216 Ribu Anak Jadi Korban Pedofilia di Gereja Prancis, Ini Reaksi Paus Fransiskus

Paus Fransiskus telah menerima laporan 216 ribu anak yang jadi korban pelecehan seksual di Gereja Katolik Prancis.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Okt 2021, 09:59 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2021, 08:30 WIB
Paus Fransiskus Pimpin Misa Malam Natal di Vatikan
Paus Fransiskus berdoa ketika memimpin misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Selasa (24/12/2019). Paus Fransiskus memimpin Natal bagi 1,3 miliar umat Katolik dunia. (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Liputan6.com, Paris - Komisi investigasi independen di Prancis mengungkap bahwa 216 ribu anak-anak menjadi korban pelecehan seksual di Gereja Katolik negara itu. Laporan itu melingkupi tahun 1950-2020. 

Takhta Suci Vatikan telah menerima laporan ini. Paus Fransiskus mengaku merasakan kesedihan atas luka-luka para korban. Ia juga mengapresiasi para korban pedofilia yang berani angkat suara. 

Dilaporkan Vatican News, Rabu (6/10/2021), Direktur Pers Takhta Suci Vatikan, Matteo Bruni, juga berkata Paus Fransiskus ingin Gereja Prancis bertobat.

"Jadi setelah menyadari realita yang mengerikan ini ... (Pihak Gereja) bisa mengambil jalan penebusan," ujar Bruni.

Paus Fransiskus juga mengirimkan doa kepada umat di Prancis, terutama kepada pihak korban, agar diberikan rasa kenyamanan, konsolasi, dan mukjizat penyembuhan.

"Dengan keadilan," imbuh Bruni. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mencari Kebenaran

FOTO: Antusiasme Warga Prancis Menyambut Pembukaan Kembali Kafe dan Restoran
Prancis. (AP Photo/Lewis Joly)

Komisi independen ini adalah inisiatif dari Bishops' Conference of France (CEF) dan Conference of Religious Men and Women of France (CORREF) pada 2018.

Mereka bertujuan mengungkap fakta tentang kasus-kasus pedofilia di Gereja Katolik antara 1950-2020.

Independent Commission on Sexual Abuse in the Church (CIASE) ini dipimpin oleh Jean-March Sauve, mantan wakil presiden Council of State.

Ia menyerahkan laporan ini kepada Uskup Agung Éric de Moulins-Beaufort of Rennes (pemimpin CEF) dan Suster Veronique Margron (Presiden CORREF).

Perwakilan korban, François Devaux, mengaku merasa dikhianati atas budaya diam dan disfungsi sistemik yang ia hadapi. Devaux lantas meminta adanya reformasi radikal di dalam gereja, serta mengapreasiasi kinerja komisi independen ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya