Ukraina dan Rusia Sepakat Perpanjang 120 Hari Ekspor Gandum dari Laut Hitam

Ukraina dan Rusia telah sepakat untuk memperpanjang ekspor gandum dari Laut Hitam.

diperbarui 20 Nov 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2022, 07:00 WIB
Perwakilan delegasi Ukraina dan Rusia berjabat tangan dalam penandatanganan perjanjian ekspor gandum Ukraina di Istana Dolmabahce, Istanbul, Turki, Jumat, 22 Juli 2022. (AP)
Perwakilan delegasi Ukraina dan Rusia berjabat tangan dalam penandatanganan perjanjian ekspor gandum Ukraina di Istana Dolmabahce, Istanbul, Turki, Jumat, 22 Juli 2022. (AP)

DW - Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menyebutkan pada hari Kamis (17/11) bahwa kesepakatan gandum Laut Hitam antara Ukraina dan Rusia akan diperpanjang untuk 120 hari lagi.

Dia akun Twitter dia menulis bahwa melanjutkan kesepakatan ekspor gandum yang ditengahi Turki dan PBB adalah "langkah penting lainnya dalam perjuangan global untuk melawan krisis pangan”.

Dilansir DW Indonesia, Sabtu (19/11/2022), Menteri Luar Negeri Rusia juga mengonfirmasi bahwa kesepakatan itu akan diperpanjang "tanpa ada perubahan cakupan”, sebagaimana perjanjian yang berlaku saat ini.

Sekjen PBB Antonio Guterres menyambut baik perjanjian "oleh semua pihak untuk melanjutkan Inisiatif Gandum Laut Hitam untuk memfasilitasi navigasi ekspor yang aman atas biji-bijian, bahan makanan dan pupuk dari Ukraina”.

Guterres juga menekankan pentingnya upaya untuk menyingkirkan rintangan yang masih tersisa untuk mengekspor makanan dan pupuk dari Rusia.

"Kedua perjanjian yang ditandatangani di Istanbul tiga bulan yang lalu tersebut sangat penting untuk menurunkan harga pangan dan pupuk dan untuk menghindari krisis pangan global,” kata Guterres.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji perpanjangan kesepakatan tersebut.

"Sangat terlihat jelas betapa penting dan bermanfaatnya kesepakatan ini atas ketersediaan pangan dan keamanan dunia,” cuitnya lewat Twitter.

Kabar Baik untuk Dunia

Ancaman Krisis Pangan Global Nyata, Bagaimana Antisipasi Indonesia?
Ancaman Krisis Pangan Global Nyata, Bagaimana Antisipasi Indonesia? (Liputan6.com/Abdillah)

Pejabat atas Uni Eropa juga menyambut kesepakatan ini, yang digambarkan Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel sebagai "kabar baik untuk dunia yang sangat membutuhkan akses terhadap biji-bijian dan pupuk.”

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyebutkan bahwa terobosan ini "membantu menghindari kekurangan pangan global dan menurunkan harga meski ada perang Rusia."

Sempat Terancam Bubar

Asap mengepul dari pabrik baja Azovstal di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, saat perang antara Rusia Ukraina. (AP Photo/Alexei Alexandrov, File)
Asap mengepul dari pabrik baja Azovstal di Mariupol, di wilayah di bawah pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, Ukraina timur, saat perang antara Rusia Ukraina. (AP Photo/Alexei Alexandrov, File)

Moskow dan Kyiv telah sepakat untuk mengizinkan ekspor bahan pangan dari Ukraina melewati Laut Hitam demi mengurangi krisis pangan global. Lewat perjanjian ini, kapal-kapal mendapat lampu hijau untuk melintasi Laut Hitam tanpa diserang di beberapa rute tertentu mulai dari Ukraina hingga ke Bosporus.

Awal bulan November 2022 ini, Moskow tidak begitu yakin untuk membarui kesepakatan ini, yang seharusnya dijadwalkan berakhir pada tanggal 19 November.

Kesepakatan ini sangat krusial untuk mengamankan ketersediaan pangan untuk banyak negara di Afrika dan Timur Tengah. Ukraina adalah pengekspor gandum utama di dunia, sama seperti Rusia.

Ekspor Biji-Bijian

Pasukan Ukraina Pukul Mundur Tentara Rusia dari Wilayah Kharkiv
Seorang tentara Ukraina berdiri di atas bendera Rusia di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, 13 September 2022. Pasukan Rusia tampak meninggalkan Kota Izium dan Svatove di Luhansk usai pasukan Ukraina memulai serangan baru ke arah timur melalui Kharkiv. (AP Photo/Kostiantyn Liberov)

Ekspor biji-bijian ini diperbarui setelah jeda selama lebih dari empat bulan akibat invasi Rusia di Ukraina. Rusia sempat mengancam akan membiarkan perjanjian tersebut berakhir, dan menciptakan krisis gandum global, jika tidak ada jaminan bahwa mereka juga diberi akses penuh ke pasar global untuk mengekspor pangan dan pupuk dari Rusia.

Hari Selasa (15/11), pada saat pertemuan KTT G20 di Bali, Antonio Guterres dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengadakan "diskusi yang sangat terus terang dan terbuka” terkait kesepakatan koridor transit Laut Hitam itu

Sementara itu, dari salah satu sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ekspor amonia dari Rusia melewati saluran pipa ke Laut Hitam belum sepenuhnya disepakati sebagai bagian dari perjanjian yang diperbarui tersebut. Amonia biasanya digunakan sebagai campuran dalam pembuatan pupuk.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya