Liputan6.com, Seoul - Pria Korea Selatan membuat geger ketika membuka pintu darurat pesawat ketika pesawat maskapai penerbangan Asiana Airlines yang sedang dalam mendarat. Kini, ia terancam 10 tahun penjara.
Pria bermarga Lee (33) itu ditahan polisi pada Jumat 26 Mei 2023 karena membuka pintu darurat pesawat sebelum pendaratan di Bandara Internasional Daegu. Ketinggian pesawat saat itu adalah 213 meter di udara.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Yonhap, Senin (29/5/2023), Pengadilan Distrik Daegu juga telah mengabulkan permintaan surat penahanan bagi Lee karena melanggar hukum keamanan penerbangan. Kasus Lee dianggap serius.
Advertisement
Ketika Lee membuka pintu tersebut, sejumlah remaja mengalami masalah pernapasan, sehingga harus dibawa ke rumah sakit. Lee mengaku sangat menyesal atas dampak perbuatannya kepada para korban.
Tidak ada yang terluka dalam peristiwa yang terjadi di pesawat Asiana Airlines tersebut. Sembilan penumpang yang dibawa ke rumah sakit merasakan panik dan menunjukkan tanda kesulitan pernapasan.
Lee berkata mengalami stres karena baru-baru ini kehilangan pekerjaan. Ia berkata ingin sesegera mungkin keluar dari pesawat karena merasa sesak.
Awalnya, polisi sempat kesulitan meminta keterangan pria tersebut. Seorang saksi berkata pelaku ingin lompat dari pintu pesawat, para flight attendant lantas meminta tolong para penumpang pria lain untuk mengamankan pelaku.
Berdasarkan hukum keamanan aviasi Korea Selatan, ada ancaman maksimal 10 tahun penjara bagi penumpang yang memanipulasi pintu keluar darurat pesawat atau alat-alat penerbangan sehingga mengganggu keamanan penerbangan.
Kursi Darurat Bakal Tidak Dijual?
Sebelumnya dilaporkan, maskapai Asiana Airlines memutuskan menyetop penjualan sejumlah tiket kursi darurat di pesawat A321-200 menyusul insiden penumpang yang membuka pintu darurat saat pesawat masih mengudara.
Mulai Minggu, 28 Mei 2023, maskapai Korea Selatan terbesar kedua itu menangguhkan penjualan kursi 26A di 11 pesawat A321-200 yang bisa mengangkut 174 penumpang, dan kursi 31A di tiga pesawat A321-200s yang bisa mengakomodasi hingga 195 penumpang.
Dalam pernyataan perusahaan, kursi penumpang yang tepat berada di samping pintu darurat A321-200s akan dikecualikan dalam sistem reservasi meski semua kursi di pesawat itu telah penuh. Namun, mereka tak menyebutkan secara spesifik batas waktu penangguhan penjualan tersebut.
Menurut laporan Yonhap, penumpang membuka pintu darurat A321-200 terjadi saat pesawat itu terbang menuju Daegu, sekitar 237 kilometer sebelah tenggara Seoul. Pesawat terbang dari Pulau Jeju pada Jumat, 26 Mei 2023.
Semua kursi darurat di jet penumpang lain yang dioperasikan oleh Asiana masih bisa dipesan. Sementara, maskapai bujet Grup Asiana, Air Seoul Inc. juga memutuskan untuk menghentikan penjualan kursi 22A dari pesawat A321-200 berkapasitas 195 kursi dan kursi 27A dari A321-200 berkapasitas 220 kursi mulai hari ini, Senin (29/5/2023).
Unit maskapai berbiaya rendah Asiana lainnya, Air Busan, mengatakan juga mempertimbangkan untuk menghentikan penjualan kursi baris darurat. Maskapai murah Air Premia mengatakan sedang mempertimbangkan menangguhkan penjualan kursi di dekat pintu darurat. Maskapai lain, seperti Jin Air, unit maskapai hemat Korean Air, sedang mempertimbangkan langkah serupa.
Advertisement
Keputusan Maskapai Pesawat
Kementerian Perhubungan mengatakan tindakan itu tergantung pada keputusan maskapai sendiri dan tidak didasarkan pada peraturan otoritas penerbangan. Seorang pejabat di sebuah perusahaan penerbangan menilai Asiana bereaksi berlebihan terhadap insiden tersebut, mengingat penumpang di baris kursi darurat diharuskan membantu pramugari membantu penumpang lain menyelamatkan diri dari pesawat jika terjadi keadaan darurat.
Di sisi lain, pakar penerbangan Geoffrey Thomas dari Airline Ratings menggambarkan insiden itu "sangat aneh". "Secara teknis, tidak mungkin membuka pintu itu dalam penerbangan,” katanya kepada CNN.
Thomas mencatat bahwa kecepatan pendaratan A321 adalah sekitar 150 knot (172 mph), yang berarti angin dengan kecepatan tersebut melewati pesawat. Pintu di belakang sayap pesawat terbuka ke aliran udara itu, katanya.
"Tampaknya tidak masuk akal bahwa pintu dapat dibuka sejak awal dan kemudian melawan aliran udara secara teknis tidak mungkin, tetapi entah bagaimana hal itu telah terjadi,” kata Thomas.
Asiana Airlines mengatakan kepada CNN, "Pesawat secara otomatis diatur untuk menyesuaikan tekanan kabin sesuai dengan ketinggian pesawat. Saat pesawat terbang tinggi di udara, pintu tidak mungkin dibuka, tetapi saat ketinggian rendah dan dekat dengan pendaratan, pintu bisa dibuka."