Eks Pejabat Afghanistan: Taliban Butuh Bantuan Ekonomi dari China

Masalah ekonomi menjadi salah satu basis penting hubungan China-Taliban.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 13 Sep 2021, 14:03 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2021, 14:03 WIB
FOTO: Kemeriahan Peringatan 100 Tahun Partai Komunis China
Para pemain ambil bagian dalam pertunjukan gala menjelang peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Beijing, China, 28 Juni 2021. Partai Komunis China akan merayakan HUT ke-100 pada 1 Juli 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Kabul - Mantan penasihat presiden Afghanistan angkat bicara soal pentingnya posisi Afghanistan bagi China. Hal ini pun berpengaruh kepada kedekatan Taliban dan China, meski dua pihak itu berbeda.

"Kepentingan mereka murni bersifat ekonomi dan politik," ujar Mohammad Shafiq Hamdan, mantan deputi penasihat keamanan bagi Presiden Ashraf Ghani, kepada CNBC, dikutip Senin (13/9/2021).

China dan Taliban pun dinilai tak memiliki pijakan yang sama selain menjadi oposisi bagi kehadiran AS.

Hamdan juga memastikan bahwa China tertarik dengan sumber daya mineral di Afghanistan yang bernilai triliunan dolar. China pun dinilai sebagai alternatif bagi Taliban yang sedang sangat butuh bantuan ekonomi.

Sebelumnya, ABC Australia juga melaporkan prediksi pakar hubungan internasional terkait prospek investasi China di Afghanistan, termasuk yang berhubungan ke Jalur Sutera Baru alias Belt and Road Initiative (BRI).

China juga dianggap alternatif sebab negara-negara barat masih enggan berurusan dengan Taliban di Afghanistan. Ada pula kepentingan China terhadap sumber daya mineral di Afghanistan, termasuk lithium.

Selain itu, China juga telah berjanji memberikan dana kemanusiaan bagi Afghanistan.

Ashraf Ghani adalah presiden Afghanistan yang kabur ke luar negeri setelah Taliban mulai menerobos ke Kabul. Ghani berdalih terancam dihukum mati.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bantuan China untuk Afghanistan

FOTO: Potret Wanita dan Anak-Anak Afghanistan di Tahun 1996
Sejumlah wanita yang mengenakan burqa melarikan diri dari Lembah Panjshir untuk menghindari kerusakan akibat pertempuran antara milisi Taliban dan pasukan pemerintah yang digulingkan di Gul Bahar, Afghanistan, 2 Oktober 1996. (SAEED KHAN/AFP)

Laporan sebelumnya, China menjanjikan bantuan senilai 200 juta yuan atau setara Rp 441 miliar ke Afghanistan, termasuk pasokan makanan dan vaksin COVID-19.

Bantuan itu datang ketika China mengatakan siap untuk menjaga komunikasi dengan pemerintah Taliban.

Ia menambahkan bahwa pembentukan pemerintah sementara baru adalah "langkah yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban" di Afghanistan.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengumumkan langkah-langkah bantuan untuk Afghanistan pada pertemuan pada Rabu (8/9), dengan rekan-rekan dari beberapa tetangga Afghanistan -- Pakistan, Iran, Tajikistan, Uzbekistan dan Turkmenistan.

Dia meminta negara-negara ini untuk bekerja sama dalam membantu Afghanistan, menambahkan bahwa China juga akan memberikan 3 juta dosis vaksin ke negara itu.

China juga secara vokal kritis tentang penarikan pasukan AS, dengan mengatakan pasukannya telah "menghancurkan" Afghanistan.

Infografis Afghanistan-Taliban:

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya