Liputan6.com, Kota Panama - Lebih dari 50 migran tewas sejak awal tahun ketika mencoba menyeberangi hutan Panama dalam upaya mencapai AS, kata kantor kejaksaan Panama pada Rabu.
"Institut Kedokteran Forensik dan Ilmu Forensik Panama telah mencatat 53 kematian migran dalam keadaan berbeda di provinsi Darien," kata Jose Vincente Pachar kepada AFP.
Advertisement
Baca Juga
Angka ini jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, ketika rata-rata antara 20 dan 30 jasad ditemukan di Darien Gap, hamparan hutan seluas 575.000 hektar di perbatasan Panama dan Kolombia.
Dilansir dari Arab News, Kamis (7/10/2021), koridor hutan adalah tahap paling berbahaya dari perjalanan ke Amerika Serikat, karena para migran tidak hanya menghadapi ancaman alam seperti ular dan medan yang sulit, tetapi juga penjahat yang secara rutin merampok dan memperkosa pelancong.
“Sangat mungkin jumlah kematian akan meningkat,” karena arus migran melalui Celah Darien telah melonjak pada 2021, Jose memperingatkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jumlah Migran Terus Meningkat
Sejak awal tahun, sekitar 70.000 orang telah menyeberangi Celah Darien, jumlah yang hampir setara dengan gabungan lima tahun sebelumnya, kata otoritas Panama.
Sementara jumlah migran yang melintasi hutan menurun drastis pada bulan-bulan pertama pandemi COVID-19, tetapi kini arus masuk kembali meningkat.
Pada 24 September, kantor jaksa agung Panama melaporkan bahwa 10 jasad, termasuk dua anak, telah ditemukan.
Kolombia pada Selasa meminta Panama untuk memfasilitasi masuk ke wilayahnya bagi migran di bawah umur atau hamil untuk mencegah mereka menyeberangi Celah Darien.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement