Liputan6.com, Havana - Sisa-sisa Badai Pasifik Agatha telah membawa hujan lebat dan banjir ke Kuba, menyebabkan sedikitnya tiga orang tewas dan satu orang hilang.
Dikutip dari laman Xinhua, Senin (6/6/2022) selain itu badai juga merusak banyak daerah.
Dua orang tewas ketika sebuah bangunan runtuh sebagian di ibu kota Havana, sementara orang ketiga ditemukan tewas setelah jatuh ke sungai yang meluap di provinsi barat Pinar del Rio.
Advertisement
Pemerintah provinsi mengatakan kepada media pemerintah Kuba Cubadebate bahwa orang lain dari kotamadya Minas de Matahambre hilang.
Baca Juga
Saat musim badai Atlantik dimulai, hujan deras terus mengguyur wilayah barat dan tengah pulau itu.
Di Pinar del Rio yang paling parah terkena dampaknya, Sungai Cuyaguateje meluap, memutus akses jalan ke komunitas terdekat. Di Havana, hujan deras menyebabkan banjir dan pemadaman listrik yang berdampak pada ribuan orang.
Koordinator pemerintah Havana Orestes Llanes mengatakan hujan telah menyebabkan sekitar 60 rumah runtuh sebagian di seluruh kota, dan evakuasi sedang berlangsung di beberapa daerah dataran rendah ibu kota.
Di provinsi barat Artemisa, pihak berwenang setempat melaporkan kerusakan tanaman dan atap bangunan akibat hujan.
Menurut Institut Meteorologi Nasional Kuba, hujan lebat akan berlanjut pada Sabtu saat Badai Agatha mendekati negara bagian Florida, AS bagian selatan.
Agatha berasal dari palung permukaan selatan Teluk Tehuantepec, dan merupakan badai pertama musim badai Pasifik 2022.
Itu membuat pendaratan di Meksiko selatan pada Senin sore sebagai badai kategori 2, menyebabkan sedikitnya sembilan orang tewas dan enam lainnya hilang, menurut pihak berwenang Meksiko.
Musim badai Pasifik berlangsung hingga November.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengingat Badai Elsa di Kuba
Pada Juli 2021, Kuba mengevakuasi 180 ribu orang (4/7) di tengah kekhawatiran bahwa Badai Tropis Elsa bisa menyebabkan banjir besar setelah menghantam beberapa pulau di Karibia, menewaskan sedikitnya tiga orang.
Pemerintah Kuba telah membuka tempat-tempat penampungan dan berusaha melindungi tanaman tebu dan cokelat sebelum badai tiba.
Kebanyakan warga Kuba yang dievakuasi mengungsi ke rumah saudara mereka, sedangkan sebagian lain mengungsi di fasilitas pemerintah.
Ratusan orang yang tinggal di wilayah pegunungan mengungsi di gua-gua alami yang telah dipersiapkan untuk keadaan darurat.
Sasaran badai Elsa selanjutnya adalah Florida. Gubernur Florida Ron DeSantis mendeklarasikan keadaan darurat di 15 county, termasuk di Miami-Dade dimana sebuah kondominium 12 lantai roboh sebagian pekan lalu.
Advertisement
Kecepatan Badai 95 km/jam
Pada Minggu (4/7) siang, Elsa berada di sekitar 65 kilometer dari sebelah selatan Cabo Cruz, Kuba dan bergerak menuju barat laut dengan kecepatan 22 kilometer per jam.
Menurut Pusat Badai Nasional di Miami, badai itu memiliki kecepatan angin sekitar 95 kilometer per jam.
Instansi itu mengatakan badai tersebut diperkirakan akan berangsur-angsur melemah, Senin (5/7), ketika bergerak melintasi Kuba.
Bencana di Brasil
Sedikitnya 28 orang tewas pada Sabtu (28/5) di Brazil akibat hujan lebat yang selama beberapa hari mengguyur kawasan metropolitan Recife, Ibu Kota negara bagian Pernambuco, kata pihak berwenang.
"Dalam 24 jam belakangan, terdapat 28 kematian," kata Pertahanan Sipil dalam pernyataan.Peristiwa yang paling dramatis terjadi pada pagi hari ketika 19 orang tewas dalam tanah longsor hebat di permukiman Jardim Monteverde, di perbatasan antara Recife dan kotamadya Jaboatao dos Guararapes.
Dilansir dari laman VOA Indonesia, Senin (30/5/2022), enam lainnya tewas dalam tanah longsor lain di kotamadya Camaragibe. Dua tewas di Recife dan lainnya di Jaboatao dos Guararapes.
Jumlah korban tewas di negara bagian itu sejak hujan mengguyur Selasa malam (24/5), kini menjadi 33 orang.
"Lima kematian lain terjadi dalam badai hari Selasa (24/5)," kata pernyataan itu, tanpa merincikannya.
Menurut media setempat, tiga tewas akibat tanah longsor di Olinda, dan orang keempat tewas setelah jatuh ke dalam sebuah kanal, juga di Olinda.
Hujan lebat telah memaksa hampir 1.000 orang untuk lari dari rumah mereka karena banjir dan tanah longsor.
Advertisement