Begini Analisa Ilmuwan AS yang Khawatir Penyebaran Flu Burung Jadi Pandemi Baru

Dalam beberapa bulan terakhir, penyakit flu burung telah menyebar ke 129 kelompok sapi di 12 negara bagian. Para ahli juga telah mengidentifikasi penyakit ini pada mamalia lain, mulai dari alpaka hingga kucing rumahan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Jul 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2024, 20:40 WIB
Ilustrasi Kandang Ayam
Ilustrasi flu burung. (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Pennsylvania - Para ilmuwan yang mempelajari penyebaran flu burung di Amerika Serikat mengatakan mereka khawatir akan kurangnya data dalam melacak virus yang disebut Tipe A H5N1 itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, penyakit ini telah menyebar ke 129 kelompok sapi di 12 negara bagian. Para ahli juga telah mengidentifikasi penyakit ini pada mamalia lain, mulai dari alpaka hingga kucing rumahan.

Para ilmuwan khawatir dengan meningkatnya kasus flu burung di antara sapi. Mereka mengatakan peningkatan ini mungkin berarti virus telah berubah. Mereka mengatakan perubahan seperti itu bisa mempermudah penyebaran virus dari hewan ke manusia.

Tiga orang di AS dinyatakan positif mengidap flu burung H5N1 sejak akhir Maret setelah melakukan kontak dekat dengan sapi.

"Ancaman pandemi (H5N1) saat ini rendah namun bisa meningkat dengan cepat," ujar Scott Hensley, profesor mikrobiologi di Universitas Pennsylvania seperti dikutip dari VOA News, Kamis (11/7/2024).

Para pejabat kesehatan mengatakan semakin dini mereka mengetahui adanya kasus infeksi H5N1 pada manusia, semakin cepat mereka dapat mengambil tindakan untuk mengurangi penyebarannya.

Pemerintah AS melakukan tes virus pada sapi. Namun, pengujian tersebut saat ini terbatas pada sapi yang melintasi perbatasan negara. Pejabat kesehatan pemerintah dan pakar pandemi flu mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sangat sedikit pengujian terhadap orang yang melakukan kontak dengan ternak yang sakit.

 

 

Risiko Rendah Penularan Terhadap Manusia

Penyakit Flu Burung
Ilustrasi Pemeriksaan Laboratorium Credit: pexels.com/cottonbro

Badan kesehatan manusia dan hewan terkadang berbeda dalam cara menangani flu. Para ahli mengatakan perbedaan-perbedaan ini dapat mempersulit respons cepat terhadap wabah penyakit.

Namun, juru bicara Departemen Pertanian AS mengatakan bahwa lembaga tersebut bekerja "sepanjang waktu" dengan Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) dalam "respons seluruh pemerintah".

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa penelitian menunjukkan "persediaan makanan Amerika masih aman. Sapi yang sakit umumnya pulih setelah beberapa minggu, dan risiko terhadap kesehatan manusia tetap rendah."

Beberapa pandemi, termasuk COVID-19, terjadi tanpa peringatan apa pun. Dalam pandemi flu terakhir yang disebabkan oleh H1N1 pada tahun 2009, virus ini pertama kali menyebar di antara hewan selama beberapa tahun, kata Scott Hensley, profesor mikrobiologi di Universitas Pennsylvania.

Namun Hensley menambahkan bahwa lebih banyak pelacakan terhadap virus ini akan membantu para pejabat kesehatan mempersiapkan diri.

CDC memperkirakan antara 150.000 hingga setengah juta orang meninggal di seluruh dunia selama pandemi tahun 2009.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada bukti H5N1 menyebar dari manusia ke manusia. Oleh karena itu, WHO mengatakan risiko terhadap manusia saat ini rendah.

Wenqing Zhang adalah kepala badan Kesiapsiagaan Influenza Global WHO. Dia mengatakan organisasi kesehatan mempunyai cara untuk meluncurkan produksi tes, perawatan, dan vaksin dalam jumlah besar jika diperlukan.

