Presiden Prancis Emmanuel Macron Lapor Polisi Usai Fotonya Diedit Mirip Adolf Hitler

Presiden Prancis Emmanuel Macron tak terima fotonya diedit mirip Adolf Hitler

oleh Tommy K. Rony diperbarui 31 Jul 2021, 07:52 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 19:11 WIB
Aksi Mengecam Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Pengunjuk rasa menendang poster bergambar Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam aksi damai di kawasan Sarinah, Jakarta, Senin (2/11/2020). Massa demonstran dari gabungan elemen Islam mengecam pernyataan presiden Emmanuel Macron yang dianggap menghina Islam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron menempuh jalur hukum usai fotonya diedit mirip pemimpin Partai Nazi, yakni Adolf Hitler. Foto itu muncul di kota Toulon. 

Dilaporkan Le Figaro, Jumat (30/7/2021), pihak yang dilaporkan oleh Presiden Macron adalah pemilik billboard tersebut. Foto Macron diedit mirip Hitler karena masalah paspor kesehatan di Prancis.  

Billboard itu menampilkan Presiden Macron yang mengenakan seragam Nazi, serta berkumis Hitler. Ada pula tulisan: "Patuhi. Divaksinlah kalian."

Wacana paspor kesehatan (le passe sanitaire) sedang menghadapi kontroversi besar di Prancis. Pemerintah berencana merilis paspor itu agar orang yang belum di vaksin tak bisa masuk restoran, kereta, dan berbagai tempat lain.

Menurut laporan France Bleu, foto Macron yang diedit itu dinilai menghina presiden republik secara umum. Pihak berwajib di Toulon sudah turun tangan untuk mengurus kasus ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bandingkan dengan Penistaan Nabi

Olimpiade Tokyo
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyapa orang-orang menjelang upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, di Olympic Stadium di Tokyo, Jumat (23/7/2021). Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo yang berlangsung dalam era pandemi digelar tanpa penonton. (Dylan MARTINEZ / POOL / AFP)

Pihak terlapor adalah Michel-Ange Flori. Ia merupakan pemilik 400 billboard di wilayah Var, termasuk Toulon. Ia mengaku telah dipanggil polisi.

Melalui Twitter, Michel merasa heran kenapa mengedit foto Nabi Muhammad SAW dibolehkan, sementara untuk foto Macron dilarang.

"Jadi di macronie seseorang bisa menertawakan Nabi (sebab) itu satir, tetapi menghina presiden sebagai diktator maka itu penistaan," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya