Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa gajah liar Afrika kemungkinan memanggil sesama kawanannya menggunakan panggilan khusus yang menyerupai nama pribadi seperti manusia.
Meskipun lumba-lumba diketahui memanggil satu sama lain dengan menirukan peluit khas lumba-lumba yang ingin mereka sapa, dan burung beo diketahui menyapa satu sama lain dengan cara yang sama, gajah Afrika di Kenya mungkin melakukan lebih lagi dalam mengidentifikasi satu sama lain.
Baca Juga
Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology and Evolution, Senin (10/6/2024), gajah-gajah ini belajar, mengenali dan menggunakan panggilan individual seperti nama untuk memanggil gajah lain yang sejenis, tanpa menggunakan peniruan.
Advertisement
Dilansir CNN, Jumat (14/6/2024), jenis panggilan gajah yang paling umum adalah suara gemuruh, yang terdiri dari tiga subkategori. Yang disebut gemuruh kontak digunakan untuk memanggil gajah lain yang berada jauh atau tidak terlihat. Gemuruh salam digunakan ketika gajah lain berada dalam jarak bersentuhan.
Menurut penelitian, suara gemuruh pengasuh digunakan oleh remaja atau betina dewasa terhadap anak yang dirawatnya.
Â
Pengamatan Suara Gemuruh
Para peneliti mengamati ketiga jenis suara gemuruh tersebut, menggunakan model pembelajaran mesin untuk menganalisis rekaman 469 panggilan yang dibuat oleh kelompok liar betina dan anakan di Taman Nasional Amboseli dan Cagar Alam Samburu dan Buffalo Springs antara tahun 1986 dan 2022. Buktinya, semua gajah bisa melakukannya.
"Jika panggilan tersebut terdengar seperti nama, maka Anda harus dapat mengetahui kepada siapa panggilan tersebut ditujukan hanya dari fitur akustik panggilan itu sendiri," kata penulis utama studi sekaligus seorang ahli perilaku hewan dan rekan pascadoktoral di Cornell University di New York, Mickey Pardo.
Para peneliti menemukan bahwa struktur akustik panggilan bervariasi tergantung pada siapa target panggilan tersebut.
Advertisement
Kemampuan Gajah Berpikir Abstrak
Lebih lanjut, Pardo menambahkan bahwa penelitian tersebut "memberi tahu kita sesuatu tentang kemampuan kognitif gajah karena jika gajah menyapa satu sama lain dengan cara ini, pada dasarnya mereka akan memberikan nama untuk satu sama lain."
"Hal ini menyiratkan adanya kapasitas untuk berpikir abstrak – mereka harus mampu mempelajari suara sewenang-wenang ini dan mengasosiasikannya dengan orang lain dan pada dasarnya saling memanggil nama," jelas Pardo.
Coen Elemans, seorang profesor bioakustik di Universitas Southern Denmark yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyebut temuan ini "sangat menarik karena penggunaan nama yang tidak diketahui pada hewan."
"Pada beberapa hewan, seperti burung beo dan lumba-lumba, individu dapat memiliki panggilan tertentu yang coba ditiru oleh hewan lain, tapi itu tidak setara dengan nama manusia," kata Elemans.
Evolusi Bahasa
Menurut penelitian, gajah menjalin ikatan sosial yang bervariasi seumur hidup mereka dengan banyak individu dan sering kali terpisah dari pasangan sosial mereka yang dekat.
Ini artinya, beberapa panggilan dapat digunakan untuk menarik perhatian seseorang yang berada jauh, sedangkan panggilan jarak dekat mungkin digunakan untuk memperkuat ikatan sosial, serupa dengan ketika manusia merespons secara lebih positif dan kooperatif ketika seseorang mengingat namanya.
Advertisement