Liputan6.com, New Delhi - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan terhadap penggunaan dua obat batuk sirup anak buatan India, yakni Ambronol dan Dok-1 Max. Langkah ini diambil terkait sejumlah kematian yang terjadi di Uzbekistan.
Dilansir BBC, Kamis (12/1/2023), WHO mengatakan bahwa dua obat batuk sirup pabrikan Marion Biotech itu "di bawah standar" dan perusahaan gagal memberikan jaminan tentang keamanannya.
Baca Juga
Peringatan WHO ini muncul beberapa pekan setelah Uzbekistan menuduh bahwa 18 anak meninggal pasca mengonsumsi obat batuk sirup buatan perusahaan tersebut.
Advertisement
Marion Biotech dan otoritas India belum berkomentar terkait isu ini.
Produksi Obat Ditangguhkan
Setelah kematian dilaporkan di Uzbekistan, Kementerian Kesehatan India menangguhkan produksi perusahaan tersebut.
Minggu ini, departemen keamanan pangan di negara bagian utara Uttar Pradesh - tempat Marion Biotech berkantor - juga menangguhkan izin produksi perusahaan.
Dalam peringatan yang dikeluarkan pada hari Kamis, WHO mengatakan bahwa analisis terhadap obat batuk sirup anak Ambronol dan Dok-1 Max oleh laboratorium kontrol kualitas Kementerian Kesehatan Uzbekistan menemukan jumlah dua kontaminan yang tidak dapat diterima, yakni diethylene glycol dan/atau ethylene glycol. Keduanya bisa berakibat fatal jika dikonsumsi.
"Kedua produk ini mungkin memiliki izin edar di negara lain di kawasan ini. Dan keduanya juga mungkin telah didistribusikan, melalui pasar informal, ke negara atau kawasan lain," kata WHO.
WHO menambahkan bahwa dua produk tersebut di bawah standar "tidak aman dan penggunaannya, terutama pada anak-anak, dapat mengakibatkan cedera serius atau kematian".
Advertisement
Farmasi Dunia
India dikenal sebagai "farmasi dunia" karena menghasilkan sepertiga dari obat-obatan dunia, memenuhi sebagian besar kebutuhan medis negara-negara berkembang. Negeri Hindustan juga merupakan rumah bagi sejumlah perusahaan farmasi dengan pertumbuhan yang sangat cepat.
Tetapi industri ini mendapat sorotan tajam setelah obat batuk sirup yang dibuat oleh perusahaan India dikaitkan dengan kematian anak-anak di negara lain.
Pada Oktober lalu, WHO juga mengeluarkan peringatan serupa, mengaitkan empat obat batuk sirup buatan perusahaan India lainnya dengan kematian 66 anak di Gambia akibat gagal ginjal.
Baik pemerintah India maupun perusahaan terkait, Maiden Pharmaceuhticals, membantah tuduhan tersebut.