Israel Ketar-ketir Hamas Rebut Kembali Kawasan Jalur Gaza Utara

Israel semakin khawatir terhadap upaya kelompok Hamas yang berpotensi mendapatkan kembali kendali di Jalur Gaza utara, menurut media Israel.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Jan 2024, 15:03 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 15:03 WIB
Israel Kerahkan Puluhan Tank ke Perbatasan Gaza
Tentara Israel berjalan melewati tank di dekat perbatasan Gaza-Israel, Jumat (19/10). PM Benjamin Netanyahu berjanji bakal mengambil tindakan tegas apabila warga Palestina masih terus melancarkan serangan ke wilayah Israel. (AP Photo/Ariel Schalit)

Liputan6.com, Tel Aviv - Israel semakin khawatir terhadap upaya kelompok Hamas yang berpotensi mendapatkan kembali kendali di Jalur Gaza utara, menurut media Israel.

“Ada tren yang mengkhawatirkan dalam lembaga keamanan Israel mengenai upaya Hamas untuk memulihkan kemampuan sipilnya di Gaza utara,” kata Radio Tentara Israel, dikutip dari yenisafak.com, Jumat (19/1/2024).

Badan keamanan Israel mengutip upaya kelompok Palestina untuk menugaskan kembali polisi lokal guna mengambil alih wilayah tersebut.

Tentara Israel melakukan serangan baru ke beberapa wilayah di Jalur Gaza utara pada Selasa lalu, beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengumumkan diakhirinya operasi darat “intensitas tinggi” di wilayah tersebut.

Menurut seorang reporter Anadolu, pasukan tentara maju ke bagian utara Kota Gaza dan wilayah timur kota Jabalia dan barat Beit Hanoun dan Beit Lahia.

“Kekhawatiran utama lembaga keamanan Israel adalah keberhasilan Hamas dalam memulihkan kemampuan militernya di wilayah tersebut juga,” kata Radio Angkatan Darat.

Menteri Kabinet Perang Israel Gideon Sa'ar mengatakan pada Selasa pagi bahwa Hamas masih jauh dari kekalahan.

“Jika ada yang berpikir bahwa akan ada alternatif terhadap kekuasaan mereka di Jalur Gaza, hal itu tidak akan terjadi,” kata Sa'ar kepada Radio Angkatan Darat.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 24.285 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 61.154 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Israel mengatakan, sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong itu rusak atau hancur, menurut PBB.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Konflik Israel - Lebanon
Sejak awal baku tembak pada tanggal 8 Oktober, terdapat sekitar 143 pejuang Hizbullah yang terbunuh, dan setidaknya 11 tentara Israel yang juga terbunuh dalam baku tembak tersebut. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

350 Ribu Rumah di Gaza Rusak Akibat Serangan Israel

Kota Gaza Hancur
Orang-orang berdiri di antara puing-puing masjid yang hancur selama serangan udara Israel, di Kota Gaza pada 9 Oktober 2023. (Mahmud HAMS/AFP)

Dana setidaknya USD 15 miliar atau sekitar Rp234 triliun dibutuhkan untuk membangun kembali rumah-rumah di Gaza akibat serangan Israel, demikian diungkapkan oleh Kepala Dana Investasi Palestina Mohammed Mustafa pada Rabu (17/1/2024)

Mustafa mengatakan laporan internasional menunjukkan 350.000 unit rumah telah rusak di Gaza, baik rusak sepenuhnya atau sebagian dan lebih dari 70.000 unit hancur total.

"Dengan asumsi 150.000 unit rumah perlu dibangun kembali dengan biaya rata-rata USD 100.000 per unit, "itu berarti US$15 miliar untuk unit rumah", katanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, seperti dilansir CNA, Kamis (18/1).

"Kami masih belum membicarakan infrastruktur, kami belum membicarakan rumah sakit yang rusak, jaringan listrik," sambungnya.

Angka tersebut menunjukkan biaya rekonstruksi yang jauh lebih besar dibandingkan anggaran sebelumnya untuk mengembalikan Gaza setelah konflik sebelumnya, lantaran perang telah berlangsung selama lebih dari 100 hari.

Menyusul perang tahun 2014 antara Hamas dan Israel, yang berlangsung selama tujuh minggu dan menewaskan 2.100 warga Palestina, Qatar menghabiskan lebih dari USD 1 miliar untuk proyek perumahan dan bantuan di Gaza.

Mustafa mengatakan kepemimpinan Palestina, dalam jangka pendek, akan terus fokus pada bantuan kemanusiaan termasuk makanan dan air, namun pada akhirnya fokusnya akan beralih ke rekonstruksi.


Krisis Kemanusiaan di Gaza

Foto Paling Mengharukan Sepanjang 2023
Foto yang diambil pada 11 Oktober 2023 ini menunjukkan pemandangan udara dari bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp Jabalia bagi para pengungsi Palestina di Kota Gaza. (Yahya HASSOUNA/AFP)

Perang Israel Vs Hamas menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka, beberapa di antaranya bahkan telah mengalaminya beberapa kali. Kondisi ini menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang semakin menipis.

"Jika perang di Gaza terus berlanjut, kemungkinan besar lebih banyak orang yang meninggal karena kelaparan dibandingkan perang," kata Mustafa.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan makanan, obat-obatan, air dan listrik ke wilayah kantong yang terkepung, tambahnya.

Ketika ditanya apa peran Hamas di masa depan, Mustafa mengatakan "cara terbaik ke depan adalah menjadi se-inklusif mungkin".


100 Hari Perang di Gaza: Israel dan Hamas Sepakati Perjanjian Kiriman Bantuan

Ribuan Jenazah Tertimbun Reruntuhan Bangunan di Gaza
Mereka mencari jasad anak-anak mereka. Orang tua mereka. Tetangga mereka. Mereka semua terbunuh dalam serangan rudal Israel. Mayat-mayat itu ada di sana, di suatu tempat di tengah-tengah kehancuran yang tak berujung. (AP Photo/Hatem Moussa, File)

Israel dan Hamas sepakat perjanjian tentang bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza. Qatar dan Prancis berkolaborasi sebagai mediator pada perjanjian terbaru ini.

Dilaporkan BBC, Rabu (17/1), perjanjian baru ini menyebut agar obat-obatan dapat diberikan kepada para tawanan di Jalur Gaza. Sebagai timbal balik, Israel akan mengizinkan lebih banyak bantuan pokok masuk ke Jalur Gaza.

Bantuan kemanusiaan akan berangkat lewat Doha, ibu kota Qatar, menuju Mesir pada Rabu kemarin. Kemudian, bantuan itu akan diantarkan ke Gzaza untuk rakyat sipil, sementara obat-obatan akan dibawa untuk tawanan dari Israel.

Obat-obatan itu dikirim karena anggota keluarga para tawanan melaporkan kepada pemerintah bahwa banyak dari korban penculikan Hamas yang butuh obat-obatan, beberapa bahkan dinyatakan dalam kondisi bahaya.

Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan
Infografis Militer Israel Perluas Serangan ke Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya