Liputan6.com, San Fransisco - Perwakilan Indonesia berusaha menaik minat publik Amerika Serikat terutama di San Francisco Bay Area dengan promosi wisata virtual. Kegiatan itu digelar KJRI San Fransisco di acara Bay Light Mixer Art Inspired by TRAVEL.
Menurut laporan situs Kemlu RI, Senin (3/10/2022), acara itu merupakan program promosi budaya serta potensi pariwisata dan ekonomi oleh Commonwealth Club of California, San Francisco, (30/09/2022) waktu malam setempat.
Advertisement
Baca Juga
“Kepercayaan yang diberikan penyelenggara kepada Indonesia ini didasarkan pada komitmen partisipasi KJRI San Francisco yang jauh-jauh hari disampaikan kepada penyelenggara untuk menampikan sajian program dan bentuk promosi yang menarik sehingga dapat turut mempengaruhi tingkat kunjungan dan variasi kemeriahaan acara", kata Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi yang juga turut hadir dalam salah satu pameran budaya pariwisata terbesar di San Francisco tersebut.
Sebagai organisasi nirlaba yang berdiri tahun 1903 dan bergerak dalam berbagai kegiatan publik mulai dari topik politik, ekonomi hingga sosial-budaya dan masyarakat dengan 450 kegiatan setiap tahunnya se-AS, kegiatan Commonwealth Club tersebut telah menarik perhatian publik lokal maupun asing di wilayah San Francisco Bay Area.
Banyak pengunjung yang datang terlihat begitu antusias mengunjungi seluruh stan Indonesia yang dinilai bervariasi dan mengusung tema menarik, mulai dari program “VIV- Visit Indonesia Virtually!" – sebuah promosi khusus destinasi wisata Indonesia secara virtual pada Metaverse dengan menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) Meta Quest, pameran batik dan kain ikat tradisional.
Secara umum, kegiatan Bay Light Mixer Art ini terdiri dari perpaduan kegiatan pertunjukan seni tradisional, folklore, maupun modern, berbagai pertunjukan karya sastra, pameran busana, dan seni rupa seperti lukis/pahat, serta promosi destinasi pariwisata, ekonomi, dan bazar kuliner.
Kontribusi Indonesia
Berbeda dari organisasi dan komunitas lainnya yang hanya menampilkan satu stan (booth) atau pertunjukan, partisipasi Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri dan bisa menampilkan kegiatan promosinya di setiap kesempatan serta seluruh area dalam venue Commonwealth Club.
Tidak kurang dari 40 organisasi/instansi ikut berpartisipasi, mulai dari institusi atau komunitas lokal dan asing, korps diplomatik, dan organisasi nirlaba lainnya yang berbasis di San Francisco dan sekitarnya. Sekitar 700 pengunjung datang ke acara tersebut dari berbagai kota terutama dari California bagian Utara.
Lebih lanjut, ada penampilan tarian daerah, serta pameran potensi ekonomi dan beragam bazar kuliner makanan khas Indonesia seperti sate, lontong sayur, mie bakso, bakso goreng, bajigur, bandrek, serta aneka jajanan pasar seperti risoles, lemper, pisang goreng, pastel, dan aneka kue lainnya.
Ketua penyelenggara kegiatan, Kristina Nemeth, Direktur Travel – Commonwealth Club, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Indonesia yang telah memberikan nuansa yang berbeda dalam acara promosi seni-budaya dan wisata kali ini.
“Kontribusi Indonesia pada acara ini semakin memperkaya pemahaman mengenai corak seni dan budaya yang beragam masyarakat dan diaspora Indonesia. Pengunjung yang datang juga terlihat menikmati kuliner khas Indonesia yang disajikan, sehingga menambah kemeriahaan kegiatan", ujar Kristina.
Advertisement
Daya Tarik
Besarnya ketertarikan pengunjung pada berbagai stan promosi Indonesia juga diutarakan oleh beberapa pengunjung yang rela antri lebih dari sejam lamanya sekedar untuk bisa mengeksplorasi stan VIV - Visit Indonesia Virtually! – sebuah metode promosi digital dengan menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) Meta Quest yang dapat membawa imajinasi pengguna kepada berbagai daftar destinasi wisata sebagai penggerak agar mereka semakin penasaran untuk berwisata ke Indonesia.
“Saya merasakan terdapat banyak fitur destinasi wisata juga kopi khas Indonesia di stan VIV yang menggunakan alat Meta Quest/Oculus, sangat menarik, dan memberikan kesan virtual reality seperti membawa kita pada keadaan sebenarnya di salah satu destinasi wisata yang dipilih oleh pengunjung", ujar Alex Silva – seorang Direktur Marketing salah satu perusahaan travel di San Jose, yang mencoba mengeksplor stan VIV Indonesia. Ia juga menceritakan pengalamannya berkunjung ke Jakarta, Bandung, dan Bali, dan menyatakan ketertarikannya untuk berkunjung lagi ke destinasi wisata lainnya di Indonesia dalam waktu dekat ini.
Partisipasi dan eksistensi Indonesia pada Commonwealth Club yang sebagian besar pengunjungnya merupakan warga asing, menjadi momen penting untuk dimanfaatkan utamanya guna semakin mendukung pelaksanaan diplomasi ekonomi dan sosial budaya KJRI San Francisco di wilayah kerja. Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengemukakan bahwa besarnya magnitude internasional dan publik asing dalam kegiatan seperti ini sekaligus sebagai sarana untuk terus mempromosikan pariwisata, seni-budaya, potensi ekonomi serta kekayaan dan kekhasan kuliner Indonesia di mata masyarakat lokal AS dan asing.
COVID-19 Mereda, Jokowi: Mungkin Sebentar Lagi Pandemi Berakhir
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa saat ini situasi COVID-19 mulai mereda. Ia juga menyinggung mengenai kemungkinan berakhirnya status pandemi sebentar lagi.
"Pandemi memang sudah mulai mereda," kata Jokowi.
"Mungkin sebentar lagi akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir," tutur Jokowi dalam peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM di Gedung Smesco, Jakarta pada 3 Oktober 2022.
Pandemi COVID-19 mulai terkontrol tapi Jokowi mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi dunia belum pulih. Malah semakin tidak baik, seperti kata Jokowi.
Perkataan Jokowi mengenai kondisi COVID-19 selaras dengan hal yang disampaikan Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Ghebreyesus beberapa waktu lalu. Meski begitu, Tedros belum mengatakan pandemi COVID-19 selesai.
“Kita belum pernah berada pada posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi. Kita belum sampai, tapi akhir (pandemi) sudah di depan mata," kata ujar Tedros kepada wartawan dalam konferensi pers mingguan WHO, Rabu, 14 September 2022.
Pencabutan status pandemi merupakan wewenang World Health Organization (WHO). Lembaga ini satu-satunya pihak yang berwenang dalam pencabutan status pandemi COVID-19.
"Kewenangan penetapan status pandemi dan pencabutannya berada di bawah kewenangan WHO, bukan kepala negara, bukan juga presiden negara adikuasa. Bahkan bukan juga lembaga internasional lainnya," terang epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University beberapa waktu lalu.
Dicky optimistis, status pandemi COVID-19 bisa dicabut WHO paling cepat akhir tahun 2022 atau awal 2023. Namun, tentunya sejumlah hal terkait kriteria pencabutan mesti diperhatikan.
"Beberapa waktu lalu juga sudah sudah saya sampaikan bahwa kalau saya ekspektasinya ya, estimasi optimis akhir tahun ini yang paling cepat ya atau awal tahun depan itu akan bisa dicabut status pandemi," jelas Dicky.
Advertisement