Malaysia Deteksi 11 Kasus COVID-19 di Gedung Parlemen Saat Sidang Istimewa

Malaysia mendeteksi 11 kasus baru COVID-19 di gedung parlemennya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Jul 2021, 19:26 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 19:26 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia melaporkan 11 kasus Virus Corona COVID-19 terkait parlemen, terutama saat digelar sidang istimewa Dewan Rakyat atau Majelis Rendah parlemen.

Sidang istimewa di parlemen Malaysia diselenggarakan selama lima hari - dimulai pada 26 Juli dan berakhir pada 2 Agustus mendatang.

Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (30/7/2021) Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah mengatakan dalam pernyataannya bahwa 10 dari kasus itu terdeteksi dari tes antigen saliva, sementara satu kasus lainnya dideteksi melalui tes PCR.

Dr. Noor Hisham mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan Malaysia telah diberitahu tentang dua kasus positif COVID-19 di parlemen pada Kamis (29/7), dengan kasus pertama dialami oleh seorang anggota staf yang hadir dalam sesi tanggal 26 hingga 28 Juli.

Anggota staf tersebut menjalani tes PCR secara mandiri di fasilitas kesehatan setempat setelah mengalami gejala batuk dan flu.

Kasus kedua juga terdeteksi oleh seseorang yang menggunakan alat tes COVID-19 mandiri di parlemen pada Kamis pagi (29/7) waktu setempat - setelah ia mengalami batuk.

""Penyelidikan mendapati bahwa dua kasus ini tidak ada kaitannya dengan setiap kasus positif lainnya yang terdeteksi saat pemeriksaan personel parlemen yang dilakukan tiga hari sebelum sidang istimewa parlemen dimulai" terang Dr. Noor Hisham.

Ditambahkannya juga, bahwa keduanya dites negatif COVID-19 sebelum menjalankan tugas-tugas parlemen mereka.

Berdasarkan peninjauan risiko dan mempertimbangkan riwayat pergerakan kedua pasien tersebut, Dr. Noor Hisham menyebut mereka dikhawatirkan sempat hadir di beberapa area di gedung parlemen selama sidang istimewa digelar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 Kasus COVID-19 di Parlemen Malaysia Bergejala Ringan

Malaysia Lockdown Nasional hingga 31 Maret 2020
Sebuah kolam publik ditutup karena kekhawatiran penyebaran virus corona COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/3/2020). Malaysia memberlakukan lockdown nasional dimulai pada 18 Maret hingga 31 Maret 2020. (Syaiful REDZUAN/AFP)

Dr. Noor Hisham mengatakan 2 dari 10 kasus yang terdeteksi mengalami gejala ringan sementara delapan lainnya tidak menunjukkan gejala.

Menyusul ditemukannya kasus infeksi ini, otoritas kesehatan Malaysia akan melakukan investigasi, penilaian risiko, pelacakan kontak, dan tindakan pencegahan dan pengendalian, termasuk pembersihan dan desinfeksi di gedung parlemen, tambah Dr. Noor Hisham.

Ia juga menyarankan mereka yang menghadiri sidang khusus pekan depan untuk menjalani tes COVID-19 terlebih dahulu.

“Mereka yang memiliki gejala harus menjalani pemeriksaan dan tidak datang ke parlemen," pungkasnya.

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya