Liputan6.com, Cebu - Departemen Pertanian Filipina mengkonfirmasi adanya kasus wabah African swine fever atau demam babi Afrika di Provinsi Cebu tengah, Filipina pada Rabu 8 Maret 2023.
Departemen Pertanian Filipina pun segera mengerahkan tim tanggap darurat untuk mendeteksi tingkat infeksi.
Baca Juga
Quincy Kammeraad, Kiper Filipina yang Gawangnya Kebobolan 7 Kali oleh Timnas Indonesia 7 Tahun Lalu Kini Jadi Pahlawan di Piala AFF 2024
Harga Mentereng Kristensen, Pemain Filipina yang Pupuskan Asa Indonesia di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 Sedang Berlangsung, Tonton Live Streaming Pertandingan Timnas Indonesia VS Filipina di Sini
Biro Industri Hewan departemen itu mengatakan bahwa 58 dari 149 sampel darah dari Kota Carcar di Cebu dinyatakan positif mengidap penyakit itu, yang tidak berbahaya bagi manusia tetapi sangat menular di kalangan babi.
Advertisement
Wabah terbaru ini menambah daftar kasus demam babi Afrika aktif di 12 dari 80 lebih provinsi di negara Asia Tenggara, berdasarkan data terbaru departemen pertanian, dilansir dari Channel News Asia, Rabu (8/3/2023).
"Semua peternak babi dan pemangku kepentingan didorong untuk melaporkan kematian dan penyakit babi yang tidak biasa ke kantor pertanian atau kehewanan masing-masing," kata biro tersebut dalam sebuah pernyataan.
Demam babi Afrika pertama kali terdeteksi di Filipina pada 2019 yang mendorong pemusnahan ribuan babi sejak saat itu dan secara signifikan mengurangi populasi babi domestik.
Pasokan daging babi domestik yang berkurang mendorong Filipina untuk meningkatkan impor daging karena harga lokal melonjak, yang kemudian menambah tekanan pada inflasi.
Gubernur Cebu Gwendolyn Garcia pun mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang sementara masuknya babi dan produk terkait babi lainnya baik segar maupun olahan mentah dari Carcar ke kota lainnya, demikian dikutip dari The Freeman.
3.487 Ekor Singa Laut Mati di Peru, Benarkah Akibat Wabah Flu Burung H5N1?
Bicara soal wabah, baru-baru ini ribuan singa laut ditemukan mati di Peru di tengah wabah flu burung, menurut Layanan Nasional Kawasan Lindung Peru (SERNANP).
Flu burung yang juga dikenal sebagai H5N1, telah menyebar ke berbagai spesies di Amerika Serikat. Wabah ini pertama kali dilaporkan dari vrius antara burung pada akhir November 2022, di sepanjang pantai Peru.
Dilansir dari CNN, Selasa (7/3/23) SERNANP sekarang telah melaporkan setidaknya 63.000 burung mati karena virus tersebut, serta peningkatan jumlah kematian pada spesies lain.
Setidaknya 3.487 singa laut telah ditemukan mati karena virus tersebut, itu merupakan lebih dari 3 persen populasi singa laut Peru. Tidak hanya singa laut, tetapi tercatat juga lima kematian anjing lautberbulu terkait dengan flu burung.
Dalam keluarga anjing laut Otariidae, ada 2 subfamili, anjing laut berbulu dan singa laut. Kebanyakan dari mereka terlihat mirip, dan secara genetik mereka terkait erat.
Advertisement
Flu Burung H5N1 Tewaskan Bocah di Kamboja
Sebelumnya, kasus flu burung H5N1 itu juga menewaskan seorang anak perempuan di Kamboja.
Otoritas Kesehatan Kamboja mengonfirmasi seorang bocah perempuan berusia 11 tahun yang meninggal karena flu burung pada infeksi H5N1, kasus pada manusia pertama yang ada di Kamboja sejak 2014.
Flu burung biasanya menyebar pada unggas dan tidak dianggap sebagai ancaman bagi manusia hingga wabah pada 1997, di kalangan pengunjung pasar unggas hidup di Hong Kong.
Sebagian besar kasus manusia di seluruh dunia melibatkan kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi, tetapi kekhawatiran baru-baru ini muncul tentang infeksi pada berbagai mamalia. Kemungkinan virus dapat berevolusi untuk menyebar lebih mudah antarmanusia.
Gadis muda dari provinsi pedesaan tenggara Prey Veng jatuh sakit pada 16 Februari dan dikirim untuk dirawat di rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh. Ia didiagnosis Rabu (22/2/2023), setelah menderita demam hingga 39 derajat Celcius disertai batuk dan sakit tenggorokan.
Sayangnya, ia meninggal segera setelah itu, kata Kementerian Kesehatan Kamboja dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam.
Makan Ayam di Tengah Munculnya Kasus Flu Burung H5N1, Apakah Aman?
Munculnya temuan kasus flu burung H5N1 membuat topik itu hangat diperbincangkan. Salah satunya berkaitan keamanan untuk mengonsumsi daging ayam.
Beberapa masyarakat mengaku khawatir untuk mengonsumsi ayam di saat muncul temuan kasus flu burung H5N1. Oleh sebab itu, apakah masih aman untuk kita konsumsi ayam saat ini?
Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa makan ayam di kondisi saat ini masih diperbolehkan dan aman-aman saja.
"Tentu saja makan ayam sepenuhnya aman-aman saja sekarang ini," ujar Tjandra dalam webinar "Kewaspadaan Penyakit Flu Burung H5N1" bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDIP), Jumat (3/3/2023).
Pendapat selaras diungkapkan oleh Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan yang turut hadir. Menurutnya, masyarakat tidak perlu panik karena flu burung H5N1, apalagi sampai menghindari makan ayam dan produk unggas lainnya.
Advertisement