Liputan6.com, Brussels - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO Jens Stoltenberg meminta Eropa menggenjot produksi senjatanya untuk mendukung Ukraina dan mencegah "potensi konfrontasi selama beberapa dekade" dengan Moskow. Hal tersebut terungkap dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh media Jerman pada Sabtu (10/2).
Menjelang pertemuan penting para menteri pertahanan NATO di Brussels dan peringatan kedua perang Rusia-Ukraina, Stoltenberg menegaskan bahwa “kita perlu menyusun kembali dan memperluas basis industri kita lebih cepat, untuk meningkatkan pengiriman ke Ukraina dan mengisi ulang stok kita sendiri.”
Baca Juga
“Ini berarti beralih dari masa damai yang lambat ke produksi konflik dengan tempo tinggi,” katanya kepada harian Jerman Welt am Sonntag.
Advertisement
Komentar Stoltenberg muncul di tengah meningkatnya permintaan bantuan senjata, amunisi dan bantuan militer lainnya dari Ukraina saat negara itu memerangi pasukan Rusia selama hampir tiga tahun, dikutip dari VOA Indonesia, Senin (12/2/2024).
Para pemimpin Barat juga menyerukan bantuan yang lebih besar. Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Joe Biden mendesak anggota parlemen AS pada Jumat untuk menyetujui paket bantuan militer untuk Ukraina, yang telah lama tertunda. Ia memperingatkan bahwa Kyiv tidak dapat menunda invasi Rusia tanpa bantuan tersebut.
“Kegagalan Kongres Amerika Serikat dalam tidak mendukung Ukraina hampir merupakan kelalaian kriminal,” kata Biden saat ia menerima Scholz di Ruang Oval pada Jumat.
Stoltenberg mengatakan: "Tidak ada ancaman militer terhadap sekutu mana pun. Pada saat yang sama, kami mendengar ancaman rutin dari Kremlin terhadap negara-negara NATO."
Situasi di Eropa
Invasi Rusia ke Ukraina selama hampir dua tahun telah menunjukkan bahwa “perdamaian di Eropa tidak bisa dianggap remeh”, kata Sekjen NATO. Ia menekankan pentingnya melindungi negara-negara yang tergabung dalam aliansi tersebut.
“Selama kita berinvestasi pada keamanan dan tetap bersatu, kita akan terus mencegah agresi apa pun,” katanya.
“NATO tidak bermaksud berperang dengan Rusia, tetapi kita perlu mempersiapkan diri menghadapi potensi konfrontasi selama beberapa dekade,” tambahnya.
"Kami memantau dengan cermat apa yang dilakukan Rusia dan kami telah meningkatkan kehadiran kami di bagian timur aliansi," kata Stoltenberg.
"Jika Putin menang di Ukraina, tidak ada jaminan bahwa agresi Rusia tidak akan menyebar lebih jauh. Jadi, mendukung Ukraina sekarang dan berinvestasi dalam kemampuan NATO sendiri adalah pertahanan terbaik bagi kita,” ujarnya.
Para menteri pertahanan NATO akan bertemu di Brussel pada 15 Februari, satu minggu menjelang ulang tahun kedua serangan Rusia di Ukraina.
Advertisement