana seseorang makand an tidur dan berdoa dan tinggal."

"Ini cukup luar biasa," ujarnya.

Para peneliti menemukan studi terperinci untuk merekonstruksi sebuah rumah yang memiliki tiga kamar, seta sebuah kapel.

Ancor Church Caves ini juga dihubungkan oleh cerita rakyat setempat dan sebuah bagian dari buku abad ke-16 dengan seorang santo.

St Hardulph telah diidentifikasi sebagai Raja Eardwulf, yang memerintah Northumbria sampai 806 dan meninggal sekitar 830. Ia dimakamkan sekitar delapan kilometer dari gua tersebut di Breedon di Bukit Leicestershire.

Pada waktu ia meninggal, serangan Viking di Inggris yang dimulai pada akhir abad ke-18 telah berkembang.

Orang-orang Viking tiba di daerah itu dan mendirikan kemah musim dingin di dekat Repton tak lama setelah kematian Hardulph. Saat Great Heathen Army mereka membantai semua tokoh agama setempat, ini menunjukkan bahwa rumah gua pasti berasal dari sebelum kedatangan mereka.

"Semua hal ini cocok bersama-sama," jelas Simons.

Hardulph tidak akan menjadi "orang aneh berjanggut" yang tinggal di gua sendirian. Simons menjelaskan bahwa ia akan menjadi semacam orang suci yang hidup yang memiliki pelayan, murid, dan pengunjung yang datang untuk berkonsultasi dengannya.

Ia adalah salah satu dari sejumlah raja Saxon yang digulingkan untuk menjalani tahun-tahun mereka sebagai biksu atau pertapa sebagai cara untuk mempertahankan status mereka.

"Seorang pertapa adalah sosok penting dan suci," jelas Simons. "Ini adalah periode yang sangat religius."

Dimodifikasi Pada Abad ke-18

Anchor Church Caves
(Mark Horton/Royal Agricultural University)

Pada abad ke-18, gua-gua itu dimofidikasi oleh pemilik tanah dan bangsawan lokal Robert Burdett, yang menambahkan tembok bata dan bingkai jendela sehingga ia dapat mengundang teman-teman makan malam di "sel yang jeuk dan romantis."

Pada saat itu ada minat yang tumbuh pada Romantisisme, gerakan artistik dan sastra yang menghubungkan periode abad pertengahan, serta estetika pedesaan Inggris yang indah.

Ia juga melebarkan pintu masuk untuk menambahkan meja, minuman, dan wanita yang menggunakan rok lebar ke dalam gua tersebut.

Analisis tersebut merupakan bagian dari proyek yang lebih luas yang melibatkan lebih dari 170 rumah gua di Midland Inggris, jelas Burdett. Ia juga menambahkan bahwa beberapa tanggal dari periode yang sama dan peneylidikan awal menunjukkan bahwa beberapa ungkin bahkan lebih tua dari gua Anchor Church.

"Sungguh luar biasa bahwa bangunan domestik berusia lebih dari 1200 tahun bertahan di depan mata, tidak dikenali oleh sejarawan, barang antik, dan arkeolog," kata Mark Horton, profesor arkeologi di RAU.

"Kami yakin bahwa contoh lain masih harus ditemukan untuk memberikan prespektif unik tentang Anglo Saxon Inggris."

Studi ini diterbitkan dalam Proceedings of the University of Bristol Spelaeological Society.

 

Reporter: Paquita Gadin

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya