Jokowi Kecewa dengan Sikap Rezim Militer Myanmar Tolak Bantuan ASEAN

Rezim militer di Myanmar tak kunjung memberikan akses kepada utusan ASEAN. Jokowi kecewa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Okt 2021, 18:55 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2021, 18:55 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaruh harapan besar bagi Bank Syariah Indonesia (BSI) yang baru saja terbentuk untuk dapat berkontribusi kembangkan ekonomi syariah di Istana Negara, Jakarta, Senin, 1 Februari 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap rasa kecewanya pada Myanmar. Hingga kini, pemerintahan militer Myanmar masih tak mau bekerja sama dengan utusan ASEAN terkait masalah kudeta.

Seperti diketahui, ASEAN telah mengirimkan utusan-utusan ke Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait. Akan tetapi, militer tak kunjung memberikan akses.

"Bapak Presiden (Jokowi) menyayangkan sikap Myanmar yang tidak menyambut baik uluran tangan ASEAN sebagai keluarga, untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers, Selasa (26/10/2021).

"Akses yang diminta oleh Utusan Khusus ASEAN, untuk dapat bertemu dengan semua pihak terkait, sampai saat-saat akhir menjelang KTT masih belum diberikan oleh Militer Myanmar," kata Menlu Retno.

Presiden Jokowi pun menegaskan tak ada niatan ASEAN untuk intervensi ke masalah Myyanmar, tetapi pada saat yang sama prinsip demokrasi, pemerintahan yang baik, dan HAM tetap harus dijunjungi tinggi.

Keadaan di Myanmar masih belum stabil sejak kudeta militer 1 Februari 2021. Korban jiwa sudah banyak berjatuhan, dan nasib politik Aung Saan Suu Kyi masih tidak jelas.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Satu Keluarga

FOTO: Protes Kudeta Militer, Warga Myanmar di Thailand Bakar Gambar Jenderal Min Aung Hlaing
Warga Myanmar yang tinggal di Thailand membakar gambar Jenderal Min Aung Hlaing saat protes di depan Kedutaan Besar Myanmar di Bangkok, Thailand, Kamis (4/2/2021). Jenderal Min Aung Hlaing menjadi tokoh di balik kudeta militer Myanmar pada 1 Februari 2021. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Menlu Retno turut mengingatkan bahwa Myanmar adalah bagian dari keluarga ASEAN. Bantuan kepada rakyat Myanmar juga terus diberikan. 

"Rakyat Myanmar memiliki hak untuk hidup damai dan sejahtera," jelas Menlu Retno. "Dan Indonesia secara konsisten mengharapkan demokrasi melalui proses yanginklusif dapat segera dipulihkan di Myanmar."

Bantuan kolektif oleh ASEAN juga sudah diserahkan kepada Myanmar Red Cross Society pada 16 September 2021. Menlu Retno menyebut batch selanjutnya diharapkan akan dilakukan pada awalNovember 2021.

Menlu Retno juga menyorot KTT ASEAN pada 28 Oktober mendatang. Ia menegaskan Myanmar tetap diundang pada level non-politik, meski belum merespons.

"KTT ASEAN ke-38 dan ke-39 dipimpin langsung oleh Sultan Hassanal Bolkiah, selaku Ketua ASEAN. KTT  dihadiri oleh 9 Pemimpin negara ASEAN dan Sekjen ASEAN," kata Menlu Retno.

"Namun sampai pelaksanaan KTT Myanmar tidakmenyampaikan wakil pada level non-politik. Screen untuk Myanmar tetapdisiapkan. Myanmar adalah anggota ASEAN," jelasnya.

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya