Keluarga Korban Pesawat Jatuh Dapat Ganti Rugi Rp 1,2 Triliun di Kanada

Pesawat jatuh itu akibat ditembak oleh Iran. Alhasil, aset-aset Iran terancam disita.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Jan 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2022, 08:30 WIB
Pesawat Ukraina Jatuh di Iran
Orang-orang berjalan di antara puing-puing setelah pesawat Boeing 737 jatuh di dekat Bandara Internasional, Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang pesawat maskapai Ukraina yang membawa 176 orang termasuk kru tersebut dilaporkan tewas. (AFP Photo)

Liputan6.com, Ontario - Pada 8 Januari 2020, pesawat Ukraine International Airlines PS752 jatuh di Iran karena salah tembak. Sebanyak 176 orang tewas.

Sejumlah penumpang Ukraina Airlines PS752 adalah orang asing, termasuk 55 orang Kanada. Terkini, pengadilan di Ontario, Kanada, memutuskan bahwa Iran harus membayar ganti rugi sebesar 107 juta dolar Kanada (Rp 1,2 triliun) kepada para keluarga.

Dilaporkan CBC News, Rabu (5/1/2021), pengacara keluarga korban, Mark Arnold, berkata akan berusaha menyita aset-aset Iran di Kanada dan luar negeri. Salah satu sasarannya adalah tanker minyak Iran.

Keputusan itu diberikan Hakim Pengadilan Superior Ontario, Edward Belobaba, pada 31 Desember 2021.

Ganti rugi sebesar 107 juta dolar itu sudah termasuk ganti rugi sebesar 6 juta dolar Kanada atas beban emosional yang dirasakan pihak keluarga. Uangnya akan dibagi ke enam keluarga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kasus Salah Tembak

Suasana Haru Selimuti Kedatangan Korban Pesawat Ukraina di Iran
Keluarga duduk disamping peti jenazah korban yang tewas dalam insiden jatuhnya pesawat Ukraine International Airlines di Iran (8/1) lalu, Bandara Boryspil Kiev, Ukraina, Minggu (19/1/2020). Pesawat tersebut jatuh oleh rudal pasukan IRGC. (Ukrainian Presidential Press Service/AFP)

Pada awalnya, Iran menolak mengakui bahwa penembakan pesawat Ukraina itu dilakukan pemerintahannya.

Namun, Iran akhirnya mengakui bahwa ada salah tembak, sebab pesawat itu dikira misil. Pesawat itu terjatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara Tehran.

Sejumlah korban meninggal adalah akademisi atau mahasiswa dari universitas-universitas Kanada yang sedang pulang ke Iran untuk liburan Natal.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga sempat meminta adanya investigasi kriminal untuk insiden tragis tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif telah meminta maaf atas peristiwa itu.

(1 dolar Kanada: Rp 11.270)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya