HelloFresh Setop Jual Santan Asal Thailand Usai Tuduhan Mempekerjakan Monyet

HelloFresh mengonfirmasi bahwa mereka tidak menoleransi segala bentuk pelecehan hewan dalam rantai pasokannya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Mar 2023, 16:33 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2023, 16:32 WIB
Aksi Mengecam Eksploitasi Hewan di depan Kedubes Thailand
Sejumlah orang yang tergabung dalam PETA menggelar aksi di depan Kedutaan Besar Thailand di Jakarta, Selasa (8/12/2020). Mereka meminta dubes Thailand untuk Indonesia mengakhiri penggunaan tenaga kerja monyet di industri kelapa Thailand oleh perusahaan seperti Chaokoh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Bangkok - Perusahaan penyedia bahan makanan, HelloFresh, mengatakan tidak akan lagi menjual santan yang bersumber dari Thailand. Langkah itu diambil setelah PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) menuduh perkebunan kelapa di Thailand menggunakan monyet sebagai tenaga kerja.

HelloFresh mengonfirmasi bahwa mereka tidak menoleransi segala bentuk pelecehan hewan dalam rantai pasokannya. Untuk itu, mereka tidak akan memesan santan dari Thailand.

Sejumlah perusahaan telah berhenti menjual beberapa produk kelapa Thailand dalam beberapa tahun terakhir menyusul kampanye PETA. Penyelidikan PETA di perkebunan kelapa Thailand menemukan monyet dirantai dan dipaksa menghabiskan waktu berjam-jam memanjat pohon dan memetik kelapa.

"Penyalahgunaan terhadap primata merajalela," kata kelompok PETA seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (8/3/2023).

Pernyataan PETA Dibantah Pemerintah Thailand

Aksi Mengecam Eksploitasi Hewan di depan Kedubes Thailand
Aksi sejumlah orang yang tergabung dalam PETA di depan Kedutaan Besar (kedubes) Thailand di Jakarta, Selasa (8/12/2020). Mereka meminta dubes Thailand untuk Indonesia mengakhiri penggunaan tenaga kerja monyet di industri kelapa Thailand oleh perusahaan seperti Chaokoh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pemerintah Thailand menolak klaim PETA tentang penyalahgunaan primata, dengan mengatakan praktik tradisional menggunakan monyet untuk memanen kelapa hampir tidak ada di industri, yang karena skalanya malah bergantung pada tenaga manusia dan mesin.

Menurut Kementerian Pertanian Thailand, pada tahun 2021, negara itu mengekspor 236.323 metrik ton santan senilai 12,800 juta baht. Thailand telah mulai mengeluarkan sertifikat bagi peternakan untuk memverifikasi bahwa mereka bebas monyet demi mengatasi kekhawatiran atas kekejaman terhadap hewan.

Vincent Nijman, profesor antropologi dan kepala Oxford Wildlife Trade Research Group di Oxford Brookes University, yang telah meneliti kesejahteraan monyet pemanen kelapa di Thailand mengatakan bahwa praktik tersebut sebagian besar terbatas di bagian paling selatan Thailand dan melibatkan kera ekor babi utara dan kera ekor babi selatan. Yang pertama berstatus rentan dalam daftar Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), sedangkan yang kedua terancam punah.

"Mungkin monyet-monyet seperti itu hanya digunakan pada pertanian kecil yang melayani konsumsi lokal," katanya.

"Jumlah volume yang berpotensi dipetik monyet kecil," kata Nijman. "Sebagian besar kelapa dan produk kelapa tidak berasal dari peternakan yang mempekerjakan kera ekor babi."

Nijman menambahkan bahwa perkiraan mengenai jumlah monyet yang memetik kelapa di perkebunan bervariasi, dengan beberapa menyebutkan hingga 3.000 kera ekor babi yang terlibat.

"Pasar ekspor utama kelapa Thailand adalah China," tambahnya.

Menanggapi keputusan HelloFresh untuk menghentikan sumber dari Thailand, wakil presiden senior PETA Jason Baker mengatakan, "Keputusan HelloFresh akan membantu melindungi monyet dari penculikan, rantai, dan cambuk dalam perdagangan kelapa. HelloFresh membantu PETA mendorong industri kelapa Thailand dan pemerintah agar tidak menggunakan dan menyiksa monyet."

Infografis Ragam Tanggapan Pengendalian PMK dan Vaksinasi Hewan Ternak. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Pengendalian PMK dan Vaksinasi Hewan Ternak. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya