Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita di Brasil mengabdikan hidupnya untuk menangkap pembunuh sang ayah akhirnya berhasil membawa keadilan bagi keluarganya setelah 25 tahun berlalu sejak pembunuhan tersebut.
Dilansir Oddity Central, Selasa (15/10/2024), kisah ini dimulai pada 16 Februari 1999, ketika Givaldo José Vicente de Deus ditembak mati setelah terlibat pertengkaran di sebuah bar di Kota Boa Vista, Brasil.
Baca Juga
Givaldo terlibat argumen dengan Raimundo Alves Gomes terkait utang sebesar 150 real Brasil (sekitar Rp451 ribu pada tahun 1999).
Advertisement
Setelah meninggalkan bar selama beberapa menit, Gomes kembali dengan senjata dan menembak Givaldo di kepala dari jarak dekat. Ia melarikan diri dari tempat kejadian, dan meskipun surat perintah penangkapan dikeluarkan, Gomes tidak pernah tertangkap.
Keluarga Givaldo yang berduka tidak pernah kehilangan harapan untuk membawa pembunuhnya ke pengadilan.
Anak perempuan tertua Givaldo, Gislayne Silva de Deus, yang saat itu baru berusia sembilan tahun, bertekad untuk menangkap Gomes.
"Kami ditinggalkan dengan keluarga yang hancur, dan ibu kami harus berjuang keras untuk membesarkan kami. Peristiwa ini bisa saja mengarahkan kami ke jalan yang salah, tetapi ibu selalu mengajarkan kami untuk mengikuti jalan yang benar," ungkap Gislayne.
Tekad Jadi Polisi
Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, Gislayne membantu sangibu merawat adik-adiknya sambil tetap fokus pada studinya.
Setelah lulus SMA, ia diterima di fakultas hukum dan menjadi pengacara tujuh tahun kemudian. Namun, pada tahun 2022, ia memutuskan untuk meninggalkan karir hukumnya dan menjadi polisi.
Dua tahun kemudian, pada 19 Juli 2024, ia lulus ujian dan resmi diangkat sebagai penyelidik Polisi Negara Bagian.
Advertisement
Berhasil Menangkap Pembunuh Ayahnya
Setelah bergabung dengan Divisi Homicide (Pembunuhan), Gislayne meminta penugasan untuk mengejar Raimundo Alves Gomes.
Pada 25 September 2024, hanya dua bulan setelah memulai karirnya sebagai polisi, Gislayne berhasil menangkap Gomes yang bersembunyi di sebuah peternakan di daerah Nova Cidade dekat Boa Vista.
"Ketika saya melihatnya di kantor polisi, saya memberi tahu siapa saya dan bahwa saya bertanggung jawab atas pelaksanaan surat perintah penangkapannya," kata Gislayne.
"Saya berbagi berita ini dengan keluarga saya, dan semua orang merasa damai dan mendapatkan keadilan. Kami menunggu lama sekali, dan meskipun kami tidak percaya, akhirnya kami mencapai momen ini."
Tak Mampu Menahan Air Mata
Gislayne tidak bisa menahan air matanya saat menghadapi pria yang bertanggung jawab atas kematian sang ayah.
"Ketika saya melihat orang yang bertanggung jawab atas kematian ayah saya akhirnya diborgol, saya tidak bisa menahan air mata. Itu adalah ledakan perasaan yang berubah menjadi air mata lega," ujarnya.
Kisah Gislayne dan dedikasinya untuk menghormati sang ayah serta membawa kedamaian bagi keluarganya telah menyentuh hati jutaan orang di Brasil dan seluruh Amerika Selatan, sejak berita ini pertama kali dilaporkan.
Advertisement