AS dan China Sepakat Jaga Komunikasi untuk Hindari Eskalasi Ketegangan

AS dan China mengaku baru-baru ini telah menjalin komunikasi komunikasi yang terbuka, konstruktif, dan bermanfaat.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Jun 2023, 09:02 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 09:02 WIB
Ilustrasi hubungan Amerika Serikat dan China. (Dok. Pixabay/Tumisu)
Ilustrasi hubungan Amerika Serikat dan China. (Dok. Pixabay/Tumisu)

Liputan6.com, Beijing - Diplomat senior Amerika Serikat (AS) dan China menggelar pembicaraan di Beijing dan setuju tetap membuka jalur komunikasi untuk menghindari ketegangan agar tidak berkembang menjadi konflik. Hal tersebut dikonfirmasi pada Selasa (6/6/2023).

Asisten menteri luar negeri AS untuk urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink merupakan pejabat AS paling senior yang dikonfirmasi telah mengunjungi China pada Senin (5/6), sejak ketegangan antara Washington dan Beijing melonjak menyusul insiden balon mata-mata.

Tidak lama setelah temuan balon mata-mata China di wilayah AS, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan penundaan lawatannya ke China. Sejak saat itu pula China menolak komunikasi resmi, meski dua pejabat tinggi pertahanan AS dan China sempat berinteraksi sebentar di konferensi keamanan di Singapura.

"Keduanya (Kritenbrink dan Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu) memiliki komunikasi yang terbuka, konstruktif, dan bermanfaat dalam mempromosikan peningkatan hubungan China-AS dan mengelola perbedaan dengan baik," ungkap Kementerian Luar Negeri China seperti dilansir AP, Rabu (7/6).

China menyatakan dalam kesempatan itu mereka telah menegaskan posisinya soal Taiwan serta sejumlah isu lain dan kedua belah pihak sepakat untuk menjaga komunikasi.

Kementerian Luar Negeri AS mendukung pernyataan China dengan mengatakan bahwa kedua pihak terlibat dalam diskusi terbuka dan produktif sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga jalur komunikasi dan membangun diplomasi tingkat tinggi.

Tensi Tinggi di Lapangan

Ilsutrasi bendera China dan Amerika Serikat (AP/Andy Wong)
Ilsutrasi bendera China dan Amerika Serikat (AP/Andy Wong)

Angkatan Laut AS pada Minggu (4/6), mengeluhkan tentang interaksi yang tidak aman di Selat Taiwan, setelah sebuah kapal perang China berada dalam jarak 137 meter dari kapal perusak AS.

Bulan lalu, sebuah jet tempur China juga dilaporkan terbang sangat dekat dengan pesawat pengintai AS di atas Laut China Selatan, kawasan di mana Beijing berbagi klaim teritorial yang tumpang tindih dengan sejumlah negara.

Direktur CIA William Burns bulan lalu dilaporkan melakukan perjalanan rahasia ke Beijing sebagai tanda lain bahwa kedua belah pihak tertarik untuk memulihkan komunikasi melalui berbagai saluran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya