Kenang Sejarah Kelam Perbudakan, Kamala Harris Emosional dalam Kunjungannya ke Ghana

Kamala Harris menjadi emosional saat dipaparkan sejarah kelam perbudakan dalam kunjungannya ke Ghana.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 30 Mar 2023, 13:49 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2023, 13:49 WIB
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris berbicara di Cape Coast Castle, Ghana pada 28 Maret 2023. (AFP/Nipah Dennis)
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris berbicara di Cape Coast Castle, Ghana pada 28 Maret 2023. (AFP/Nipah Dennis)

Liputan6.com, Accra - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris berkunjung ke Ghana pada Selasa, 28 Maret 2023 kemarin. Dalam kunjungannya tersebut, ia melihat bagaimana masa depan Afrika berkaca dari masa lalu.

Kamala Harris menyorot sejarah kelam perbudakan di benua itu. Ia lalu tersentuh oleh apa yang dilihatnya di Kastil Cape Coast, tempat orang Afrika ditahan sebelum dikirim ke Amerika dan Karibia.

"Berada di sini, rasanya sangat kuat dan mengharukan," ucap Kamala usai berkeliling kastil itu, suaranya serak karena emosi.

"Ketika kita berpikir tentang ratusan ribu manusia yang diambil, di tempat kita sekarang berdiri. Kejahatan yang terjadi di sini. Darah yang tertumpah di sini," ujar Kamala yang berpidato di mimbar sebelum ia keluar kastil.

Seorang pejabat di kantor wakil presiden mengatakan bahwa pernyataan emosional Kamala itu sebenarnya sebagian besar tidak disengaja, demikian dilansir dari ABC News, Kamis (30/3/2023).

"Ada ruang bawah tanah di sini, di mana manusia disimpan. Pria, perempuan dan anak-anak. Mereka diculik dari rumah mereka. Mereka diangkut ratusan mil dari rumah mereka, tidak yakin ke mana tujuan mereka, dan mereka datang ke tempat horor ini," ucap Kamala.

"Beberapa mati, banyak yang kelaparan dan disiksa, perempuan diperkosa, sebelum mereka dibawa secara paksa dalam perjalanan ribuan mil dari rumah mereka untuk dijual oleh yang disebut pedagang dan dibawa ke Amerika, ke Karibia menjadi orang yang diperbudak."

Selama turnya, Kamala ditemani sang suami Doug Emhoff memasuki ruang bawah tanah, tempat orang-orang itu ditahan, dan kemudian melihat ke laut tempat kapal pergi. Kamala berdiri di sana sejenak, tangan di pinggul, pada satu titik menyeka wajahnya.

Saat mereka berjalan menuju penjara bawah tanah untuk perempuan dan "Door of No Return", di mana para budak dipaksa naik ke kapal, Harris terlihat lagi diliputi emosi, menghapus tangisan dari wajahnya.

Kamala Harris muncul dari ruang bawah tanah perempuan dengan bunga, menempatkannya di ruangan yang berdekatan di mana orang lain juga meninggalkannya di lantai di dinding.

"Kami tidak tahu jumlah yang tewas dalam perjalanan ke tempat ini, jumlah yang tewas selama perjalanan di (Lautan) Atlantik itu," ujar Kamala setelah tur.

Namun, ia melanjutkan, "Kengerian yang terjadi di sini harus selalu diingat. Itu tidak bisa disangkal. Itu harus diajarkan. Sejarah harus dipelajari, dan kita kemudian harus dibimbing oleh apa yang kita ketahui juga untuk menjadi sejarah mereka yang selamat di Amerika, di Karibia, mereka yang dengan bangga menyatakan diri sebagai diaspora."

Pemandu yang menemani wakil presiden AS di Kastil Cape Coast berkata kepada wartawan bahwa ia memberi tahu Kamala bagaimana para tawanan di ruang bawah tanah akan melihat ke atas, melalui lubang di dinding dan langit-langit di sekitar mereka ke langit di luar dan berdoa untuk penebusan.

Pemandu itu juga berbicara tentang bagaimana beberapa budak akan bernyanyi dan mengatakan bahwa ia juga bernyanyi untuk Kamala, sebuah lagu tentang "masalah kehidupan" dan harapan kematian, "karena itu berarti kebebasan".

Dalam Pidatonya, Kamala Harris ingin Memberdayakan Ghana

Wakil Presiden AS Kamala Harris tiba di Singapura pada hari Minggu, 22 Agustus 2021 dalam tur ke Asia Tenggara. (Evelyn Hockstein/Pool Photo via AP)
Wakil Presiden AS Kamala Harris tiba di Singapura pada Minggu, 22 Agustus 2021 dalam tur ke Asia Tenggara. (Evelyn Hockstein/Pool Photo via AP)

Dalam pidatonya di Kastil Cape Coast, Kamala juga berkata bahwa "semua cerita ini harus diceritakan. Semua cerita ini harus diceritakan dengan cara yang kita ambil dari tempat ini. Rasa sakit yang kita semua rasakan. Kesedihan yang berbau busuk dari tempat ini."

