Indonesia Terus Gaungkan Solusi Politik ke ASEAN untuk Krisis Myanmar, Demi Tercapainya Perdamaian

Dalam pertemuan ke-56 menlu ASEAN, Retno Marsudi menegaskan bahwa slogan "no one left behind" tetap harus digaungkan di antara para anggota negara ASEAN.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Jul 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2023, 12:00 WIB
Pertemuan Menlu ASEAN
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi memberikan tepuk tangan saat pembukaan Pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara pada Pertemuan Menteri Luar Negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Indonesia, Selasa (11/7/2023). Acara ini digelar pada 11-14 Juli 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta. (Adi Weda/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Isu kemanusiaan berkepanjangan Myanmar kembali menjadi sorotan, kali ini di pertemuan ke-56 menlu ASEAN.

Sejauh ini Indonesia telah menggelar 110 pendekatan dengan Myanmar sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah kudeta oleh junta militer di negara tersebut. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi juga menegaskan bahwa Lima Poin Konsensus (5PC) tetap menjadi acuan bagi ASEAN untuk menyelesaikan isu Myanmar. 

"Indonesia memiliki pendekatan yang sangat intensif dan luas dengan semua pemangku kepentingan. Lebih dari 110 pendekatan telah dilakukan sejauh ini. Ini suatu hal yang sangat kompleks, dan itu tidak mudah sama sekali," ujarnya dalam pembukaan pertemuan ke-56 menlu ASEAN sesi retret, Rabu (12/7/2023). 

"Oleh karena itu, 5PC menjadi acuan utama, dan implementasi 5PC harus tetap menjadi fokus ASEAN. Pemimpin ASEAN di Phnom Penh menyatakan bahwa upaya lain harus mendukung implementasi 5PC," tambah Menlu Retno. 

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menegaskan bahwa slogan "no one left behind" tetap harus digaungkan di antara para anggota negara ASEAN. 

"Pendekatan hanyalah sebuah sarana. Ini adalah waktu yang tepat untuk mendorong dialog antara mereka. Dialog akan membuka jalan menuju solusi politik dan hanya solusi politik yang akan menghasilkan perdamaian yang berkepanjangan," jelas Retno. 

Adapun Lima Poin Konsensus mengenai Myanmar adalah:

  1. Kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya;
  2. Dialog konstruktif di antara semua pihak terkait mulai mencari solusi damai untuk kepentingan rakyat;
  3. Utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN;
  4. ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre;
  5. Utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Indonesia Kecam Kekerasan di Myanmar

Pertemuan menlu ASEAN digelar di Hotel Shangri-La pada Sabtu (8/7/2023) hingga Sabtu (15/7/2023). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)
Pertemuan menlu ASEAN digelar di Hotel Shangri-La pada Sabtu (8/7/2023) hingga Sabtu (15/7/2023). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Lebih jauh lagi, Menlu Retno juga kembali menegaskan bahwa Indonesia mengecam dan mengutuk penggunaan kekerasan di Myanmar. 

"Kami masih sangat prihatin melihat kekerasan yang meningkat secara terus menerus di Myanmar. Indonesia mengutuk keras penggunaan kekuatan dan kekerasan," kata Retno. 

Dalam hal ini, Retno mendorong keterlibatan berbagai pihak untuk memberi bantuan bagi masyarakat sipil di Myannmar. 

"Kami sangat mendesak semua pemangku kepentingan untuk mengecam kekerasan seperti ini untuk membangun kepercayaan. Selain itu, juga penting untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan serta dialog," tambahnya. 

Retno kemudian menjelaskan bahwa berbagai pihak, terlebih AHA Center, dapat menjangkau kelompok masyarakat yang membutuhkan. 

"Saya berharap akses AHA Center dapat menjangkau mereka yang membutuhkan bantuan akan diberikan lebih lanjut, termasuk di Magway dan Sagaing," katanya. 

Ia juga mengatakan bahwa terkait ini, peran East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Regional Forum (ARF) menjadi platform inklusif yang penting bagi berbagai pihak yang terlibat. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya