Liputan6.com, Seoul - Amerika Serikat (AS) mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir ke Korea Selatan pada Jumat (16/6/2023), sehari setelah Korea Utara melakukan uji coba dua rudal balistik sebagai protes terhadap latihan tembak gabungan AS-Korea Selatan.
Kedatangan USS Michigan adalah bagian dari perjanjian bilateral baru tentang peningkatan visibilitas reguler aset strategis AS ke Semenanjung Korea.
Baca Juga
"Melalui kedatangan USS Michigan, Angkatan Laut AS dan Korea Selatan akan melakukan latihan meningkatkan kemampuan operasi khusus mereka dan kemampuan bersama untuk mengatasi tumbuhnya ancaman nuklir Korea Utara," ungkap Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam seperti dilansir AP, Sabtu (17/6).
Advertisement
Kapal selam AS tiba di Kota Busan. Namun, tidak disebutkan berapa lama kapal selam itu akan berada di perairan Korea Selatan.
USS Michigan adalah salah satu kapal selam terbesar di dunia. Kapal selam kelas Ohio itu dapat dipersenjatai dengan 150 rudal Tomahawk dengan target sekitar 2.500 kilometer dan mampu meluncurkan misi pasukan khusus.
Militer Korea Selatan dan AS memperluas latihan mereka sebagai reaksi terhadap uji coba rudal Korea Utara sejak tahun lalu. Sementara itu, Korea Utara mengklaim bahwa mereka terpaksa meningkatkan uji coba rudal sebagai respons atas latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang mereka yakini sebagai latihan untuk invasi.
Kapal Selam Rudal Balistik AS Akan Rutin Berlabuh di Korea Selatan
Kesepakatan untuk meningkatkan visibilitas reguler aset strategis ke Semenanjung Korea diumumkan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada April 2023. Biden juga menegaskan bahwa serangan nuklir Korea Utara ke AS atau sekutunya akan menghasilkan akhir dari rezim siapapun yang mengambil tindakan tersebut.
Kedua pemimpin itu turut mengumumkan sejumlah langkah lain untuk memperkuat kemampuan pencegahan bersama seperti persinggahan kapal selam rudal balistik AS di Korea Selatan secara berkala; memperkuat latihan bersama; dan pembentukan kelompok konsultatif nuklir baru.
Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim Jong Un, mengkritik kesepakatan Biden dan Yoon Suk Yeol. Dia mengatakan bahwa AS-Korea Selatan menunjukkan sikap sangat bermusuhan dan agresif terhadap Korea Utara.
Pyongyang pun mengancam akan lebih meningkatkan kapasitas nuklirnya.
Â
Advertisement