Liputan6.com, New York - Menlu RI Retno Marsudi masih terus giat dalam mendorong upaya kesetaraan vaksinasi COVID-19 global, serta persiapan untuk menghadapi pandemi di masa mendatang.
"Pandemi COVID-19 memang belum selesai, tetapi akhir dari pandemi sudah tampak di depan mata", ujar Menlu RI yang mengutip kembali pernyataan Dirjen WHO pada saat memimpin Pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC-EG) ke-10, bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, (28/09/2022), seperti dikutip dari laman Kemlu, Sabtu (1/10/2022).
Untuk menuju akhir pandemi, Menlu Retno menyampaikan dua solusi, untuk jangka pendek dan jangka panjang:
Advertisement
Pertama, COVAX AMC EG perlu terus atasi kesenjangan vaksin, antara lain dengan memperkuat kampanye vaksinasi, utamanya di negara-negara dengan tingkat coverage rendah.
Kedua, pola pikir harus diubah dari “gawat darurat" menjadi “siap siaga" untuk merespon pandemi di masa depan. Menlu juga tekankan pentingnya terus mendorong solidaritas global dan memastikan akses setara terhadap medical solutions, utamanya bagi negara berkembang.
“Dunia saat ini membutuhkan mekanisme permanen yang mampu perkuat arsitektur kesehatan global. Oleh karenanya, Presidensi Indonesia di G20 turut mengamankan medical solutions bagi negara berkembang melalui Financial Intermediary Fund (FIF),“ tambah Menlu.
Masih Ada Kesenjangan
Mengingat masih terdapat kesenjangan distribusi vaksin dan capaian vaksinasi COVID-19, para Co-Chairs mendukung keberlanjutan kinerja COVAX hingga 2023, khususnya untuk mendorong upaya pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon terhadap pandemi di masa depan.
Pertemuan tersebut juga membahas mengenai perkembangan terkini penyediaan vaksin bagi negara anggota AMC. Sekitar 76% dosis vaksin yang ada di negara-negara berpenghasilan rendah berasal dari skema COVAX.
Selain itu, pertemuan juga menyepakati pentingnya penyesuaian struktur COVAX dengan perkembangan pandemi terkini, termasuk dengan meningkatkan kapasitas bagi negara-negara agar siap hadapi potensi pandemi lainnya.
“COVAX harus terus bekerja dengan WHO untuk memastikan setiap negara memiliki sumber daya yang diperlukan demi perkuat strategi kesehatan nasionalnya", demikian kata Menlu.
Advertisement
Mekanisme COVAX
COVAX AMC adalah mekanisme penyaluran vaksin secara gratis kepada negara anggotanya, yaitu 92 negara berpendapatan menengah ke bawah dan berpendapatan rendah.
Sebagai forum kerja sama multilateral, COVAX telah membuktikan bahwa multilateralisme bekerja efektif. Hingga kini, sedikitnya 1.72 miliar dosis vaksin telah dikirim oleh COVAX melalui jalur multilateral.
79 negara telah capai target vaksinasi sebesar 70%, termasuk Indonesia. Melalui COVAX, Indonesia telah mendapatkan 130,662,975 (25,6%) dosis vaksin Covid-19 secara gratis.
Menlu Retno Marsudi merupakan salah satu co-chairs dari COVAX AMC, bersama bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada.
Menlu Retno: Dukungan Terhadap COVAX Bukan Sekadar Charity, Tapi Kepentingan Bersama
Skema pasokan vaksin global COVAX yang dipimpin PBB telah mengirimkan satu miliar dosis vaksin COVID-19. Program COVAX didirikan pada tahun 2020 untuk memastikan akses global terhadap vaksin Vrus Corona, terutama ke negara-negara miskin.
"COVAX telah berhasil menyalurkan sebanyak 1 miliar vaksin Covid-19 ke seluruh dunia. Pencapain ini sangat tidak mudah mengingat berbagai tantangan yang dihadapi COVAX dan dunia. Namun demikian, dunia patut bersyukur bahwa pada akhirnya COVAX mampu menunjukkan bahwa multilateralisme dapat bekerja dan memberikan manfaat konkrit bagi masyarakat di seluruh dunia,” kata Retno dalam konferensi pers virtual peluncuran Gavi COVAX AMC 2022 Investment Opportunity, Rabu malam, 19 Januari 2022.
Ia menambahkan bahwa capaian COVAX ini merupakan bukti nyata dari hasil kerja sama dan solidaritas dunia. Bagi banyak negara, COVAX merupakan jalur paling dapat diandalkan untuk mendapatkan vaksin.
“Tanpa COVAX akan semakin banyak negara yang tidak mampu mencapai target vaksinasi yang ditetapkan WHO. Oleh karena itu, peran COVAX sangat penting," kata Retno.
Advertisement