Liputan6.com, Labuan Bajo - Salah satu pertemuan pejabat senior atau Senior Officials' Meeting (SOM) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN 2023 menindaklanjuti usulan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Perihal konferensi terkait agama di tingkat ASEAN atau R20 ASEAN.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pun kemudian turut menyampaikan gagasan memanfaatkan keketuaan Indonesia pada KTT ke-42 ASEAN untuk menyelenggarakan R20 ASEAN dalam pertemuan pejabat senior, terutama terkait rencana Indonesia dalam menyelenggarakan Conference on ASEAN Shared Civilizational Values.
Baca Juga
"Intinya dari NU (Nahdlatul Ulama) memiliki gagasan bahwa Asia Tenggara memiliki shared civilizational values, yang menjadikan ASEAN menjadi satu kawasan yang bisa terus damai, walaupun adanya berbagai peradaban dan agama," ungkap Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Sidharto Reza Suryodipuro dalam press briefing, Senin 8 Mei 2023.Â
Advertisement
Gagasan tersebut, ujar Sidharto, diharapkan dapat dikembangkan oleh negara-negara di Asia Tenggara yang bisa mencegah terjadinya perpecahan antaragama.Â
"Ini ada dibahas dan bagaimana ini akan dikembangkan di antara negara-negara Asia Tenggara dan sebagai bagian untuk meng-counter berbagai agenda lainnya yang mungkin membawa benih-benih perpecahan," tambahnya.Â
Â
Manfaatkan Momen KTT ke-24 ASEAN
Sebelumnya, Pembahasan ini dilakukan setelah pertemuan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, 24 Maret lalu. Dalam pertemuan tersebut, PBNU berinisiatif memanfaatkan keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN untuk menyelenggarakan R20 ASEAN.
"Karena di Jakarta ini nanti waktunya berdekatan dengan forum ASEAN, tadi kami mohon izin kepada Bapak Presiden untuk ikut memanfaatkan leverage ASEAN ini dengan menamai kegiatan kami R20 ASEAN. Memang ini agak unik, R20 inisiasinya dulu dari G20, tapi sekarang kita selenggarakan dalam frame ASEAN, Bapak Presiden setuju," kata Yahya.
Advertisement