"Keturunan dari orang-orang yang berjalan melalui pintu itu adalah orang-orang yang kuat, orang-orang yang bangga, orang-orang yang sangat beriman. Orang-orang yang mencintai keluarga mereka, tradisi mereka, budaya mereka, dan membawa bawaan itu bersama mereka," katanya.

Terlepas dari kengerian yang mereka alami, keturunan mereka "terus memperjuangkan hak-hak sipil, memperjuangkan keadilan, di AS dan di seluruh dunia," ucap Kamala.

"Dan kita semua, terlepas dari latar belakang Anda, mendapat manfaat dari perjuangan dan perjuangan mereka."

Kamala, wakil presiden AS kulit hitam pertama, saat itu sedang dalam perjalanan selama seminggu ke Afrika. Ia tiba di Ghana pada Minggu (26/3/2023) dan juga akan melakukan perjalanan ke Tanzania dan Zambia.

Ia mengatakan dalam pidato singkat setelah tiba di Ghana bahwa ia ingin mempromosikan peningkatan investasi, pemberdayaan ekonomi perempuan, anak perempuan dan pengusaha muda, inklusi digital, serta ketahanan pangan mengingat meningkatnya tantangan dari perubahan iklim.

Di kunjungannya di Ghana itu, ia berbicara di hadapan ribuan anak muda Ghana di depan Monumen Bintang Hitam, sebuah landmark utama di jantung ibu kota Ghana, Accra. Di sana, ia berfokus pada pentingnya perempuan dan anak perempuan untuk dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan ekonomi, politik, dan sosial dan memuji kecerdasan dan kreativitas Afrika.

"Apa yang terjadi di benua ini berdampak pada seluruh dunia," tutur Kamala.

"Melihat kalian semua di sini hari ini membuatku sangat optimis dan bersemangat tentang masa depan ini."

Tujuan Kunjungan Kamala Harris di Afrika

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris. (AFP)

Kamala Harris berada di Afrika dengan sebuah misi.

Presidensi Joe Biden telah mengirim tiga figur penting AS ke Afrika yakni Menteri Luar Negeri Anthony Blinken pada Agustus 2022, Ibu Negara Jill Biden pada awal Maret 2023, dan Wakil Presiden Kamala Harris yang tiba pada akhir Maret 2023.

Serangkaian kunjungan oleh tokoh-tokoh terkemuka di pemerintahan AS ini mencerminkan meningkatnya kesadaran bahwa AS perlu memperdalam keterlibatannya dengan benua tersebut, demikian seperti dikutip dari BBC (26/3/2023).

Hal itu semua datang dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dari kekuatan global lainnya, terutama China dan Rusia.

Ghana akan menjadi negara pertama yang dikunjungi Kamala dalam lawatannya yang diperkirakan berlangsung selama sembilan hari. Tanzania dan Zambia juga masuk dalam daftar kunjungan.

Harris yang berdarah Afrika-Amerika setidaknya memiliki ikatan simbolis dengan Afrika. Itu akan berfungsi sebagai latar belakang untuk konsekuensi diplomatik yang akan dikejar oleh AS yakni merangkul negara-negara di benua itu agar semakin dekat ke Washington D.C dalam persaingan geopolitiknya dengan China dan Rusia di kawasan.

Perjalanannya, menurut sebuah pernyataan resmi, dimaksudkan untuk "membangun" KTT AS-Afrika pada Desember di Washington di mana Presiden Joe Biden mengatakan AS "bersedia untuk masa depan Afrika".

Baca selebihnya di sini...

Kamala Harris Sebut Akan Mencalonkan Diri Kembali Bersama Joe Biden

Sisi Unik Wapres AS Kamala Harris
Wakil Presiden AS Kamala Harris saat berada di Ruang Makan Negara, Gedung Putih di Washington, DC, pada 21 Januari 2021. Kamala Harris juga menjadi warga keturunan Asia dan Jamaika pertama yang menduduki posisi Wakil Presiden di Amerika Serikat. (AFP/MANDEL NGAN)

Tak lama ini, Kamala Harris menyatakan bahwa Joe Biden bermaksud untuk mencalonkan diri kembali dalam Pilpres AS 2024.

"Dan saya bermaksud untuk mencalonkan diri bersamanya sebagai wakil presiden," ungkap Kamala kepada NBC News di Munich Security Conference, seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (18/2/2023).

Joe Biden sendiri sejauh ini belum secara resmi menyatakan akan maju dalam Pilpres AS 2024, tetapi sejumlah pertanda dinilai menegaskan bahwa ia akan melakukannya. Sebut saja pada Kamis (16/2/2023), dokter Gedung Putih mengumumkan bahwa ia layak untuk bertugas dan sepenuhnya melaksanakan seluruh tanggung jawabnya tanpa pengecualian atau akomodasi apa pun.

Politico melaporkan kekhawatiran di kalangan politikus Demokrat yang meyakini bahwa Joe Biden yang saat ini berusia 80 tahun, terlalu tua mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.

Situs itu juga melaporkan bahwa beberapa orang dalam percaya, Kamala tidak akan menjadi calon presiden yang baik.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya