Liputan6.com, Jakarta - Erling Haaland berhasil merebut sepatu emas. Pasalnya, ia menjadi top skor Liga Champion 2022-2023 pada Minggu 11 Juni 2023.
Sehingga, ini adalah gelar top skor Liga Champions kedua bagi Haaland selama kariernya.
Baca Juga
Erling Haaland Lirik PSG di Tengah Krisis Manchester City, Masa Depannya Tergantung Sosok Ini
Manchester City Bernapas Lega, Erling Haaland Bebas Cedera dan 4 Pilar Comeback Melawan Sporting CP
Hasil Liga Inggris Manchester City vs Southampton: Gol Tunggal Erling Haaland Bawa The Citizens Raup Poin Penuh
Manchester City baru saja memastikan menjadi juara Liga Champions 2022/2023. The Citizens menang tipis 1-0 atas Inter Milan berkat gol tunggal Rodri pada laga yang berlangsung di Ataturk Olympic Stadium, Turki pada Minggu 11 Juni 2023 dini hari WIB.
Advertisement
Keberhasilan juara Liga Champions membuat Manchester City meraih treble di musim 2022/2023. Sebelumnya rival sekota Manchester United itu sudah juara Liga Inggris dan Piala FA. Ini menjadi kali pertama City menjadi juara Liga Champions. Mereka juga sebelumnya tak pernah bisa merebut treble.
Kisah Erling Haaland sangat menarik untuk diikuti. Pasalnya, dengan tinggi badan mencapai 195cm, mungkin tak banyak yang menyangka bahwa Erling Haaland, kini jadi Top Skor Liga Champions. Mantan pelatihnya, Erase Steenslid, menceritakan transformasi sang striker asal Norwegia hingga memiliki bentuk tubuh yang menjadi idaman para wanita.
Pada 2006, Erling Haaland juga diketahui mencetak rekor dunia berupa lompat tinggi untuk anak berusia lima tahun. Padahal, ia mengalami masalah genetika pada tubuhnya.
Upaya Membentuk Badan Erling Haaland
Erase Steenslid kemudian berupaya membentuk tubuh Erling Haaland menjadi proporsional. Diakuinya, ia tidak menggunakan obat-obatan apa pun dalam 15 bulan program pembentukan badan dan 'penggemukan' otot.
Hanya dalam 15 bulan saja, Erling Haaland berubah dari bocah kurus menjadi remaja dengan bentuk tubuh ideal. Steenslid menceritakan betapa pemain berusia 19 tahun itu menjalani pola latihan yang sangat penting lagi serius.
"Untungnya, tubuh Erling Haaland merespons program latihan itu dengan baik. Sebab saya tahu, ada masalah dalam genetika tubuhnya," kata Steenslid kepada AS.
"Berat badannya bertambah 12 kilogram hanya dalam 15 bulan. Yang bertambah sebagian besar adalah otot. Kami membangun ototnya sedemikian rupa. Erling Haaland doyan makan. Dia selalu dekat dengan meja makan, dan satu piring bisa penuh, bakan sampai tumpah."
"Suatu hari saya membuatkan Erling Haaland sebuah arena latihan, saya buatkan dia sandsack. Dia merusaknya, membuatnya terbelah menjadi dua," kata Steenslid lagi.
Advertisement