Liputan6.com, Khalidiyah - Ledakan gas terjadi di sebuah restoran di Kota Abu Dhabi pada Senin 23 Mei 2022. Dua orang dilaporkan tewas akibat peristiwa tersebut.
Salah seorang korban tewas akibat ledakan tersebut dilaporkan warga negara India.
Seorang juru bicara dari Kedutaan Besar India di Abu Dhabi mengatakan kepada Khaleej Times yang dikutip Selasa (24/5/2022), "Ya, satu warga negara India telah meninggal dunia. Sangat disayangkan. Kami mencoba untuk mendapatkan lebih banyak detail."
Advertisement
Dua orang tewas dan 120 luka-luka dalam ledakan gas saat makan siang di sebuah restoran populer di daerah Khalidiyah. 64 orang mengalami luka ringan dan 56 lainnya mengalami luka sedang.
Polisi Abu Dhabi menyatakan "belasungkawa yang tulus dan simpati kepada keluarga almarhum".
Departemen Kesehatan - Abu Dhabi pada hari Selasa mengkonfirmasi bahwa semua cedera diakibatkan oleh insiden ledakan tabung gas.
Peristiwa tersebut terjadi di kawasan dekat Khalidiyah Mall dan Shining Tower yang padat penduduk dengan beberapa bangunan perumahan dan restoran dengan mayoritas komunitas ekspatriat berasal dari anak benua India dan sisanya dari negara-negara Arab dan Filipina.
Dua Ledakan
Seorang saksi mengatakan kepada surat kabar The National bahwa dia mendengar dua ledakan sekitar waktu makan siang.
"Suara pertama kecil dan orang-orang mulai memanggil pemadam kebakaran dan polisi," kata pria yang tidak disebutkan namanya itu.
Lalu tak lama kemudian, ada ledakan besar. Itu adalah suara yang sangat besar. Jendela-jendelanya berguncang dan di beberapa kantor, jendela-jendelanya pecah."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ledakan Gas Picu Kebakaran
Ledakan pada hari Senin memicu kebakaran yang merusak fasad enam bangunan dan sejumlah toko sebelum dikendalikan oleh Pertahanan Sipil.
Empat dari bangunan yang rusak "aman", orang-orang berhasil dievakuasi.
"Upaya menemukan perumahan sementara penduduk tengah dilakukan sampai bangunan benar-benar aman," kata polisi.
Gambar yang dirilis oleh polisi Abu Dhabi menunjukkan responden pertama merawat seseorang di brankar, dan puing-puing serta pecahan kaca berserakan di trotoar.
Menurut The National, pihak berwenang tidak memberikan indikasi adanya pelanggaran.
Namun, UEA telah meningkatkan kewaspadaan sejak serangan drone dan rudal pemberontak Yaman menewaskan tiga pekerja minyak di Abu Dhabi pada 17 Januari.
Pihak berwenang sejak itu menggagalkan tiga serangan serupa, termasuk satu yang diklaim oleh kelompok militan yang kurang dikenal yang diyakini memiliki hubungan dengan faksi bersenjata pro-Iran di Irak.
UEA adalah bagian dari koalisi militer pimpinan Saudi yang telah berperang di Yaman sejak 2015 untuk mendukung pemerintah melawan pemberontak Huthi yang didukung Iran, yang menguasai ibu kota Sanaa.
Advertisement
Ledakan Gas di Apartemen Rusia, 4 Orang Luka-Luka
Ledakan gas juga pernah melanda Rusia, empat orang dilaporkan terluka akibat ledakan di gedung apartemen berlantai lima di kota Naberezhnye Chelny, Rusia.
Apartemen di gedung itu hancur setelah ledakan, seperti dikutip dari laman Xinhua, Selasa (26/10/2021).
Menurut informasi awal, empat orang terluka setelah ledakan dan 32 orang dievakuasi dari lokasi.
Beberapa orang diprediksi berada di bawah reruntuhan bangunan.
Menurut laporan, ledakan ini diduga berasa dari kebocoran gas, menurut laporan dari sumber terkait.
Ledakan gas di apartemen Rusia bukan kali pertama terjadi.
Pada Mei 2017, ledakan gas alam terjadi di sebuah gedung apartemen di Volgograd, Rusia (17/5). Dua orang tewas dan delapan lainnya cedera.
Ledakan ini menyebabkan hancurnya bangunan dan menyisakan reruntuhan.
28 Juni 1960: Ledakan Gas di Tambang Batu Bara Wales Renggut 45 Nyawa
Ledakan gas di sebuah tambang batu bara di Monmouthshire, Wales merenggut nyawa 45 pekerja pada 28 Juni 1960.
Kecelakaan terjadi di Six Bells Colliery, 1.000 kaki (305 m) di bawah permukaan, demikian seperti dikutip dari BBC On This Day, Senin (28/6/2021).
Enam tim penyelamat dengan cepat dirakit setelah alarm berbunyi, tetapi kemajuan mereka sempat terhambat oleh jatuhnya atap yang dipicu oleh ledakan dan sejumlah besar gas yang masih ada di tambang.
Seorang juru bicara Dewan Batubara Nasional saat itu mengatakan ada "sedikit harapan" untuk menemukan korban selamat di colliery Abertillery, tetapi pencarian orang hilang akan terus berlanjut.
Ada 700 orang di bawah tanah di lubang berusia 70 tahun pada saat ledakan.
Penambang Harold Legge mengatakan kepada wartawan sekitar setengah mil dari tambang batu bara ketika dia mendengar suara gemuruh dan mendengar "ledakan hebat" sekitar 10.45 BST, 28 Juni.
Ia mengatakan bahwa kemudian berhasil menemukan ada seorang pemuda tewas 20 meter [18 m] dari lokasi ledakan.
Ketika laporan kecelakaan menyebar, kerumunan orang lokal berkumpul di lokasi tambang, cemas untuk berita lebih lanjut tentang teman dan kerabat.
Six Bells Colliery adalah salah satu yang terbesar di Monmouthshire dan mempekerjakan 1.450 orang - banyak dari mereka dari Abertillery.
"Banyak dari mereka tinggal di kota dan beberapa lagi tinggal di satu jalan kecil," kata seorang wanita.
Advertisement
12 Orang Tewas dalam Insiden Ledakan Gas di China
Sedikitnya 12 orang tewas dan hampir 140 lainnya terluka ketika ledakan saluran gas merobek kompleks perumahan di provinsi Hubei, China tengah, pada Minggu 13 Juni, kata pejabat setempat.
Channel News Asia, Senin (14/6/2021) melaporkan bahwa upaya penyelamatan terus berlanjut, menurut sebuah pernyataan dari biro manajemen bencana di kota Shiyan, meskipun tidak jelas berapa banyak orang yang mungkin masih terperangkap di bawah puing-puin usai ledakan.
Ledakan itu terjadi sekitar pukul 06.30 dan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebab ledakan, kata pernyataan itu.
Responden mengirim 138 orang ke rumah sakit, 37 di antaranya terluka parah, menurut sebuah pernyataan di situs resmi kota.
Video yang diambil oleh saksi dan diverifikasi oleh Beijing News menunjukkan beberapa bangunan menjadi puing-puing dan petugas penyelamat membawa korban yang selamat dengan tandu.
Ledakan itu terjadi di dekat salah satu pasar yang dipenuhi pembeli dan penduduk setempat yang sedang sarapan, kata seorang saksi mata kepada Global Times yang dikelola pemerintah.
"Saya mendengar ledakan keras dan segera merunduk di bawah meja, mengira itu gempa bumi," kata seorang pria yang memiliki sebuah restoran kecil di dekat lokasi ledakan kepada surat kabar itu.
Televisi negara bagian, CCTV menunjukkan rekaman bangunan dengan dinding hangus dan jendela pecah. Tim penyelamat terlihat menyapu puing-puing dengan sekop dan menggunakan sarung tangan.
Orang-orang terlihat berjalan di jalan yang dipenuhi puing-puing di antara bangunan yang rusak.
Gambar juga menunjukkan penyelamat memanjat lempengan beton yang rusak untuk mencapai korban yang terperangkap di dalamnya.
Ledakan itu terjadi di sebuah gedung dua lantai yang sebelumnya menampung pabrikan rangka kendaraan.
Beberapa korban selamat mengatakan kepada media lokal bahwa pipa gas telah rusak setelah pabrik dipindahkan tahun lalu.
"Pada bulan Maret, pekerja dari perusahaan gas datang dan bertanya apakah saya mencium bau gas," kata salah satu korban selamat yang mengelola kios di pasar kepada situs web lokal Health Times.
"Setelah bertanya-tanya (dengan) orang-orang, mereka baru saja pergi."
Sekitar 900 penduduk di daerah itu telah dievakuasi karena bangunan di sekitarnya mungkin rusak akibat ledakan itu, kata pemerintah kota.
Sekitar 2.000 pekerja penyelamat telah dikerahkan di lokasi.
Gambar yang diverifikasi oleh Health Times menunjukkan seorang petugas pemadam kebakaran yang juga terluka dan sebuah truk pemadam kebakaran rusak akibat ledakan kedua yang lebih kecil. Sementara itu, korban luka parah dilarikan ke rumah sakit yang lebih besar.