Peternakan Unggas di Iowa Musnahkan 4,2 Juta Ekor Ayam Akibat Temuan Kasus Flu Burung

Ilustrasi Kandang Ayam
Ilustrasi Ayam (sumber: Pixabay)

Bicara soal flu burung, lebih dari empat juta ekor ayam di Iowa harus dimusnahkan setelah terdeteksi adanya kasus flu burung. Demikian pengumuman yang diberikan negara bagian tersebut pada Selasa, (28/5/2024)

Para petugas sedang dalam proses membunuh 4,2 juta ekor ayam setelah penyakit ini ditemukan di sebuah peternakan yang berlokasi di Sioux County, Iowa.

Virus ini merupakan wabah terbaru dari wabah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun sebelumnya. Dan sekarang, virus ini juga menyerang sapi perah. Seperti dilansir dari NBC News, Rabu (5/6).

Virus ini dikonfirmasi di sebuah peternakan telur ayam di sebelah barat Minneapolis, Minnesota yang menyebabkan pembantaian kepada hampir 1,4 juta ekor ayam.

Secara keseluruhan, 92,34 juta unggas telah terbunuh sejak wabah penyakit ini dimulai pada tahun 2022, menurut Departemen Pertanian AS.

Meskipun wabah flu burung ini telah menjadi penyakit yang umum di antara unggas, penyebarannya ke sapi telah menambah kekhawatiran kita tentang penyakit ini.

Pada Mei 2024, seorang pekerja peternakan sapi perah kedua didiagnosis menderita flu burung, dan virus tersebut terdeteksi pada daging dan susu sapi. Virus ini telah dikonfirmasi pada peternakan sapi perah di sembilan negara bagian.

Meskipun wabah ini semakin besar, para pejabat kesehatan dan pertanian menjelaskan bahwa risiko penularannya terhadap masyarakat tetap rendah.

Departemen Pertanian AS mengatakan bahwa daging dari seekor sapi perah yang sakit tidak diizinkan masuk ke dalam pasokan makanan negara, jadi daging sapi tetap aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Para pekerja yang terpapar dengan hewan yang terinfeksi memiliki risiko yang lebih tinggi. Tiga kasus yang dikonfirmasi pada manusia di Amerika Serikat meliputi dua pekerja pabrik susu dan seorang pria yang bekerja sebagai penyembelih unggas yang terinfeksi di peternakan unggas. 

Deteksi Kasus Flu Burung, Jepang Bunuh 40.000 Unggas

Ayam
Ilustrasi flu burung. (Pexels/Alex Kinkate)

Selain di Amerika Serikat, Pihak berwenang di barat daya Jepang pada Sabtu 25 November 2023 bergegas membendung wabah flu burung pertama musim ini, dengan mengidentifikasi sekitar 40.000 unggas untuk dimusnahkan dan menerapkan tindakan karantina di peternakan terdekat.

Mengutip Kyodo News, Minggu (26/11/2023), jenis virus yang sangat menular diketahui terdeteksi di sebuah peternakan unggas di Kashima, Prefektur Saga, sehingga mendorong otoritas prefektur dan nasional di sekitarnya untuk membentuk satuan tugas.

NHK menyebut jenis flu burung yang terdeteksi patogen tipe H5.

Pemerintah Prefektur Saga mengatakan pada Sabtu pagi bahwa kasus flu burung dikonfirmasi di sebuah peternakan di Kashima, dan pemusnahan 40.000 unggas diperkirakan selesai pada Minggu pagi waktu setempat.

Adapun pergerakan sekitar 255.000 unggas di 12 peternakan unggas yang terletak dalam radius 10 kilometer dari pusat wabah dan produk terkait seperti telur dibatasi, sementara lokasi desinfeksi kendaraan didirikan di seluruh prefektur.

Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Ichiro Miyashita mengatakan pada pertemuan gugus tugas kementeriannya bahwa tindakan cepat akan diambil untuk memerangi virus ini, termasuk dengan mengirimkan tim survei epidemiologi.

Menurut otoritas prefektur Saga, peningkatan jumlah ayam yang mati dilaporkan pada hari Jumat, dan hasil dari dua tes dasar menunjukkan positif. Tes genetik kemudian mengkonfirmasi keberadaan virus tersebut.

 

Infografis Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi
Infografis Tips Perawatan Rambut di Masa Pandemi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya