PBB Minta Segera Ada Solusi Negosiasi untuk Konflik Sudan

Seorang pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Afrika, Rabu (9/8) menyerukan solusi negosiasi untuk konflik di Sudan, dengan mengatakan tidak ada alternatif.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2023, 18:35 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2023, 18:35 WIB
Konflik Sudan
Angkatan Darat Sudan mengumumkan sedang melakukan diskusi terhadap kemungkinan memperpanjang gencatan senjata menyusul seruan dari Arab Saudi dan Amerika Serikat pada Minggu, 28 Mei 2023 agar kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) diperpanjang. (AFP)

Liputan6.com, Khartoum - Seorang pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Afrika, Rabu (9/8) menyerukan solusi negosiasi untuk konflik di Sudan, dengan mengatakan tidak ada alternatif.

“Seruan sebagian orang untuk melanjutkan perang guna mencapai kemenangan militer hanya akan berkontribusi pada kehancuran negara,” kata Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Afrika, Martha Pobee, kepada Dewan Keamanan PBB.

“Semakin lama perang ini berlanjut, semakin besar risiko perpecahan, dan campur tangan asing, dan terkikisnya kedaulatan, dan hilangnya masa depan Sudan, terutama anak-anak mudanya.”

Ia menyatakan keprihatinan khusus mengenai sifat etnis pertempuran di wilayah Darfur, terutama di Darfur Barat, yang telah mengalami kekerasan berbasis etnis yang brutal, dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (11/8/2023).

“Ini sangat mengkhawatirkan dan bisa dengan cepat menjerumuskan negara dalam konflik etnis yang berkepanjangan dengan meluas secara regional,” katanya memperingatkan.

Darfur mengalami kekerasan etnis berskala luas dan kejahatan terhadap kemanusiaan di awal tahun 2000-an.

Pengadilan Kriminal Internasional membuka penyelidikan atas situasi tersebut pada tahun 2005 dan mendakwa Presiden Sudan saat itu Omar al-Bashir melakukan genosida. Ia masih di luar tahanan pengadilan meskipun telah digulingkan dari kekuasaan dalam kudeta militer pada April 2019.


Penyebab Konflik Sudan

Konflik Sudan
Warga Sudan mengungkap pada Minggu, 28 Mei 2023, bentrokan terdengar sepanjang malam di Ibu Kota Khartoum. Sedangkan sejumlah pemantau dari lembaga-lembaga HAM melaporkan telah terjadi pertempuran mematikan di El Fashir, yakni salah satu Ibu Kota di barat Darfur. (AFP)

Lantas, apa penyabab perang Sudan?

Dikutip dari laman BBC, penyebab perang Sudan bermula ketika negara tersebut dilanda kudeta tahun 2021. Sejak itu, Sudan dijalankan oleh dewan jenderal, yang dipimpin oleh dua orang petinggi militer, yang kemudian menjadi cikal bakal perselisihan ini.

Mereka adalah Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala angkatan bersenjata dan presiden negara itu dan wakilnya serta pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, lebih dikenal dengan nama Hemedti.

Masalah utama adalah rencana untuk memasukkan sekitar 100.000 Rapid Support Forces (RSF) ke dalam tubuh tentara, dan siapa yang kemudian akan memimpin pasukan baru tersebut.

Mengapa dan Kapan Perang di Sudan Pecah?

Aksi penembakan menjadi pemicu konflik Sudan, tepatnya pada tanggal 15 April setelah ketegangan berhari-hari terjadi.

Kala itu, anggota RSF ditempatkan kembali di seluruh negeri dalam suatu tindakan yang dianggap oleh tentara negara sebagai bentuk ancaman.

Ada harapan bahwa pembicaraan dapat menyelesaikan situasi tetapi ini tidak pernah terjadi.

Masih diperdebatkan siapa yang melepaskan tembakan pertama tetapi pertempuran dengan cepat meningkat di berbagai bagian negara. Akibatnya, lebih dari 400 warga sipil tewas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

 


Mengapa Warga Sipil Terjebak?

Perang Sudan
Perang antara tentara Sudan dan RSF pecah pada 15 April terkait ketegangan yang terkait dengan rencana yang didukung internasional untuk transisi menuju pemerintahan sipil. Konflik tersebut telah menewaskan ratusan warga sipil dan menelantarkan lebih dari 1,9 juta orang, serta memicu krisis kemanusiaan besar yang mengancam akan menyebar ke seluruh kawasan yang bergejolak. (AFP)

Meskipun konflik tampaknya berada di bawah kendali instalasi, namun hal ini banyak menimbulkan efek besar, terutama di daerah perkotaan. Bahkan, warga sipil menjadi korban.

Tidak jelas di mana pangkalan RSF berada, tetapi anggota mereka kerap pindah ke daerah padat penduduk.

Angkatan udara Sudan telah melakukan serangan udara di ibu kota, sebuah kota berpenduduk lebih dari enam juta orang, yang kemungkinan besar telah menyebabkan korban sipil.

Beberapa gencatan senjata telah diumumkan untuk memungkinkan orang-orang melarikan diri dari pertempuran tetapi hal ini belum dipatuhi.

Infografis Ragam Tanggapan Misi Penyelamatan dan Evakuasi WNI dari Sudan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Misi Penyelamatan dan Evakuasi WNI dari Sudan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya