WHO: Lonjakan COVID-19 Mengkhawatirkan di Eropa Saat Tingkat Vaksinasi Menurun

Lonjakan COVID-19 pada akhir Juni 2021 diiringi kemerosotan vaksinasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Sep 2021, 09:03 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2021, 09:03 WIB
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela))
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela)

Liputan6.com, Brussel - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa lonjakan infeksi COVID-19 dan penurunan vaksinasi menghambat upaya Eropa untuk mengendalikan pandemi.

Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, mengatakan peningkatan kasus dan jumlah kematian akibat COVID-19 baru-baru ini sangat mengkhawatirkan.

Ia menyalahkan infeksi varian Delta yang lebih menular, pelonggaran pembatasan, dan perjalanan musim panas.

Melansir dari laman BBC, Selasa (31/8/2021), Hans Kluge memperkirakan Eropa dapat mencatat sebanyak 236,000 kasus kematian lagi pada Desember 2021.

WHO mengatakan, wilayah tersebut telah mencatat lebih dari 65 juta kasus yang dikonfirmasi, disertai 1,3 juta kematian sejak awal pandemi.

Infeksi COVID-19 di seluruh Eropa telah menurun pada April 2021, tetapi kembali merangkak naik pada akhir Juni tahun ini.

Kluge mengatakan, dari 53 negara anggota WHO Eropa, 33 telah mencatat tingkat insidensi lebih dari 10% dalam 2 minggu terakhir.

Menurut data UE, hingga 26 Agustus, Rusia, Prancis, Inggris, Turki, dan Spanyol mencatat kasus terbanyak di Eropa.

Kluge mengatakan, negara-negara di Balkan, Kaukasus dan republik-republik Asia Tengah mengalami peningkatan kasus COVID-19 yang sangat tajam, alhasil membuat rumah sakit kewalahan.

Dalam seminggu terakhir, jumlah kematian di wilayah tersebut meningkat 11%, katanya.

Situasinya menghawatirkan, tambahnya, "terutama mengingat rendahnya vaksinasi pada populasi prioritas di sejumlah negara”.

Negara-negara Eropa berpenghasilan tinggi memiliki tingkat vaksinasi tertinggi di dunia.

Data yang dikumpulkan oleh UE menunjukkan bahwa 29 negara di kawasan tersebut telah memberi 75,1% orang dewasa 1 dosis vaksinasi, dan 2 dosis pada sebanyak 64,9% orang dewasa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Vaksinasi melambat

Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash)

Our World in Data menunjukkan bahwa Eropa berada di urutan ke-2 setelah Asia dalam hal jumlah total dosis vaksinasi.

Bagaimanapun, dalam 6 minggu terakhir, vaksinasi telah melambat, ujar Kluge.

Ia mengaitkan kemerosotan vaksinasi dengan kurangnya akses vaksin di beberapa negara dan kurangnya penerimaan vaksin di negara lain.

Hanya 6% orang di negara berpenghasilan menengah kebawah di Eropa yang telah divaksinasi penuh. Beberapa negara hanya berhasil memberi vaksinasi pada 1 dari 10 petugas kesehatan.

Kluge mengatakan stagnasi vaksinasi di Eropa adalah keprihatinan serius. Hal ini berkaitan dengan “sikap skeptis terhadap vaksinasi dan penolakan sains“ yang menahan kami untuk mengembalikan stabilitas krisis ini, ujarnya.

Kluge juga membela rencana suntikan booster dengan mengatakan bahwa dosis ketiga adalah cara untuk menjaga keamanan yang rentan.

Sebelumnya, WHO telah mengatakan bahwa menambah orang yang sudah divaksinasi penuh akan menghilangkan mereka yang tidak divaksinasi.

Awal bulan ini, direktur program kedaruratan WHO, Mike Ryan, menyamakannya dengan membagikan jaket pelampung kepada mereka yang memilikinya dan membiarkan sisanya tenggelam.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya