Banjir Terjang Armenia Tewaskan 3 Orang, 2 Jembatan Tersapu Air dan 232 Warga Dievakuasi

Akibat situasi banjir Armenia tersebut, rute Vanadzor-Alaverdi-Ayrum-Bagratashen dan Dilijan-Ijevan ditutup.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 27 Mei 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Liputan6.com, Tavush - Armenia kebanjiran, sejumlah orang dilaporkan tewas akibat bencana tersebut.

Public Radio of Armenia yang dikutip Senin (27/5/2024) melaporkan setidaknya tiga orang tewas pada hari Minggu (26/5) setelah sungai-sungai di Provinsi Lori dan Tavush di utara Armenia meluap.

Tim penyelamat mengambil jenazah warga tak dikenal di dekat Jembatan Sanahin. Mereka juga menemukan jenazah Avag Avagyan (lahir tahun 1948), warga Desa Haghtanak, dari sungai dekat lapangan sepak bola di Ptghavan. Selain itu, jenazah Saribek Balyan (lahir tahun 1985) ditemukan di sungai dekat Desa Shnogh.

Banjir Armenia itu juga mengakibatkan dua jembatan tersapu air di Provinsi Tavush, satu jembatan lainnya rusak. Sementara itu, tiga rumah warga roboh, sedangkan 45 rumah, 2 hotel, 18 bangunan umum dan beberapa lainnya terendam banjir.

Akibat situasi banjir tersebut, rute Vanadzor-Alaverdi-Ayrum-Bagratashen dan Dilijan-Ijevan ditutup.

Ratusan orang dievakuasi dari berbagai pemukiman di Armenia utara.

Menurut Layanan Penyelamatan Kementerian Dalam Negeri Armenia, operasi penyelamatan terus berlanjut.

Melansir Associated Press (AP) mengutip pihak berwenang, banjir di Armenia utara yang menghancurkan jalan-jalan utama dan jembatan telah memaksa sekitar 200 orang mengungsi.

Kementerian dalam negeri negara itu mengatakan bahwa 232 orang dievakuasi dari rumah mereka.

Beberapa jembatan dan bagian jalan raya strategis yang menghubungkan negara pegunungan Kaukasus dengan Georgia hancur setelah sungai Debed meluap, kata kementerian itu.

Operator kereta api Armenia mengatakan pihaknya telah membatalkan kereta ke Georgia karena terjadi tanah longsor di jalur tersebut.

"Perdana Menteri Nikol Pashinyan menuju ke daerah yang terkena dampak banjir, tempat operasi pencarian dan penyelamatan serta upaya pemulihan darurat sedang dilakukan," kata juru bicara Perdana Menteri Nazeli Baghdasaryan di media sosial.

Sekitar 40.000 orang terkena dampak banjir setiap tahun di Armenia, yang menyebabkan kerugian PDB nasional negara itu sekitar $100 juta, menurut Bank Dunia.

Afghanistan Sebelumnya Dilanda Banjir Bandang, 50 Orang Tewas

Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Sebelumnya, sedikitnya 50 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam banjir bandang di Provinsi Baghlan, Afghanistan.

Jumlah tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Penanggulangan Bencana Alam Provinsi Baghlan Hedayatullah Hamdard, yang mengatakan jumlahnya bisa bertambah dalam beberapa hari mendatang.

Hujan lebat musiman memicu banjir dan warga tidak siap menghadapi derasnya air yang tiba-tiba, katanya, seraya menambahkan, "Cuaca saat ini sangat suram dan mungkin (hujan) akan turun lagi."

Sejak pertengahan April, banjir telah menewaskan sekitar 100 orang di 10 provinsi di Afghanistan.

Lahan pertanian termasuk yang terendam banjir, di negara di mana 80 persen dari 40 juta penduduknya bergantung pada sektor tersebut untuk bertahan hidup.

Afghanistan – yang memiliki musim dingin yang relatif kering sehingga tanahnya lebih sulit menyerap curah hujan – rentan terhadap krisis iklim.

Negara yang dilanda perang selama empat dekade ini merupakan salah satu negara termiskin di dunia dan, menurut para ilmuwan, merupakan salah satu negara yang paling tidak siap menghadapi dampak pemanasan global.

Para ahli menggarisbawahi Afghanistan hanya bertanggung jawab atas 0,06 persen emisi gas rumah kaca dunia, namun berada di peringkat keenam dalam daftar negara yang paling berisiko terkena krisis iklim.

Selain itu, menurut Bank Dunia, separuh penduduk Afghanistan hidup di bawah garis kemiskinan dan 15 juta orang mengalami kerawanan pangan.

Banjir di Brasil: 75 Orang Tewas dan 103 Hilang

Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Banjir besar di Negara Bagian Rio Grande do Sul, Brasil, menewaskan sedikitnya 75 orang selama tujuh hari terakhir. Sementara itu, 103 lainnya dilaporkan hilang. Demikian diungkapkan pemerintah setempat pada Minggu (5/4/2024).

Sedikitnya 155 orang terluka, sementara kerusakan akibat hujan memaksa lebih dari 88.000 orang mengungsi. Sekitar 16.000 orang mengungsi di sekolah, gimnasium, dan tempat penampungan sementara lainnya.

Banjir meninggalkan dampak kehancuran, termasuk tanah longsor, jalan rusak, dan jembatan runtuh di seluruh negara bagian. Operator melaporkan pemadaman listrik dan komunikasi. Lebih dari 800.000 orang hidup tanpa pasokan air, menurut badan pertahanan sipil, yang mengutip data dari perusahaan air Corsan.

Mengutip AP, Senin (6/4), ketinggian Sungai Guaiba mencapai rekor tertinggi 5,33 meter pada Minggu pagi pukul 08.00 waktu setempat, melampaui ketinggian yang terlihat pada banjir bersejarah tahun 1941, di mana ketinggian sungai saat itu mencapai 4,76 meter.

Selama misa hari Minggu sestelah banjir itu, di Vatikan Paus Fransiskus mengatakan dia berdoa untuk warga terdampak banjir di Brasil.

"Semoga Tuhan menyambut mereka yang meninggal dan menghibur keluarga mereka, serta mereka yang harus meninggalkan rumah mereka," ujarnya.

Menurut Institut Meteorologi Nasional Brasil (INMET) pada hari Kamis (2/5), Di beberapa daerah, seperti lembah, lereng gunung, dan kota, curah hujan lebih dari 300 milimeter turun dalam waktu kurang dari seminggu. Hujan lebat dimulai sejak Senin (29/4) dan diperkirakan berlangsung hingga Minggu.

Hujan lebat merupakan bencana lingkungan keempat yang terjadi di Rio Grande do Sul dalam satu tahun, menyusul banjir pada bulan Juli, September, dan November 2023 yang menewaskan 75 orang.

Banjir Bandang Terjang Kenya, 32 Orang Tewas

Ilustrasi
Ilustrasi banjir. (dok. unplash/@jonfordphotos)

Sedikitnya 32 orang tewas dan dua orang hilang setelah banjir bandang melanda hampir separuh wilayah Kenya. Sekitar 103.500 orang dilaporkan terdampak.

Kenya mengalami hujan lebat sejak pertengahan Maret, namun hujan semakin deras selama seminggu terakhir, sehingga menyebabkan banjir massal. Palang Merah Kenya mengatakan mereka telah melakukan lebih dari 188 penyelamatan sejak awal Maret.

Beberapa jalan di ibu kota Kenya, Nairobi, ditutup pada hari Rabu (24/4/2024) dan beberapa lingkungan masih terendam setelah hujan lebat terjadi seharian.

Masyarakat Palang Merah Kenya mengatakan telah menyelamatkan 18 orang di lingkungan Mathare 4A. Mereka terdampar menyusul banjir pasca hujan lebat di Nairobi.

Mereka menambahkan pihaknya juga melakukan operasi penyelamatan jiwa lainnya di wilayah lain di negara tersebut.

Dua jalan raya utama di luar Nairobi mengalami lalu lintas padat pada hari Rabu setelah banjir merendam. Otoritas Jalan Perkotaan Kenya menutup sebagian empat jalan yang terdampak parah dan memperingatkan kemungkinan banjir di dua jalan lainnya.

"Polisi lalu lintas dan tim teknis kami berada di lapangan untuk mengarahkan lalu lintas dan meningkatkan keselamatan pengendara," sebut pernyataan otoritas terkait.

Kenya Railways menghentikan layanan kereta komuter secara nasional.

"Kami terpaksa mengambil tindakan pencegahan ini karena keselamatan pelanggan kami selalu menjadi hal terpenting bagi kami," ujar pihak operator.

Departemen Meteorologi Kenya memperingatkan akan adanya hujan lebat hingga sangat deras di beberapa bagian negara itu dalam pembaruan pada hari Rabu.

"Hujan yang berkelanjutan diperkirakan terjadi di berbagai wilayah di negara ini seperti yang ditunjukkan dalam peta prakiraan curah hujan pada hari Rabu dan Kamis," ungkap Departemen Meteorologi Kenya.

Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya