Spesies Kaki Seribu Baru Ditemukan di Los Angeles, Transparan dan Punya 486 Kaki

Naturalis temukan spesies kaki seribu baru yang hidup di bawah tanah area pendakian California. Namanya adalah The Los Angeles Thread Millipede.

oleh Shofiyah Sajidah diperbarui 26 Agu 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2023, 08:00 WIB
Seekor Kaki Seribu Benang Los Angeles yang sedang diteliti di Marek Lab, Department of Entomology Virginia di. (Paul Marek via AP)
Seekor Kaki Seribu Benang Los Angeles yang sedang diteliti di Marek Lab, Department of Entomology Virginia di. (Paul Marek via AP)

Liputan6.com, Los Angeles - Naturalis temukan spesies baru yang hidup di bawah tanah area pendakian California. Temuan ini telah diterbitkan di jurnal ZooKeys pada 21 Juli. 

Namanya adalah The Los Angeles Thread Millipede atau dalam bahasa Indonesia adalah Kaki Seribu Benang Los Angeles. Hewan kaki seribu ini hidup sekitar empat inci atau 10 cm di bawah tanah. 

Situs Associated Press (AP) yang dikutip Sabtu (26/8/2023) menyebut, tubuhnya relatif kecil sepanjang penjepit kertas dan sekurus pensil. Kaki seribu tersebut transparan bahkan cahaya dapat menembus badannya. 

Peneliti memberi nama ilmiah arthropoda tersebut yakni Illacme socal. Di bawah mikroskop, kepalanya nampak seperti helm dan memiliki 486 kaki. Illacme Socal buta sehingga hanya mengandalkan antena di ujung kepala untuk berjalan. 

Selain itu dalam prosesnya, peneliti tak sembarangan dengan menggunakan metode pengurutan sekaligus analisis DNA untuk membuktikan jika kaki seribu tersebut memanglah spesies baru

Ahli entomologi, Paul Marek yang tergabung sebagai tim peneliti dari ilmuwan West Virginia University, dan University of California, Berkeley mengatakan bahwa penemuan kaki seribu bening tersebut menunjukkan bahwa terdapat “planet” kehidupan bawah tanah yang belum ditemukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sedikitnya Area yang Telah Terjamah Peneliti

Ilustrasi Penelitian
Ilustrasi penelitian di laboratorium menggunakan microscope. (Pixabay/Herney)

Para ilmuwan menaksir terdapat 10 juta spesies binatang yang berkembang biak di Bumi, tetapi yang berhasil diidentifikasi hanya sebanyak satu juta saja.

“Kami tidak tahu apa yang sebenarnya ada di luar sana”, tutur Lee, mahasiswa doktoral di UC Berkeley.

Selanjutnya Lee menambahkan bahwa mikroorganisme termasuk dalam salah satu yang sering diabaikan saat proses pencarian spesies baru.

Kurator entomologi dari Museum Sejarah Alam di Los Angeles, Brian Brown, mengatakan bahwa apa yang selama ini kita ketahui lebih sedikit daripada apa yang tidak ketahui, khususnya dalam konteks spesies serangga dan makhluk kecil di dunia.

Padahal, mengetahui spesies lain terutama yang berperan dalam kehidupan manusia tentu merupakan hal penting. Hal ini juga pernah diutarakan Marek bahwa dengan begitu, kita dapat melindungi mereka serta lingkungan yang juga telah melindungi diri kita.

Seolah satu suara, presiden dari Institut Keanekaragaman Hayati California, Daniel Gluesenkamp menganjurkan untuk berinvestasi pada taman lokal. Bukan hanya untuk mempercantik tampilan kota, tetapi dengan tujuan untuk menyelamatkan sebidang kecil tanah liar. 

Selain itu juga Gluesenkamp menyarankan untuk masyarakat tau apa saja yang ada di tanah kecil liar tersebut agar selanjutnya dapat melindungi serta menjadikanya sebagai solusi pada masa yang akan datang.


20.000 Spesies Serangga di Los Angeles

Ilustrasi Los Angeles (iStock)
Ilustrasi Los Angeles (iStock)

Setelah memimpin proyek penelitian selama empat tahun yang disebut BioSCAN, yang memasang perangkap serangga di seluruh halaman belakang kota, Kurator entomologi dari Museum Sejarah Alam di Los Angeles, Brian Brown, memperkirakan 20.000 spesies serangga menghuni Los Angeles saja, baik yang ditemukan maupun yang belum ditemukan.

Namun dia mengkhawatirkan ancaman terhadap spesies asli seperti perubahan iklim dan spesies invasif.

“Dibutuhkan lebih banyak kerja dan upaya untuk mencoba menyelamatkan, mencoba dan mendokumentasikan spesies ini sebelum semuanya punah,” kata Brown.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya