5 Point of Consensus Myanmar Belum Ada Kemajuan, Menlu Retno: Bukan Berarti ASEAN Menyerah

Retno juga mengatakan bahwa komitmen ASEAN tetap teguh dalam membantu masyarakat Myanmar sejalan dengan komitmen yang terus digaungkan, "No One Left Behind."

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Mei 2023, 15:55 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 15:39 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendampingi Presiden Joko Widodo dalam press briefing usai KTT ke-42 ASEAN 2023 di media center Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendampingi Presiden Joko Widodo dalam press briefing usai KTT ke-42 ASEAN 2023 di media center Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Labuan Bajo - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa walaupun upaya penyelesaian isu Myanmar lewat 5 Point of Consensus (5PC) belum menghasilkan perkembangan, hal tersebut tidak membuat ASEAN menyerah. 

"Belum tercapainya implementasi 5PC bukan berarti ASEAN harus menyerah, terutama terhadap prinsip piagam ASEAN," tutur Retno dalam press briefing usai KTT ke-42 ASEAN 2023 di media center Hotel Bintang Flores, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/5/2023). 

Dengan tegas, Retno juga mengatakan bahwa komitmen ASEAN tetap teguh dalam membantu masyarakat Myanmar sejalan dengan komitmen yang terus digaungkan, "No One Left Behind."

"Presiden Jokowi menyebutkan bahwa komitmen ASEAN tetap teguh untuk membantu rakyat Myanmar melalui penyaluran bantuan kemanusiaan dan dengan menerapkan prinsip no one left behind," ungkap Retno. 

Indonesia juga telah berkomitmen untuk melakukan dialog dengan berbagai pihak di Myanmar, termasuk junta dan stakeholders atau pihak terkait. 

Hal tersebut, ujar Retno, tentu dilakukan Indonesia dengan dukungan dari para negara anggota ASEAN. 

"Selama diskusi, negara anggota ASEAN mendukung pendekatan Indonesia sebagai ketua dalam melakukan keterlibatan inklusif dengan semua pemangku kepentingan," jelasnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


ASEAN Terikat dengan Prinsip yang Harus Dihormati

Konferensi pers oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Menlu Retno Marsudi dan Mensesneg Pratikno usai KTT ke-42 ASEAN 2023 di Media Center, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/5/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Konferensi pers oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno usai KTT ke-42 ASEAN 2023 di Media Center, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/5/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Menlu Retno juga menjelaskan bahwa sejak terbentuknya ASEAN, para negara anggota harus menghormati prinsip-prinsip yang ditetapkan bersama.

"Sejak berdirinya, ASEAN terikat oleh prinsip-prinsip yang harus dihormati antara lain ketaatan terhadap hukum, pemerintahan yang baik, prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional," ujar Retno. 

Maka dari itu, setiap keputusan dan sikap yang dilakukan oleh ASEAN harus ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip tersebut. 


Jokowi Akui Implementasi 5PC Belum Ada Perkembangan

Jokowi Resmi Buka KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo
Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah) mengetok palu menandai dibukanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN , di Labuan Bajo, NTT, Rabu (10/5/2023). (AP Photo/Achmad Ibrahim, Pool)

Dalam sidang tertutup dengan para Leaders ASEAN, Jokowi mengaku bahwa implementasi dari 5PC memang belum mengalami kemajuan yang signifikan. 

Oleh karena itu, Jokowi mengajak para pemimpin ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah kedepan terkait penghentian konflik di Myanmar.

"Saya harus berterus terang bahwa implementasi five point consensus belum ada kemajuan yang signifikan sehingga diperlukan kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah ke depan," tutur Jokowi.

Di sisi lain, Jokowi menekankan bahwa konflik Myanmar tak boleh menghambat percepatan pembangunan Komunitas ASEAN. Menurut dia, hal ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat ASEAN.

"Pembangunan komunitas ini adalah yang ditunggu oleh masyarakat ASEAN," ucapnya.

INFOGRAFIS: Perbandingan Tingkat Kematian COVID-19 di ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Perbandingan Tingkat Kematian COVID-19 di ASEAN (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya