Filipina Konfirmasi Kasus Wabah Demam Babi Afrika di Cebu

Filipina mengkonfirmasi adanya kasus wabah demam babi Afrika di Cebu.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 09 Mar 2023, 12:52 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2023, 12:52 WIB
Ilustrasi bayi babi mutan. (AP)
Ilustrasi bayi babi. (AP)

Liputan6.com, Cebu - Departemen Pertanian Filipina mengkonfirmasi adanya kasus wabah African swine fever atau demam babi Afrika di Provinsi Cebu tengah, Filipina pada Rabu 8 Maret 2023.

Departemen Pertanian Filipina pun segera mengerahkan tim tanggap darurat untuk mendeteksi tingkat infeksi.

Biro Industri Hewan departemen itu mengatakan bahwa 58 dari 149 sampel darah dari Kota Carcar di Cebu dinyatakan positif mengidap penyakit itu, yang tidak berbahaya bagi manusia tetapi sangat menular di kalangan babi.

Wabah terbaru ini menambah daftar kasus demam babi Afrika aktif di 12 dari 80 lebih provinsi di negara Asia Tenggara, berdasarkan data terbaru departemen pertanian, dilansir dari Channel News Asia, Rabu (8/3/2023).

"Semua peternak babi dan pemangku kepentingan didorong untuk melaporkan kematian dan penyakit babi yang tidak biasa ke kantor pertanian atau kehewanan masing-masing," kata biro tersebut dalam sebuah pernyataan.

Demam babi Afrika pertama kali terdeteksi di Filipina pada 2019 yang mendorong pemusnahan ribuan babi sejak saat itu dan secara signifikan mengurangi populasi babi domestik.

Pasokan daging babi domestik yang berkurang mendorong Filipina untuk meningkatkan impor daging karena harga lokal melonjak, yang kemudian menambah tekanan pada inflasi.

Gubernur Cebu Gwendolyn Garcia pun mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang sementara masuknya babi dan produk terkait babi lainnya baik segar maupun olahan mentah dari Carcar ke kota lainnya, demikian dikutip dari The Freeman.

3.487 Ekor Singa Laut Mati di Peru, Benarkah Akibat Wabah Flu Burung H5N1?

Belasan Ribu Pelikan Mati di Peru Akibat Flu Burung
Pekerja kota mengumpulkan pelikan yang mati di pantai Santa Maria di Lima, Peru, Selasa (29/11/2022). Setidaknya 13.000 pelikan telah mati sejauh ini pada bulan November di Sepanjang Pantai Pasifik Peru akibat flu burung, menurut The National Forest and Wildlife Service (Serfor) pada hari Selasa. (AP Photo/Guadalupe Pardo)

Bicara soal wabah, baru-baru ini ribuan singa laut ditemukan mati di Peru di tengah wabah flu burung, menurut Layanan Nasional Kawasan Lindung Peru (SERNANP).

Flu burung yang juga dikenal sebagai H5N1, telah menyebar ke berbagai spesies di Amerika Serikat. Wabah ini pertama kali dilaporkan dari vrius antara burung pada akhir November 2022, di sepanjang pantai Peru.

Dilansir dari CNN, Selasa (7/3/23) SERNANP sekarang telah melaporkan setidaknya 63.000 burung mati karena virus tersebut, serta peningkatan jumlah kematian pada spesies lain.

Setidaknya 3.487 singa laut telah ditemukan mati karena virus tersebut, itu merupakan lebih dari 3 persen populasi singa laut Peru. Tidak hanya singa laut, tetapi tercatat juga lima kematian anjing lautberbulu terkait dengan flu burung.

Dalam keluarga anjing laut Otariidae, ada 2 subfamili, anjing laut berbulu dan singa laut. Kebanyakan dari mereka terlihat mirip, dan secara genetik mereka terkait erat.

Baca selebihnya di sini... 

Flu Burung H5N1 Tewaskan Bocah di Kamboja

Bocah Usia 11 Tahun di Kamboja Dilaporkan Meninggal Akibat Flu Burung
Penduduk desa Kamboja memegang poster untuk menyebarkan kesadaran akan ancaman virus H5N1 saat para ahli kesehatan berusaha mendidik mereka untuk menjaga kesehatan di Prey Veng, provinsi timur Kamboja, Kamis (23/2/2023). Gadis kecil di Kamboja itu jatuh sakit pada 16 Februari lalu dengan menderita demam, batuk dan sakit tenggorokan, kemudian meninggal di rumah sakit, kata Departemen Pengendalian Penyakit Menular Kamboja pada Rabu. (Cambodia Ministry of Health via AP)

Sebelumnya, kasus flu burung H5N1 itu juga menewaskan seorang anak perempuan di Kamboja.

Otoritas Kesehatan Kamboja mengonfirmasi seorang bocah perempuan berusia 11 tahun yang meninggal karena flu burung pada infeksi H5N1, kasus pada manusia pertama yang ada di Kamboja sejak 2014.

Flu burung biasanya menyebar pada unggas dan tidak dianggap sebagai ancaman bagi manusia hingga wabah pada 1997, di kalangan pengunjung pasar unggas hidup di Hong Kong.

Sebagian besar kasus manusia di seluruh dunia melibatkan kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi, tetapi kekhawatiran baru-baru ini muncul tentang infeksi pada berbagai mamalia. Kemungkinan virus dapat berevolusi untuk menyebar lebih mudah antarmanusia.

Gadis muda dari provinsi pedesaan tenggara Prey Veng jatuh sakit pada 16 Februari dan dikirim untuk dirawat di rumah sakit di ibu kota, Phnom Penh. Ia didiagnosis Rabu (22/2/2023), setelah menderita demam hingga 39 derajat Celcius disertai batuk dan sakit tenggorokan.

Sayangnya, ia meninggal segera setelah itu, kata Kementerian Kesehatan Kamboja dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam.

Baca selebihnya di sini...

Makan Ayam di Tengah Munculnya Kasus Flu Burung H5N1, Apakah Aman?

Ayam bakar
Ilustrasi ayam bakar. (IG/dapurfoody)

Munculnya temuan kasus flu burung H5N1 membuat topik itu hangat diperbincangkan. Salah satunya berkaitan keamanan untuk mengonsumsi daging ayam.

Beberapa masyarakat mengaku khawatir untuk mengonsumsi ayam di saat muncul temuan kasus flu burung H5N1. Oleh sebab itu, apakah masih aman untuk kita konsumsi ayam saat ini?

Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa makan ayam di kondisi saat ini masih diperbolehkan dan aman-aman saja.

"Tentu saja makan ayam sepenuhnya aman-aman saja sekarang ini," ujar Tjandra dalam webinar "Kewaspadaan Penyakit Flu Burung H5N1" bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDIP), Jumat (3/3/2023).

Pendapat selaras diungkapkan oleh Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan yang turut hadir. Menurutnya, masyarakat tidak perlu panik karena flu burung H5N1, apalagi sampai menghindari makan ayam dan produk unggas lainnya.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Rokok Kalahkan Telur dan Ayam, Tertinggi Kedua Setelah Beras
Infografis Rokok Kalahkan Telur dan Ayam, Tertinggi Kedua Setelah Beras (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya