Liputan6.com, Kent - Ribuan bintang laut ditemukan terdampar di sebuah pantai di Inggris.
Kawanan bintang laut tersebut terlihat antara Margate Winter Gardens dan Lido di Pantai Margate pada Senin (26/2/2024).
Mengutip dari news.sky.com, Kamis (7/3/2024), seorang pria bernama Andy Freeman mengaku melihat ribuan bintang laut yang sudah mati dan mengunggah fotonya ke laman grup Facebook warga lokal setempat.
Advertisement
Fenomena terdamparnya hewan-hewan laut sejatinya sudah menjadi hal lumrah di wilayah tersebut ketika cuaca buruk, dan Pantai Margate berada di suhu rendah yang kemudian mengalami hujan lebat dan angin kencang.
Environment Agency atau Kantor Meteorologi dan Badan Lingkungan Hidup juga memperingatkan bahwa mereka berada di wilayah yang berpotensi banjir.
Badan Lingkungan Hidup setempat juga mengatakan bahwa kehidupan laut invertebrata, seperti bintang laut, kepiting, dan krustasea lainnya rentan terbawa arus laut karena cenderung hidup atau bermigrasi ke perairan dangkal yang berarti sangat mungkin bagi mereka untuk hanyut ke pantai.
Dewan Disrtik Thanet mengatakan bahwa mereka mengetahui kejadian tersebut, dan mengatakan hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh gelombang laut yang ganas dan angin darat yang terjadi baru-baru ini.
"Kami memahami kekhawatiran masyarakat ketika ditemukan hewan laut di pantai-pantai di distrik ini," kata mereka.
Dewan Disrtik Thanet juga menambahkan bahwa sudah melaporkan semua mamalia air yang mati ke British Divers Marine Life Rescue. Masyarakat pun diimbau untuk tidak mencoba memindahkan bintang laut yang terdampar tersebut, dan menjauhkan anjing serta anak-anak mereka dari hewan laut tersebut karena dianggap memiliki penyakit menular.
Kejadian Serupa di 2018
Kejadian serupa juga pernah terjadi di sebuah pantai di Ramsgate, Kent, Inggris pada tahun 2018. Lokasinya berjarak kurang dari enam mil atau sekitar 9 kilometer dari Pantai Margate.
Peristiwa tersebut kemudian disebut sebagai salah satu kasus terdampar massal terbesar yang pernah tercatat di Inggris oleh Natural History Museum, demikian mengutip dari news.sky.com.
Meskipun sebagian besar fenomena terdampar di pantai merupakan kejadian alami, Badan Lingkungan Hidup setempat mengatakan bahwa mereka "selalu mencari sesuatu yang tidak biasa" ketika mereka menerima laporan.
"Ini bisa terjadi setiap tahun, tetapi lebih sering terjadi pada musim gugur dan musim dingin," tambahnya.
"Makhluk seperti kerang, bintang laut, kepiting, dan kerang silet menempati habitat berbatu dan sayangnya dapat dengan mudah keluar saat cuaca tidak menentu, angin darat, atau angin kencang dan pasang surut musim semi menyebabkan mereka terdampar ke darat," ujar Juru Bicara Badan Lingkungan Hidup kepada Sky News.
Advertisement
Ratusan Paus Terdampar di Australia
Kejadian serupa juga terjadi di Australia pada 2018 lalu, sebanyak 150 paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) terdampar di pantai Australia Barat. Sayangnya, hanya 15 ekor yang berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke laut lepas dalam kondisi hidup, sisanya mati.
Para relawan, dokter hewan, dan petugas satwa liar berduyun-duyun mendatangi Hamelin Bay pada Jumat pagi waktu Australia guna mengevakuasi mamalia laut itu.
Mereka menemui kendala ketika akan memindahkan hewan-hewan tersebut ke air, yaitu angin kencang akibat badai tropis. Hingga pukul 00.00 malam, sebagian besar paus tersebut telah mati.
"Sayangnya, sebagian besar paus yang terdampar tidak selamat," kata salah satu relawan, Jeremy Chick, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari ABC Perth, Jumat (23/3/2018).
"Hanya ada 15 ekor yang selamat dan berhasil dikembalikan ke habitat aslinya di laut hari ini.... Upaya penyelamatan terhambat oleh kondisi cuaca yang memburuk dan kami perlu memastikan keselamatan semua orang yang membantu jalannya evakuasi, sebelum memindahkan paus-paus itu," tambahnya.
Ratusan Bangkai Paus Terdampar di Selandia Baru
Sama dengan ratusan paus pilot yang terdampar di Australia, pihak berwenang Selandia Baru mengatakan mereka akan menguburkan bangkai ratusan paus yang mati massal terdampar di bibir pantai.
Bangkai hewan-hewan ini dipindahkan ke suatu daerah yang tak terbuka untuk umum.
Sekitar 300 paus itu dipindahkan dengan mesin penggali dan dikuburkan di bukit pasir di Farewell Spit, South Island.
Para pekerja konservasi akan lebih dulu menusuk bangkai paus untuk melepaskan gas yang terbentuk selama proses dekomposisi. Sebab jika tak dilakukan, paus itu bisa meledak sewaktu-waktu.
Sebagian besar paus yang terdampar mati, sementara beberapa yang masih hidup berhasil dikembalikan ke laut oleh petugas konservasi dan relawan.
Sejak itu, paus-paus tetap berdatangan termasuk lebih dari 200 ekor pada Sabtu 11 Februari 2017 lalu. Sebagian besar berhasil dikembalikan ke laut.
Advertisement