Ratusan Yahudi AS Duduki Patung Liberty, Desak Gencatan Senjata hingga Palestina Merdeka

Aksi protes pro-Palestina yang terjadi pada Senin (6/11/2023) di New York, Amerika Serikat, ini adalah satu dari sekian demonstrasi serupa di penjuru dunia.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Nov 2023, 18:35 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2023, 18:35 WIB
Yahudi Amerika Serikat menduduki Patung Liberty pada Senin (6/11/2023), untuk menuntut gencatan senjata atas serangan Israel ke Gaza.
Yahudi Amerika Serikat menduduki Patung Liberty pada Senin (6/11/2023), untuk menuntut gencatan senjata atas serangan Israel ke Gaza. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Washington - Ratusan aktivis Yahudi Amerika Serikat (AS) secara damai menduduki Patung Liberty di New York pada Senin (6/11/2023), menuntut gencatan senjata oleh Israel dan diakhirinya pengeboman bertujuan genosida terhadap warga sipil Palestina di Gaza.

Mengenakan kaos hitam bertuliskan slogan-slogan "Yahudi menuntut gencatan senjata sekarang" atau "Bukan atas nama kami", para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan, "Seluruh dunia menyaksikan" dan "Rakyat Palestina harus merdeka" di landmark ikonik New York itu. Demikian seperti dilansir VOA, Selasa (7/11).

"Kata-kata terkenal dari nenek moyang Yahudi kami, Emma Lazarus, yang terukir di monumen ini memaksa kami mengambil tindakan mendukung warga Palestina di Gaza yang ingin bernapas bebas," kata Jay Saper dari Jewish Voice for Peace (JVP), penyelenggara pertemuan tersebut, mengacu pada aktivis Abad ke-19 yang membantu pengungsi Yahudi melarikan diri ke New York dari Eropa.

Pernyataan tersebut merujuk pada puisi Lazarus bertajuk "New Colossus", yang diukir di dasar Patung Liberty sebagai syair bagi imigran.

Berikut bunyi puisi bertajuk "New Colossus":

Not like the brazen giant of Greek fame,
With conquering limbs astride from land to land;
Here at our sea-washed, sunset gates shall stand
A mighty woman with a torch, whose flame
Is the imprisoned lightning, and her name
Mother of Exiles. From her beacon-hand
Glows world-wide welcome; her mild eyes command
The air-bridged harbor that twin cities frame.
“Keep, ancient lands, your storied pomp!” cries she
With silent lips. “Give me your tired, your poor,
Your huddled masses yearning to breathe free,
The wretched refuse of your teeming shore.
Send these, the homeless, tempest-tost to me,
I lift my lamp beside the golden door!”

Peserta aksi dari Institute for Middle East Understanding juga menuntut diakhirinya pengeboman bertujuan genosida Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza.

"Selama masyarakat Gaza berteriak, kita harus berteriak lebih keras, tidak peduli siapa yang mencoba membungkam kita," kata fotografer Nan Goldin, yang berdiri di samping beberapa pejabat terpilih setempat, beberapa di antaranya memiliki akar kuat dalam politik kiri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Yahudi Muda AS Kecam Joe Biden

Sebulan Perang Hamas - Israel
Menurut laporan Al Jazeera, korban tewas imbas serangan Israel di Gaza mencapai 10.022. Dari jumlah tersebut, 4.104 di antaranya merupakan anak-anak. (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

New York, yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya para migran, selama sebulan terakhir telah diguncang oleh duel demonstrasi pro-Israel dan pro-Palestina.

Kota itu sendiri adalah rumah bagi sekitar 2 juta orang Yahudi dan ratusan ribu muslim. Sejauh ini, New York dilaporkan terhindar dari kekerasan apapun yang terkait dengan perang Hamas Vs Israel, meskipun ketegangan disebut terlihat jelas di tempat-tempat tertentu seperti lingkungan universitas.

Namun, opini dinilai tidak bersifat monolitik di kedua komunitas.

Segmen liberal pemuda Yahudi AS – yang mayoritas memilih Partai Demokrat – telah melontarkan kritik keras terhadap Israel, yang dituduh melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Mereka juga mengecam dukungan militer dan diplomatik Presiden Joe Biden untuk Israel, yang telah terlibat dalam pengeboman selama sebulan di Gaza, tepatnya sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan sedikitnya 1.400 orang.

Di Gaza, jumlah korban tewas sudah melampaui 10.000 orang pada Senin, di mana lebih dari 4.000 di antaranya adalah anak-anak.


Banjir Dukungan bagi Palestina

Israel Serang Gaza
Suar pasukan Israel menerangi langit malam di Kota Gaza, Senin (6/11/2023). Pasukan Israel terus melakukan serangan terhadap Gaza untuk mengincar militan Hamas. (AP Photo/Abed Khaled)

Pada Sabtu (4/11), puluhan ribu demonstran, beberapa di antaranya dibawa oleh JVP, juga berkumpul di Washington untuk menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, dan mengecam kebijakan AS yang mendukung Israel.

Pada akhir Oktober, ribuan pengunjuk rasa, sebagian besar dikumpulkan oleh JVP, menduduki stasiun kereta api besar Grand Central di Manhattan dengan tuntutan yang sama.

Secara terpisah pada bulan yang sama, ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina, termasuk beberapa dari organisasi Yahudi AS, menutup Jembatan Brooklyn, yang menghubungkan Manhattan ke wilayah multikultural dan modis di seberang East River.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya