Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah: Pelanggaran Hukum Internasional dan Piagam PBB

Serangan rudal Israel terhadap misi diplomatik Iran di Damaskus, Suriah, terjadi pada Senin (1/4/2024), menewaskan dua jenderal Iran.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 02 Apr 2024, 11:58 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2024, 11:58 WIB
Gedung Konsulat Iran di Damaskus luluh lantak pasca serangan rudal Israel pada Senin (1/4/2024).
Gedung Konsulat Iran di Damaskus luluh lantak pasca serangan rudal Israel pada Senin (1/4/2024). (Dok. Omar Sanadiki/AP)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mengutuk keras keras serangan rudal Israel terhadap gedung dan fasilitas diplomatik Iran di Damaskus, Suriah.

"Serangan ini adalah pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB. Serangan ini merupakan satu dari sekian banyak aksi Israel yang meningkatkan eskalasi konflik dan dapat menghapus prospek perdamaian di kawasan," tegas Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia via platform X alias Twitter, pada Selasa (2/4/2024).

Arab Saudi juga bereaksi atas tindakan Israel menyerang fasilitas diplomatik Iran di Suriah.

"Kementerian luar negeri menyampaikan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas penargetan gedung konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus. Kementerian menyatakan penolakan tegas Kerajaan Arab Saudi terhadap penargetan fasilitas diplomatik dengan alasan apa pun dan dengan dalih apa pun, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum diplomatik internasional dan aturan kekebalan diplomatik," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Iran sendiri berjanji akan merespons serangan Israel ke konsulatnya di Damaskus, yang menewaskan tujub orang termasuk dua jenderal.

"Jenderal Mohammad Reza Zahedi, komandan senior Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan wakilnya Jenderal Mohammad Hadi Hajriahimi tewas dalam serangan hari Senin," ungkap IRGC seperti dilansir Al Jazeera.

Quds merupakan pasukan elite dari Garda Revolusi Iran.

Iran: Kami Berhak Ambil Tindakan Tegas

Ilustrasi Iran
Ilustrasi Iran (AFP)

Laporan Al Jazeera menyebutkan bahwa Israel telah lama menargetkan instalasi militer Iran di Suriah dan proksinya, namun serangan pada Senin ini adalah pertama kalinya Israel menargetkan kompleks kedutaan Iran di Distrik Mezzeh. Serangan dilaporkan terjadi pada pukul 17.00 waktu setempat.

IRGC dalam pernyataannya menyebutkan pula bahwa sejumlah penasihat militernya berada di gedung konsulat pada saat serangan dan tujuh di antaranya tewas, termasuk Zahedi dan Hajriahimi.

"Zahedi adalah pemimpin Pasukan Quds di Lebanon dan Suriah hingga tahun 2016," ungkap IRGC.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menggambarkan serangan itu sebagai pelanggaran terhadap semua kewajiban dan konvensi internasional dan menyalahkan Israel atas serangan tersebut.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani menyatakan Iran "berhak untuk bereaksi dan akan memutuskan jenis tanggapan dan hukuman bagi agresor".

Misi Iran untuk PBB menggarisbawahi serangan Israel sebagai pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan prinsip dasar yang tidak dapat diganggu gugat atas fasilitas diplomatik dan konsuler. Misi Iran pun mendesak Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Israel dan mengatakan pihaknya mempunyai hak untuk mengambil tindakan tegas.

 

Kutukan Dunia untuk Israel

Benjamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Dok. AP)

Suriah mengatakan orang-orang yang tidak bersalah telah terbunuh dalam serangan itu.

"Kami mengutuk keras serangan teroris keji yang menargetkan gedung konsulat Iran di Damaskus dan menewaskan sejumlah orang tak berdosa," kata Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad yang mengunjungi lokasi serangan bersama menteri dalam negeri Suriah.

Menurut pemantau perang yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebanyak 11 orang tewas dalam serangan Israel termasuk delapan warga Iran, dua warga Suriah, dan satu warga Lebanon. 

Rusia, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad, turut mengecam serangan tersebut.

"Kami mengutuk keras serangan yang tidak dapat diterima terhadap misi konsulat Iran di Suriah," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Kelompok Hizbullah yang didukung Iran memperingatkan bahwa Israel akan menanggung akibatnya. Hizbullah hampir setiap hari melakukan baku tembak lintas perbatasan dengan Israel untuk mendukung sekutunya Hamas sejak perang di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober 2023.

"Tentu saja, kejahatan ini tidak akan berlalu tanpa musuh menerima hukuman dan balas dendam," kata Hizbullah dalam pernyataannya pada hari Selasa.

Hizbullah menambahkan bahwa Zahedi adalah salah satu orang pertama yang mendukung, berkorban, dan bertahan selama bertahun-tahun untuk mengembangkan dan memajukan perlawanan (Hizbullah) di Lebanon.

Sejumlah negara muslim termasuk Irak, Yordania, Oman, Pakistan, Qatar, dan Uni Emirat Arab ikut mengutuk serangan Israel.

Sementara itu di Amerika Serikat (AS), juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller menyatakan bahwa Washington prihatin terhadap segala sesuatu yang dapat meningkatkan eskalasi atau menyebabkan peningkatan konflik di kawasan.

Ketika ditanya tentang serangan itu, juru bicara militer Israel mengatakan kepada wartawan, "Kami tidak mengomentari laporan di media asing."

The New York Times dalam laporannya mengutip empat pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengakui bahwa Israel bertanggung jawab atas serangan itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya