Liputan6.com, Jakarta - Kucing menjadi salah satu hewan yang wajib dipelihara, konon alasannya karena pemeliharaannya yang gampang.
Penelitian telah menunjukan bahwa kucing sering menghargai kebersamaan dengan pemiliknya dan mereka membutuhkan kasih sayang sama seperti hewan peliharaan lainnya.Â
Baca Juga
Banyak yang meyakini bahwa kucing makhluk penyendiri dan mandiri yang tidak membutuhkan banyak perhatian dibandingkan dengan anjing, misalnya. Mengutip dari Al Arabiya English, Senin (3/4/2023), para ahli berpendapat bahwa stereotipe ini belum tentu benar.
Advertisement
Menurut ahli, kucing juga tak seharusnya dibiarkan sendirian di rumah. Mengapa demikian?
Atau jika hendak ditinggal, berapa lama kucing harus dibiarkan sendiri?
Jawabannya, kucing tidak boleh sendirian selama lebih dari 24 jam, kata pakar kucing, Mikel Delgado kepada media berita online Inverse. Jika pemilik hewan peliharaan tahu bahwa mereka akan jauh dari kucingnya untuk waktu yang lama, maka mereka harus sering meminta seseorang untuk memeriksanya.
"Anda tidak boleh meninggalkan kucing anda sendirian untuk waktu yang lama," kata Delgado, yang juga seorang postdoctoral fellow di School of Veterinary Medicine di University of California, Davis.
"Kucing juga memiliki kebutuhan emosional dan sosial yang tidak dapat dipenuhi saat mereka ditinggal sendirian dalam waktu lama," tambahnya.
Meskipun mungkin tidak ideal untuk meninggalkan kucing sendirian dalam waktu lama, para ahli percaya bahwa ada cara untuk menjaga mereka tetap aman dan sehat secara emosional.Â
Â
Â
Tanda-Tanda Tekanan Emosional Pada Kucing
Meninggalkan kucing semangkuk makanan saat melakukan perjalanan selama beberapa hari juga bisa berbahaya bagi kesehatan kucing.
"Kucing mungkin makan berlebihan karena stres, menjatuhkan piring airnya, atau terluka - jadi tidak apa-apa meninggalkan mereka dengan semangkuk besar makanan dan menyilangkan jari anda," katanya.
Mengetahui hal ini, beberapa pemilik kucing mungkin memilih tempat makanan otomatis. Namun, ahli perilaku hewan bersertifikat Katherine Pankratz percaya bahwa mereka "terkadang gagal" atau tidak "bekerja seperti yang diharapkan".
Seperti manusia, kucing juga bisa menderita tekanan emosional. Ini sering terjadi ketika mereka jauh dari pemiliknya terlalu lama.
Lima tanda utama tekanan emosional pada kucing adalah: aktivitasnya berkurang, perawatan yang berlebihan atau buruk, selalu bersembunyi, mudah terkejut, dan selalu waspada, kata Kepala Dokter Hewan di klinik hewan Animalia – Welfare & More yang berbasis di Abu Dhabi, Dr. Amer Grizic.Â
Menambah daftar itu, Delago memberi tahu bahwa tekanan emosional pada kucing sering kali termasuk muntah, kurang nafsu makan, diare, dan hewan ini tidak menggunakan kotak kotorannya.
Advertisement
Haruskah Menggunakan Pengasuh Bagi Kucing yang Akan Ditinggalkan?
"Anda harus memiliki pengasuh hewan peliharaan untuk memeriksa kucing anda setidaknya sekali sehari," kata Delgado, dia juga mencatat bahwa, memeriksanya selama dua kali sehari akan lebih efektif.
Menggemakan sentimen Delgado, Pankratz (yang merupakan pemilik kucing sendiri) menyarankan "pengasuh yang konsisten yang cocok dengan kucing anda," ucap Delgado.
Pengasuh kucing perlu menyediakan makanan pada waktu yang sama seperti biasanya pemilik hewan peliharaan memberi makan kucingnya.
Meskipun mungkin tidak mudah menemukan pengasuh kucing yang tepat, pengasuh dapat dengan mudah mengurus kebutuhan dasar kucing seperti memberi makan dan memastikan kotak kotorannya bersih, saran Delgado.
"Mereka dapat duduk dan membaca, berbicara dengan lembut kepada kucing anda, atau hanya sebagai pengganti 'kehadiran manusia' dengan duduk di sofa, menonton TV, atau memeriksa ponsel mereka," tuturnya, dan menambahkan bahwa pengasuh juga dapat berinteraksi dengan kucing tersebut, dengan caranya sendiri.
Beberapa kucing mungkin lebih suka pengasuh yang tidur di rumah semalaman, tetapi itu bervariasi tergantung pada kucingnya sendiri. Kepribadian dan ras kucing dapat menjadi faktor penyebabnya.
Awas, Pantang Mengelus Kucing di Area Ini, Studi Ungkap Alasannya
Selain itu, para pecinta kucing alias cat person tentu akan berbinar-binar ketika melihat kucing, apalagi kucing gemuk yang menggemaskan. Orang tersebut akan dengan segera mendekati kucing untuk menggendong, mengelus, atau bermain dengannya.
Sebaliknya, boro-boro mengelus, seseorang yang tidak menyukai kucing akan memilih untuk menjauh dan membiarkannya. Anehnya, bukannya balas membenci, kucing malah menyukai seseorang yang membencinya.
Menurut penelitian, kucing menyukai orang yang membencinya karena keengganan untuk mengelusnya memberi kucing kontrol serta kemandirian yang dibutuhkannya.
Sementara pecinta kucing yang mengaku berpengetahuan luas tentang kucing dan tinggal bersamanya selama beberapa tahun lebih cenderung mengelus kucing di area yang sebenarnya tidak disukai anabul.
Berbeda dengan anjing, kucing bisa menjadi karakter galak yang suka menyendiri, memasang jarak, bahkan terkadang bersikap benar-benar kasar.
Kendati demikian, sebuah penelitian baru oleh para ilmuwan perilaku hewan di Nottingham Trent University dan University of Nottingham menemukan bahwa sebetulnya ketika kucing berperilaku demikian, yang salah adalah si pemilik dan bukan kucingnya.
Advertisement